webnovel

Memiliki Anak (2)

Editor: Wave Literature

Sebelum Zhao Youlin dapat pulih dari keterkejutannya, anak itu ternyata sudah masuk ke dalam kamar, dia menutup pintu lalu dalam diam dia berjalan ke arah tempat tidur.

Di bawah remang sinar bulan yang menyinari kamar melalui jendela, wajah anak itu perlahan terlihat oleh mata Zhao Youlin.

Anak itu tampaknya berusia sekitar tiga atau empat tahun, dia mengenakan piyama tipis, dan wajahnya yang gemuk tampak sangat bersih dan imut. Matanya yang besar dan hitam terlihat sangat indah, dia terlihat takut mengeluarkan suara saat memasuki kamar ini, dia juga tidak memakai alas kaki. Dia datang dengan kaki telanjang, yang memungkinkan Zhao Youlin melihat jari-jari kakinya yang bulat dan gemuk.

Yang sebelumnya Zhao Youlin hanya menebak, sekarang dia yakin, begitu dia melihat wajah anak itu dengan jelas, dia sadar anak itu adalah cucu dari keluarga Mu dan putranya sendiri. Tidak ada alasan lain, meskipun bocah itu terlihat sangat kecil, pada dasarnya wajahnya adalah wajah Mu Tingfeng versi anak kecil, dia tidak mungkin salah mengira identitas anak itu.

Ketika dia pertama kali mengetahui bahwa dia memiliki seorang putra, dia telah mengalami banyak perasaan yang rumit, dia hanya seorang wanita muda yang bahkan tidak pernah memiliki kekasih. Namun, setelah dia terlahir kembali dalam tubuh wanita ini, dia menyadari bahwa dia tidak hanya memiliki seorang suami tetapi juga memiliki seorang putra, hal itu sangat mengejutkan bagi dirinya.

Namun, saat dia menatap anak itu pada pandangan pertama, Zhao Youlin tiba-tiba merasa jantungnya berdebar, dan itu membuatnya menghela nafas tanpa disadari. Apakah ini perasaan yang berasal dari hubungan darah?

Ini adalah pertama kalinya mereka bertemu, tetapi Zhou Youlin sudah sangat mencintai anak ini tanpa alasan yang jelas.

Butuh waktu cukup lama bagi bocah itu untuk berjalan sampai ke Zhou Youlin, sambil terhuyung-huyung. Dia meraba-raba samping tempat tidur sambil menarik nafas perlahan. Dan begitu dia mengangkat kepalanya, dia langsung bertatap mata dengan Zhao Youlin.

Mata besar bocah laki-laki itu terbuka lebar, jelas dia tidak mengharapkan Zhao Youlin masih terjaga dan belum tidur saat ini. Reflek, anak itu segera mundur, tetapi Zhao Youlin meraih tangannya terlebih dahulu.

Bocah itu ketakutan, seperti binatang kecil yang tertangkap setelah tidak sengaja memasuki wilayah orang lain. Segera setelah itu, mata besar bocah itu berkaca-kaca, dia terlihat hampir menangis, dan tampak menyedihkan, Kemudian bergumam, "Bu… Ibu… "

Zhao Youlin melihat ketulusan di mata bocah itu, meski sekarang dia merasa cemas dan takut karena terkejut. Pada saat itu juga, Zhao Youlin ingat bahwa pemilik tubuh ini memang berencana menggunakan anak ini untuk memberikannya posisi sebagai Nyonya di keluarga Mu dan memiliki Mu Tingfeng.

Namun, semuanya tidak berjalan sesuai dengan rencananya, Mu Tingfeng memang menikahinya, tetapi dia memperlakukan wanita ini seperti orang tak kasat mata. Wanita ini bahkan tidak menyukai putra yang telah dijadikan alat untuk menjalankan rencananya, dia juga tidak bisa menggunakan putranya untuk meraih hati suaminya. Dengan melibatkan putranya yang tidak bersalah dalam hal-hal buruk yang telah dilakukan. Dia juga selalu menjauhkan diri dari putranya, bahkan melampiaskan amarahnya dengan memukuli putranya beberapa kali. Jadi, hal ini yang menyebabkan anak itu mencintai dan merasa takut padanya dari waktu ke waktu.

Tidak heran jika kepala pelayan tadi tampak enggan ketika menyebutkan anak ini kepada Zhao Youlin. Bisa dilihat, bahwa kepala pelayan itu satu-satunya orang yang benar-benar mencintai anak ini.

Saat Zhao Youlin memikirkannya. dia mulai merasa benci pada wanita pemilik tubuh ini. Wanita ini hanya bisa mengandalkan seorang anak kecil demi memikat hati seorang pria. Menyedihkan, karena dia tidak bisa mengeluh tentang akhir semua ini.

Sementara Zhao Youlin merasa kesal dengan wanita ini, dia merasa hatinya terasa sakit saat melihat anak malang ini menangis dan ketakutan. Zhao Youlin lalu mengulurkan tangan untuk menyeka air mata di sisi wajah anak itu. Dia dengan lembut berkata,"Apakah kamu tahu bahwa anak laki-laki itu tidak boleh menangis?"

Anak laki-laki itu terkejut. untuk sesaat dia berhenti menangis. Dia menatap wanita di depannya yang dengan lembut menyeka air matanya sambil berbisik pada dirinya sendiri, 'Hari ini, Ibu… sangat lembut!'