"Hemmm, iya deh Suhu emang tahu banyak," sindir Hana.
Dan tiba-tiba pintu kamar Arsya terbuka. Hana dan Arsya menoleh pada si pembuka pintu.
Yang datang itu adalah Radit. Dia membawa pesanan yang diminta Hana.
Arsya melihat pada Hana yang senyam senyum.
"Dasar perut karet!" sindir Arsya.
Radit pun mendekati mereka. Dia langsung menyimpannya di meja.
"Thanks a lot," ucap Arsya. Dia memerhatikan wajah sang adik tirinya itu.
Wajah Radit tanpa ekspresi. Dan dia juga hanya mengangguk. Seperti orang yang sangat pelit untuk sekadar berbicara.
Lalu, Radit pun pergi seraya merlihat pada Hana. Hana tersenyum lebar padanya.
Tapi karena Radit menatap Hana judes, Hana jadi ciut dan dia pun melihat pada Arsya. Arsya tertawa. Wajah Hana yang merasa malu itu ditekuk sangat dalam.
Hana lalu memukul Arsya. Arsya kembali kesakitan karena tingkah Hana yang selalu tidak mempertimbangkan cedera yang Arsya derita.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com