Hari-hari kerja dilalui dengan lancar seperti biasanya. Nadira kini tinggal di rumahnya, alias rumah orang tuanya lagi kalau Abim belum ke Jakarta Selatan. Perasaan Nadira rasanya jauh lebih baik ketika berada di rumahnya sendiri selama lima hari ini.
Dira merasa tidak pernah sendirian. Semua yang ada di rumah juga memperhatikan dirinya, semuanya saling perhatian. Bahkan Dela yang tengah hamil muda itu sangat rajin mengingatkan Nadira untuk makan dan olahraga. Rasanya Nadira jadi bersalah sempat menaruh rasa iri tentang kehamilan Dela.
"Maa.. nggak usah ya telpon Mas Abim.. aku bisa kok ajak dia bicara sendiri. Biasanya habis isya' nanti kita telponan." Pinta Nadira dengan menggerutu dari tadi. Ponselnya ditahan oleh Meisya karena jaga-jaga kalau ada telpon dari Abim, akan langsung diangkat oleh Meisya.
"Nggak, Mama mau bicara sendiri sama dia." Tegas Meisya.
"Dia sibuk Maa.. kan kasian habis pulang lembur."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com