"Ayo kita lanjut lagi!" Kata Cia lalu menggandeng keduanya.
Sepeninggal ketiganya, ternyata Jinyoung berada di toko ranjang tidur. Dia berpura-pura melihat-lihat ranjang itu dan di sampingnya ada seorang pria berjaket dan itu adalah managernya.
"Kenapa kau disini?" Tanya manager itu kepada Jinyoung.
"Oh itu aku hampir ketahuan makanya aku disini" Jawab Jinyoung berbisik.
"Oh bagus sekali ya ranjangnya ya. Aku mau beli lah untuk istriku dirumah" Kata manager itu kagum melihat sebuah ranjang yang terbuat dari besi.
"Memangnya bisa dikirim sampai ke korea?" Tanya manager itu bingung.
"Biar kutanya dulu" Ujar Jinyoung dan manager itu mengangguk.
"Permisi nyonya. Apakah ini bisa dikirim ke Korea selatan?" Tanya Jinyoung.
"Oh ya Pak. Bisakah Anda mencatat alamat rumah Anda di negara Anda? " Ujar seorang wanita berhijab menyerahkan sebuah buku kecil dan manager itu menulis identitas pembelian dan juga membayar ranjang untuk diantarkan ke Korea Selatan. Harga ranjang itu adalah Rp1.400.000.
Setelah dibayar, mereka pergi dari sana dan belanja keperluan lain. Dan mereka sampai di rak bagian kebutuhan rumah tangga dan lagi-lagi bertemu dengan Cia. Lalu mereka berdua bertatapan dan tangan kanan masih mengambil body lotion.
"Oh!" Ucap mereka bertatapan.
"Kamu lagi?" Tanya Jinyoung
"Oh maaf oppa" Kata Cia sambil menunduk.
"Apa kamu mengambil ini?" Tanya Jinyoung sambil menunjuk body lotion yang terletak di rak. Merek body lotion itu adalah Marina.
"Tentu saja. Apa boleh aku ambil ini?" Tanya Cia.
"Tenang saja. Kamu boleh ambil ini" Jawab Jinyoung dan Cia tersenyum tipis dan mengambil 2 body lotion dan dimasukkan kedalam keranjang. Dan Jinyoung pun mengambilnya juga.
"Kamu ingin ?" Tanya Cia.
"Iya. Apa aku salah?" Tanya Jinyoung bingung.
"Ya, body lotion itu bukan untuk pria sepertimu tapi ini hanya untuk wanita. Anda bisa mengambilnya ini
(menunjukkan body lotion merek Vaseline). Lihat itu Vaseline men! " Ujarnya dan Jinyoung menganggukkan kepalanya mengerti.
"Oh terima kasih" Jawabnya lalu mengambilnya dari tangan Cia.
"Dimana temanmu?" Tanya Jinyoung.
"Itu bukan temanku. Tapi sepupu perempuanku" Jawabnya dan Jinyoung hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Dimana sepupumu?" Tanya Jinyoung lagi.
"Oh mereka belanja di rak belakang" Jawab Cia.
"Bagaimana denganmu? Dimana temanmu?" Tanya Cia.
"mereka ada di hotel. Kami bermain game dan saya kalah jadi saya membelinya di sini" Jelas Jinyoung dan Cia mengangguk.
Tiba-tiba Nia dan Arfah memanggil Cia dan langsung Jinyoung pergi menarik manajer untuk pergi ke sana.
"Cia, sudah selesai?" Tanya Arfah.
"Sudah kak" Jawab Cia dan mereka kembali berjalan setelah mengambil 2 body lotion dan cosmetik lainnya seperti parfum, sabun, dan deodorant. Lalu mereka bertiga membayar masing-masing di kasir.
Mereka beralih ke rak pakaian.
"Oh ya kita mau beli apa ya?" Tanya Nia.
"Oh kita beli sweater couple yuk!" Ajak Cia dan keduanya mengangguk setuju. Dan harga s
sweater rajut itu Rp50.000. Cia memilih warna pink, Nia memilih warna hitam, dan Arfah memilih warna merah. Masing-masing mereka mencobanya di ruang ganti baju. Setelah mencobanya, mereka berselfi dan upload ke sosial media. Setelah dirasa cocok, ketiganya membayar masing-masing di kasir.
Setelah membayar, ketiganya melanjutkan belanja perhiasan. Di sana, mereka melihat-lihat, mengambil dan berselfi. Cia membeli jepit rambut, ikat rambut, dan juga dia tertarik membeli topi kelinci yang bisa digerakkan kedua telinganya.
"Eh kalian tahu gak topi kelinci itu kak, Nia?" Tanya Cia.
"Oh itu. Kamu mau beli?" Tanya Arfah dan Cia mengangguk.
"Beli saja lah kami gak" Balas Nia dan langsung Cia mengambil topi kelinci itu yang berwarna pink karena dia penggemar warna pink. Dan untunglah dia bisa mengambilnya walaupun gadis itu bertubuh pendek sekitar 155 cm.
Dia langsung memakainya di kepalanya serta menyuruh 2 saudarinya memotonya dengan hpnya. Yang memotokannya adalah Arfah.
"Kak fotokan aku dengan ini ya?" Pinta Cia sambil menyerahkan hpnya ke Arfah.
"Oke dek" Jawab Arfah menerima HP dan siap memoto adik sepupunya sedangkan Nia sibuk melihat-lihat aksesoris cantik bahkan mengambilnya untuk dibayar di kasir.
Selesai berfoto, Cia mengambil kembali hpnya dan tak lupa bilang berterima kasih dan Arfah hanya menganggukkan kepalanya.
Selesai di rak aksesoris, ketiganya kembali membayar di kasir dan keluar dengan membawa barang belanjaan yang lumayan banyak.
"Hei dek kita sudahi saja yuk, pasti ayah kita nunggu lama" Ujar Arfah.
"Iya nih capek banget jajan seharian" Balas Cia dengan muka melas.
"Iya tuh mana sudah sampai di jam sembilan lagi" Tambah Nia.
"Oke yuk!" Ajak Arfah dan ketiganya kembali menemui ayah mereka di restoran. Tapi ketika sampai di warung makan, ketiganya berhenti.
"Eh lapar nih, kita beli makan yuk!" Pinta Cia.
"Kalian lapar gak?" Tanya Cia.
"Iya kita lapar nih mana kita makan sedikit di rumah" Jawab Nia sambil memegangi perutnya.
"Aku juga" Jawab Arfah dan ketiganya masuk ke warung kecil yang menjual pentol, bakso kuah dan tteokbokki.
"Saking laparnya, mereka membeli ketiga makanan itu dengan harga Rp10.000 serta membeli minuman dingin supaya tidak kepedasan. Cia memesan minuman cappucino, Nia memesan minuman pop Ice rasa strawberry dan Arfah rasa red velvet. Mereka makan di tempat yang sudah disediakan.
Ketika mereka makan, mereka diperhatikan oleh kakak cewek penjual.
"Mereka makannya banyak tapi tetap saja langsing ya"
"Iya benar dan cewek berambut cokelat gelap panjang itu cantik ya"
"Iya mana lahap lagi makannya, kayak artis Korea"
"Kita foto yuk biar jadi viral dianya" Ujar cewek yang berhijab itu. Lalu diam-diam mereka memoto Cia yang asyik makan tapi gak sadar.
Selesai makan, ketiga gadis itu membayar makanan dan minuman yang dibeli itu. Lalu pemilik warung itu memuji Cia dan berbincang-bincang dengannya.
"Oh ya kak usia kakak berapa?" Tanya wanita itu.
"Oh saya? Saya berusia 18 tahun kak" Jawab Cia dengan tersenyum ramah.
"Tapi kakak cocok deh jadi artis gitu atau seperti artis Korea" Kata wanita itu.
"Iya kak dia mau jadi artis gitu mana dia mau kuliah di Korsel" Timpal Nia dengan tersenyum iseng.
"Lah malah dikasih tahu!" Protes Cia dan kedua saudarinya tersenyum.
"Iya saya memang rencananya kuliah di Korsel bukan untuk jadi artis tapi untuk menimba ilmu kak" Jelas Cia.
"Tapi saya yakin deh suatu saat kakak jadi artis gitu" Ujar kakak itu dan Cia tersenyum maklum.
Lalu ketiganya pergi dari sana untuk kembali ke tempat sang ayah. Sesampainya di sana, mereka disambut oleh sang ayah yang berada di parkiran mobil.
"Maaf yah kita tadi makan di warung kecil karena lapar" Jelas Arfah.
"Oh kalian belum makan kah?" Tanya ayahnya Arfah dan Nia, khawatir.
"Sudah yah tapi sedikit karena terburu-buru ke sini" Jelas Nia.
"Yasudah deh ayo kita masuk pasti keluarga yang lainnya menunggu" Ujar papa Nanda lalu menggandeng tangan Cia. Lalu mereka masuk ke dalam mobil untuk kembali ke rumah.
Sampai di rumah, mereka disambut oleh sang nenek, bunda Cia dan bunda Arfah dan Nia.
"Ya Allah kok lama nya di sana?" Tanya bunda Cia khawatir.
"Kami bertiga makan di warung karena di rumah sedikit mana harus buru-buru di suruh papa" Jawab Cia dan bundanya menatap tajam ke arah suaminya. Lalu semuanya masuk ke dalam rumah.
Setelah menaruh barang-barang di kamar, gadis itu mengambil sebuah gelang emas dan keluar dari kamar itu. Sedangkan orang tuanya tidur di kamar sebelah nenek.
Dia masuk ke dalam kamar sang nenek. Terlihat sang nenek lagi duduk diranjang. Nenek itu tersadar dan tersenyum senang melihat kedatangan cucunya. Cia duduk di sebelah neneknya memberikan sebuah gelang emas.
"Oh cucu nenek, manga kamu?" Tanya sang nenek lembut.
"Ini untuk nenek, aku beli gelang dengan harganya Rp200.000. Maaf ya kalo terlalu murah nanti kalo aku sudah sukses, aku akan belikan nenek kalung emas" Jelasnya dan sang nenek hanya diam terpaku ketika cucu dari anak ketujuhnya memasangkan gelang di kanan kirinya dan itu terlihat pas di tangan wanita tua renta itu.
"MasyaAllah cantik banget di tangan nenek. Aku minta maaf jika aku gak sering datang ke sini padahal aku SMA di sini(tertawa kecil)" Kata Cia lalu mencium tangan neneknya.
"Semoga nenek bisa datang ke acara konser aku nanti aku tampil bersama anggota cheers yang lainnya" Ujarnya dan nenek hanya mengangguk lalu mereka memeluk.
Setelah itu, Cia menidurkan sang nenek dan keluar dari kamar itu menuju kamar yang dituju. Dia akan tidur bersama Nia dan Arfah.