Sampai di lorong depan bidang umum, Risa melepaskan gamitannya. "Haduh pakk.. saya takut tauk kalau digosipin." Protesnya.
Abim langsung waspada. "Sssttt.. jangan keras-keras dong.. udah yang penting kamu diam saja. Gak perlu takut kalau sama saya."
Risa berdecak. "Pak Abim ini ngapain sih sebenarnya nyuruh pura-pura saya biar dikira pacarnya bapak?" Kesal Risa yang kali ini menurunkan volume suaranya.
"Haduh.. kan saya udah beritahu kamu. Saya pengen nguji satu perempuan yang saya taksir disini. Nadira. Perempuan yang tadi."
Risa mendengus. "Iya saya tahu sih bapak juga udah ngasih tahu mulu dari kemarin. "
"Oh iya. Menurut kamu gimana reaksinya lihat kamu gamit lengan saya terus?" Tanya Abim meminta pendapat.
"Menurut saya kok biasa-biasa saja ya pak.. cuman sesekali dia ngelirik tangan saya yang gamit lengan bapak. Abis itu dia juga nggak kikuk atau memperlihatkan gerakan yang gelisah." Jelas Risa.
"Yah.. masa dia nggak berpikir kita pasangan ya? Kamu sih diam saja.."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com