Keesokan harinya masih di kampung Sarilamak, jam 6, Cia dibangunkan oleh Nia dan Arfah.
"Cia, bangun lah kita jogging yuk!" Ajak Arfah sambil msnggoyangkan badan Cia.
"Iya nih kita jogging biar sehat" Tambah Nia.
"Issh aku ngantuk lah kak, Nia" Jawab Cia masih dengan mata tertutup.
"Kita jogging sama yang lain, papa dan bunda kamu juga ikut loh" Ujar Arfah.
"Ya harus dong, kita foto-foto di kantor bupati yuk!" Tambah Nia.
Mau tak mau, Cia pun terbangun dan duduk untuk mengumpulkan nyawanya.
"Sudah jangan lupa ya cuci muka dulu atau gak sunscreen" Ujar Arfah dan Cia mengangguk lemah sambil menguap. Lalu dia turun dari ranjangnya dan keluar ke kamar mandi. Di sana, ada nenek yang menyapanya. Neneknya itu duduk sambil menonton TV.
"Eh lah bangun nak?" Tanya neneknya yang sudah beranjak dari duduknya. Wanita tua renta itu mengelus rambut cucunya lembut.
Yang ditanya hanya mengangguk lalu gadis itu berjalan ke kamar mandi. Ketika Cia membelakanginya, neneknya tersenyum tipis lalu kembali duduk untuk menonton TV. Lalu Cia sudah kembali dan masuk ke dalam kamarnya untuk memakai jaket yang gak terlalu tebal, celana panjang kulot, rambut diikat dan tak lupa memakai sunscreen dan body lotion serta dengan membagi kepada 2 saudarinya.
"Apa kalian siap, dek?" Tanya Arfah.
"Siap kak" Balas Nia dengan semangat dan Cia lesu bahkan berkali-kali menguap. Langsung Arfah dan Nia menggandeng Cia dikanan kirinya serta mereka keluar dari rumahnya.
Di luar rumah sampai di luar warung itu awalnya mereka berjalan santai lalu di pinggir jalan, mereka mulai jalan secara pisah. Arfah dan Nia berada di depan Cia sedangkan Cia hanya berjalan malas.
Lalu sampai di kantor bupati, mereka berhenti dan duduk sambil berbincang-bincang.
"Eh Cia, kok kamu malas sih untuk jogging?" Tanya Nia.
"Iya nih anak anggota cheers harus semangat dong supaya gak keseleo kalo ikut perform" Tambah Arfah.
Iya sih tapi kan aku ingin tidur nyenyak" Omel Cia sambil menghentakkan kakinya kesal. Bukannya ilfil, tapi kedua saudari sepupunya malah ketawa.
"Kok ketawa sih?" Protes Cia.
"Itulah kamu itu jangan begadang nonton drakor" Kata Arfah tenang.
"Sudah ayo, kita selfie!" Ajak Nia dan lagi-lagi mereka menarik tangannya dan Cia mau tak mau ikut kedua saudarinya. Mereka berfoto di luaran kantor itu dan gak banyak orang yang jogging di kantor bupati.
Mereka berpuas-puas berfoto di kantor bupati, mereka pergi dari sana untuk kembali jogging.
Mereka berjalan dan tetap berjalan sampai ke sebuah gang yang terdapat sebuah rumah yang sederhana namun cantik itu. Mereka berdiri di teras rumah itu dan Arfah mengetyk pintu itu.
"Kak ngapain kita ke rumah kak Nisa?" Tanya Cia.
"Kita hanya silaturahmi sekaligus kita mau makan dan minum, hehehe" Jawab Arfah sambil ketawa nyengir.
"Iya tuh biasanya kita habis jogging langsung ke sini" Tambah Nia.
Lalu pintu itupun terbuka dan terlihat seorang wanita yang sekitar berusia 40 tahunan itu yang tersenyum menatap ketiga gadis itu, lalu menyuruh ketiganya masuk dan duduk di sofa.
"Oh ada Cia di sini?" Tanya wanita itu dengan tersenyum ramah.
"Iya mah, ini baru pertama kali diajak jogging sama mereka" Jawab Cia dan terlihat Nia dan Arfah tertawa pelan.
"Tunggu ya anak-anak, mama buatkan kalian minuman dan makanan" Ujarnya dan ketiganya mengangguk setuju.
Sepeninggal wanita itu, ketiganya menunggu sambil berbincang-bincang. Ketika duduk, keluar seorang cowok remaja yang baru bangun dari tidurnya. Sontak ketiganya menatap cowok itu dan menyapanya.
"Oh Fiz, baru bangun ya?" Tanya Arfah.
"Hmmm. Kalian habis jogging ya?" Tanya cowok itu yang ternyata namanya Hafiz. Hafiz di dekat Arfah.
"Eh ada uni Cia" Kata Hafiz menyapa Cia dan Cia hanya tersenyum hangat kepada adik sepupunya, anak dari wanita tadi.
Lalu datang seorang wanita tadi dengan membawa 3 gelas dan makanan kue kecil lalu ditaruh ke atas meja. Kembali lagi, wanita itu duduk di sofa di samping Cia. Wanita itu namanya Melly atau dipanggil mama Melly. Mama Melly adalah anak ke lima dari 9 bersaudara dan punya 3 anak yang terdiri dari 2 perempuan dan 1 laki-laki yang namanya Hafiz.
"Oh ya mama dengar kamu mau perform Cheerleader kan?" Tanya mama Melly ke Cia.
"Iya besok mah" Jawab Cia setelah minum minuman sirup rasa jeruk.
"Waduh asyik itu nak. Jam berapa mulainya?" Tanya mama Melly dengan antusias.
"Sekitar jam 8 malam" Jawab Cia.
"Beneran kayak konser ya nak" Kata mama Melly.
"Oh ya disana juga ada boygroup Korea yang baru debut loh ma" Tambah Nia antusias.
"Iya dan konsernya gratis karena pemerintah yang akan membiayainya" Tambah Arfah.
Tiba-tiba bunyi notifikasi dari HP Cia. Dan ternyata itu adalah chat grup WA.
"Guys, selamat pagi, sekarang kita latihan ya jam 1 siang. Kita full sampai jam 4 sore"
"Waduh latihan nanti siang nih" Gumam Cia melotot kaget. Mendengar gumaman Cia, keempatnya termasuk mama Melly mendekati Cia.
"Kenapa nak?" Tanya mama Melly.
"Iya apaan itu?" Tanya Nia.
"Latihan nanti?" Tanya Arfah.
"Wah latihan lagi ya uni?" Tanya Hafiz. Dia memanggil Cia uni karena Hafiz diketahui lahir tahun 2003.
"Iya latihan nanti jam 1 manatahu untuk terakhir kalinya" Jelas Cia.
"Oh ya kan gak untuk sekolah, jadi bisa keluar gak dari anggota cheerleader?" Tanya Nia.
"Kalo keluar boleh tapi kalo mau stay gak masalah" Jawab Cia dan yang lainnya mengangguk.
"Oh ya nak, rencananya mau keluar atau stay?" Tanya mama Melly.
"Rencananya mau stay karena betah menjadi anggota cheers tapi aku khawatir sama kuliahku bisa gak kujalani jika perform diadakan" Jelas Cia.
"Bukan karena papa dan bunda kamu kan Cia?" Tanya Nia.
"Gak kok Nia. Mereka pasti support karena ini adalah hidup yang harus kujalani asalkan aku bisa menjalankannya" Jelas Cia dan yang lainnya yang mendengar itu, hanya tersenyum hangat.
Tak lama kemudian, mereka pamit untuk pulang ke rumah karena Cia juga harus pulang ke kampung bundanya.
Mereka berjalan santai sambil membawa makanan kecil dari mama Melly. Mereka pulang jam setengah 8 pagi. Sampai di sana, mereka disuruh makan di warung bundanya Nia dan Arfah. Dan juga disana ada papa dan bunda Cia. Cia langsung duduk didekat keduanya.
"Gimana dengan joggingnya?" Tanya papanya sambil makan lontong kuah.
"Bagus pah gak terlalu capek juga" Jawab Cia agak lesu.
"Padahal kak Arfah dan Nia pernah bilang kalian ikut tapi ternyata gak" Tambah Cia dengan mulut manyun. Dan orang tuanya ketawa ngakak begitupun yang lainnya termasuk bunda Arfah dan Nia.
"Mungkin mereka jadikan kita berdua alasan supaya kamu mau tapi kalo tanpa kita mah kamu bodoh amat" Kata bundanya tenang dan Cia hanya mengangguk mengiyakan. Lalu datang semangkuk makanan buat Cia yaitu lotek.
"Terima kasih bunda" Kata Cia kepada bunda Merry, bunda Arfah dan Nia.
"Iya sama-sama sayang" Balas bunda Merry sambil tersenyum manis. Lalu wanita hijab panjang ungu itu duduk didekat kedua anaknya yang lagi makan.
Selesai makan dan cuci piring, mereka pamit pulang ke kampung Simalanggang. Dan tak lupa menyalami tangan nenek, saudara, dan sepupu.
Perjalanan pun dimulai. Perjalanan yang agak jauh dengan menggunakan sepeda motor hasil pinjaman dari keluarga sepupu bundanya Cia.
Akhirnya mereka sampai di rumah ibunya dari bunda Cia. Mereka memberikan oleh-oleh dari rumah papa Nanda. Kebetulan Cia ketemu sama Intan, kakak Zura.
"Oh Intan. Kapan sampainya?" Tanya Cia.
"Pagi tadi ni, dari Sarilamak ya?" Kata Intan.
"Iya dari Sarilamak. Oh ya pasti besok mau lihat uni tampil kan?" Tanya Cia.
"Iya lah mau lihat soalnya keren banget padahal uni orangnya mageran" Balas Intan sambil ketawa usil.
"Yeah, tapi kan sudah dipelajari dari uni kelas 2 SMA dulu" Protes Cia tak terima. Lalu keduanya masuk ke kamar. Zura tidak ikut bergabung karena lagi sekolah. Zura sekolah di MAN 2 kota Payakumbuh.