webnovel

Istri Simpanan

Warning: 21+ Mohon bijak dalam memilih konten bacaan. Menikah dengan orang yang tidak kita cintai terasa hidup seperti di neraka. Terlebih lagi mengetahui ternyata sang suami ternyata sudah mempunyai istri. Soo Yin sangat membenci Dae Hyun karena telah membohongi dirinya. Ia mengira Dae Hyun belum memiliki istri sehingga ia mau menikah dengan pria itu. Ikuti terus kelanjutan kisah Soo Yin dengan Dae Hyun. Mohon beri dukungannya, agar Author semangat nulisnya...

Nayya_Phrustazies · perkotaan
Peringkat tidak cukup
628 Chs

Bab 18 - Pesta (part 1)

Soo Yin menerima ajakan Do Jin untuk pergi bersama dengannya. Saat dalam perjalanan Soo Yin merogoh ponsel yang ada di dalam tasnya. Sudah seharian tidak memeriksa ponselnya sama sekali. Takut mungkin Jean menghubunginya.

Soo Yin begitu terkejut ketika melihat ada sepuluh panggilan tidak terjawab dari Dae Hyun. Saat memeriksa riwayat panggilan ternyata ada juga obrolan selama hampir sepuluh menit. Gadis itu berusaha untuk mengingat apa yang dikatakan di telepon tapi tak kunjung menemukannya.

Soo Yin memukul dahinya dengan telapak tangan. Takut kalau selama berbicara di telepon ada perkataannya yang aneh-aneh. Karena tidak bisa mengingatnya walau sedikitpun.

"Ada apa?" tanya Do Jin sambil fokus menatap jalanan di depannya. Tadi sesaat melirik Soo Yin yang terlihat gelisah.

"Ah, tidak ... tidak apa-apa," ujar Soo Yin sambil tersenyum lebar.

"Kau tampak gelisah!" tukas Do Jin.

"Hmm, apa yang dikatakan Dae Hyun padamu sebelum kau datang ke villa?" tanya Soo Yin yang sudah merasa penasaran. Menggigit bibir bawahnya menahan gugup.

"Dia mengatakan kalau istrinya sangat payah diatur, jelek dan berantakan dalam penampilan. Bahkan berencana tidak akan pergi ke pesta," ujar Do Jin dengan santai.

"Ugh, menyebalkan sekali!" gerutu Soo Yin dengan memasang wajah cemberut.

"Ha ha ha, aku hanya bercanda. Tidak usah cemberut seperti itu. Dae Hyun hanya khawatir dengan keadaanmu sehingga menyuruhku untuk menemuimu," ujar Do Jin sambil tersenyum.

"Kenapa dia tidak menemuiku sendiri?" tanya Soo Yin sambil mengerucutkan bibirnya.

"Dia akan berangkat bersama dengan Aeri dan putra mereka," jawab Do Jin.

Soo Yin memilih diam dan tidak berkata apa-apa lagi. Semakin banyak bertanya membuat hatinya semakin sakit menerima kenyataan kalau dirinya bukanlah prioritas utama Dae Hyun.

'Apa yang aku pikirkan? seharusnya aku senang kalau Dae Hyun tidak memperdulikan diriku lagi. Sehingga aku segera terbebas darinya,' ~ batin Soo Yin merutuki hatinya yang tidak sejalan dengan pikirannya.

"Mulai sekarang, kau harus berusaha agar menjadi prioritas utama dibandingkan Aeri." Do Jin mengetahui apa yang dipikirkan oleh Soo Yin sehingga memberinya sedikit saran.

Soo Yin hanya melirik sekilas Do Jin kemudian kembali memalingkan wajahnya ke depan. Harus berusaha menguatkan hatinya sebelum sampai ke hotel. Dirinya yakin akan ada begitu banyak edegan yang membuat hatinya semakin terbakar.

Setelah tiga puluh menit perjalanan akhirnya mereka sampai di halaman depan hotel. Do Jin memarkirkan mobilnya terlebih dahulu.

Saat mobil sudah berhenti, Soo Yin tetap diam tidak ada niat untuk ke luar. Sedikit merasa gugup karena tidak pernah berdandan seperti itu.

"Ayo ke luar! apa kau akan berada di dalam mobil terus?" tukas Do Jin yang sudah ke luar.

"Tapi ...." ujar Soo Yin.

Do Jin membukakan pintu mobil untuk Soo Yin kemudian menarik lengannya agar segera ke luar.

Dengan rasa malas akhirnya Soo Yin ke luar dan berjalan mengikuti langkah Do Jin untuk masuk ke dalam hotel.

Acara ulang tahun The Silla Seoul Hotel memang biasa diadakan sangat meriah sehingga terdapat karpet merah untuk masuk ke area pesta. Ada juga fotografer yang siap mengabadikan foto-foto mereka.

Ternyata taman suda penuh dengan para tamu undangan dan juga para tamu yang menginap di hotel. The Silla Seoul Hotel merupakan salah satu hotel bintang lima di Seoul sehingga banyak selebriti dan pengusaha kaya yang datang.

"Mari bergandengan seperti pasangan yang lain," bisik Do Jin di telinga Soo Yin.

"Hah?" ujar Soo Yin sambil berkedip tidak mengerti ucapan Do Jin.

Tanpa menunggu persetujuan, Do Jin mengaitkan tangan Soo Yin di lengannya. Berjalan di atas karpet merah sambil tersenyum ke arah kamera. Do Jin juga mengajak Soo Yin untuk foto bersama di sebuah tempat foto yang sudah disediakan panitia.

Para pria yang datang begitu terpesona oleh penampilan Soo Yin malam ini. Termasuk Manajer Han yang mengamati mereka dari kejauhan sampai berdecak kagum. Mengira kalau dia adalah kekasih Do Jin.

Soo Yin merasa risih saat semua orang menatapnya. Ada juga yang mengajaknya untuk berkenalan. Soo Yin hanya membalas dengan menyunggingkan senyum.

Soo Yin merasa bersalah dengan teman pekerja lainnya. Saat ini seharusnya dirinya juga menyambut para tamu bukan sebagai tamu undangan.

Do Jin menghilang di antara kerumunan, sehingga Soo Yin memilih untuk menyendiri di pojokan aula. Merutuki nasibnya yang datang ke acara di tempatnya bekerja namun tidak mengenal satupun di antara mereka. Ini sungguh menyedihkan karena seperti orang asing.

Sambil terus mengamati kerumunan tiba-tiba Soo Yin seperti melihat sosok Jean lewat di hadapannya.

"Hai, Jean?" panggil Soo Yin.

Jean menoleh ke arah sumber suara, sepertinya mendengar suara Soo Yin namun tidak yakin.

"Siapa kau?" tanya Jean sambil mengerutkan keningnya.

"Kau tidak mengenaliku? aku Soo Yin," jawab gadis itu sambil tersenyum lebar.

"Ah, ya ampun. Aku hampir tidak mengenalimu, kau terlihat sangat berbeda!" tukas Jean dengan mata berbinar.

"Benarkah?" tanya Soo Yin dengan malu-malu.

"Sebaiknya kita harus mengabadikan momen malam ini," ujar Jean sambil mengambil ponsel yang ada di sakunya dengan sebelah tangan.

Soo Yin sebenarnya merasa malu saat beberapa orang melihat mereka berdua. Tapi memilih menuruti Jean untuk berfoto karena sepertinya Jean tidak peduli. Bersyukur setelah Jean pergi karena ada tamu yang memintanya untuk mengambilkan minuman lagi.

"Ayo, sebentar lagi acara akan dimulai. Mari buktikan kalau kau lebih layak dari Aeri di depan semua orang," ujar Do Jin sambil menarik pergelangan tangan Soo Yin agar mengikutinya.