webnovel

Berpamitan

Editor: Wave Literature

Keesokan harinya setelah bangun tidur, bengkak di wajah Shen Qinglan sudah mereda. Hanya saja di wajahnya masih ada bekas merah yang samar. Dia menatap bayangannya di cermin lalu mengambil kosmetik di atas meja. Setelah memakai sedikit kosmetik, bekas di wajahnya tertutup dan tidak terlihat sama sekali, bahkan juga tidak ada bekas riasan yang terlihat.

Apabila ada orang di sini, pasti orang itu akan mendesah kagum melihat kemampuan Shen Qinglan dalam merias wajah. Dia mempunyai kemahiran setinggi ini, jelas-jelas dia biasanya tidak pernah memakai riasan.

Tetapi keseleo di kakinya tidak bisa sembuh hanya dalam waktu singkat. Tadi malam sebelum pergi, Fu Hengyi datang membawa sebotol minyak obat dan membantu memijatnya sebentar. Saat dia bangun di pagi hari, lukanya tidak begitu sakit.

Seandainya itu orang lain, mungkin hari ini dia akan sulit berjalan. Tetapi sedikit rasa sakit ini bagi Shen Qinglan dapat sepenuhnya diabaikan. Jadi ketika di sampai di sekolah, semua orang tidak ada yang memperhatikan keanehannya.

"Qinglan, setelah ujian selesai nanti sore, kita pergi ke bar yang waktu itu kukatakan kepadamu, ya. Bagaimana?" Yu Xiaoxuan memeluk lengannya sambil mengedip-ngedipkan mata dengan centil.

Mata Yu Xiaoxuan yang melengkung seperti bulan sabit berbinar-binar. Di wajahnya juga masih ada sedikit lemak bayi sehingga dia terlihat sangat imut. Apalagi saat dia sedang bermanja-manja, sebenarnya sangat sedikit orang yang bisa menolaknya.

Hari ini adalah ujian mereka yang terakhir di semester ini. Setelah ujian memang bebas. Shen Qinglan berpikir sejenak lalu mengangguk-anggukkan kepala.

"Hore! Aku tahu kalau Qinglan adalah yang terbaik, muach!" Yu Xiaoxuan bersorak.

"Wu Qian, apa kamu mau pergi dengan kami?" Yu Xiaoxuan bertanya kepada Wu Qian yang sedang fokus belajar di samping.

Wu Qian melirik Yu Xiaoxuan, "Tidak."

Sikapnya sangat dingin.

Yu Xiaoxuan mengerutkan bibirnya, dia sudah tahu kalau akan begini. Selama tiga tahun menjadi teman sekamar Wu Qian, dia tidak pernah benar-benar berbaur dengan kelompok mereka. Dia tidak bergaul dengan siapa pun di antara mereka. Setiap hari dia hanya mengikuti kelas dan bekerja. Biasanya hanya saat mendekati ujian saja baru mereka bisa melihatnya berada di asrama.

Dan Wu Qian juga tidak akan mengikuti kegiatan di asrama. Kalaupun dia diundang, dia juga akan menolak.

Yu Xiaoxuan memiliki karakter yang lincah dan juga pandai berkomunikasi dengan orang lain. Bahkan orang seperti Shen Qinglan yang bertemperamen dingin dan tidak suka bergaul dengan orang pun sangat menyukai Yu Xiaoxuan. Tapi Wu Qian adalah sebuah pengecualian.

"Fang Tong, bagaimana denganmu? Mau ikut pergi?"

Fang Tong sedang merias wajahnya. Mendengar pertanyaan Yu Xiaoxuan, gerakan tangannya bahkan tidak berhenti, "Nanti malam aku mau nonton film dengan pacarku. Aku tidak akan mengganggu kalian sekelompok gadis lajang ini."

"Lagi-lagi menemani pacar. Fang Tong, bisa tidak kamu sedikit ambisius?" Yu Xiaoxuan mengkritiknya.

"Aku memang tidak ambisius seperti ini. Kenapa? Mau menggigitku?" Fang Tong mencibir sambil memiringkan kepalanya menatap Yu Xiaoxuan.

Mereka berdua adalah teman baik yang suka saling berbantah. Tidak nyaman rasanya kalau sehari saja tidak saling mengkritik.

Shen Qinglan menatap mereka tanpa bersuara, matanya membawa sedikit senyuman. Kehidupan seperti ini sebenarnya bagus juga.

**

Malam harinya, Shen Qinglan dan Yu Xiaoxuan tidak jadi pergi ke bar.

Shen Qinglan menatap pria yang menghadang di depannya dengan keheranan.

Sedangkan Yu Xiaoxuan membelalakkan matanya. Bukankah ini… bukankah ini adalah…

Fu Hengyi tidak menjelaskan mengapa dia bisa muncul di depan pintu sekolah, tetapi dia memandang ke arah Yu Xiaoxuan, "Aku ada sedikit keperluan dengan Shen Qinglan, bisakah meminjamkannya sebentar kepadaku?"

Suaranya terdengar dalam dan manis. Begitu mendengar suaranya yang enak didengar itu, Yu Xiaoxuan pun langsung terlena. Dia mengangguk seperti ayam yang sedang mematuk beras, lalu dia berjalan keluar sekolah sambil tidak lupa melambaikan tangannya kepada Shen Qinglan, "Qinglan, aku pulang dulu. Kamu bersenang-senanglah dengan si pria tampan."

Dalam sekali lihat dia langsung mengenali bahwa pria tampan ini adalah orang yang membantu mereka di restoran waktu itu. Qinglan masih berkata kalau dia tidak mengenalnya. Kalau tidak kenal bagaimana dia bisa datang ke sekolah? Huh huh huh, Qinglan, kamu tidak jujur.

Yu Xiaoxuan menggerutu dalam hati sambil menoleh dan melirik punggung kedua orang itu.

Ah, kedua orang ini benar-benar menarik perhatian saat berdiri bersama-sama.

Setelah orang yang tidak berkaitan pergi, kelembutan di wajah Fu Hengyi memudar. Alisnya yang bagai pedang agak berkerut, lalu dia menatap kaki Shen Qinglan, "Kakimu terluka tapi tidak beristirahat baik-baik, mengapa malah sembarangan berjalan-jalan di luar?"

Nadanya yang serius itu semakin mirip seperti seorang kakak yang menegur adiknya yang tidak patuh.

"Aku tidak apa-apa." Shen Qinglan merasa agak tidak nyaman di bawah tatapan mata Fu Hengyi.

Fu Hengyi memperhatikan Shen Qinglan yang berjalan keluar dari sekolah, dan dia juga menangani sendiri luka di kakinya. Tentu saja dia tahu kalau lukanya tidak mungkin pulih begitu cepat, bahkan seandainya dia adalah manusia besi sekalipun. Tetapi saat melihatnya berjalan tadi, sama sekali tidak tampak kalau kakinya terluka.

"Untuk apa kamu memaksakan dirimu seperti ini?" Fu Hengyi menghela napas pelan, nada suaranya melembut.

Shen Qinglan merasa agak tidak nyaman dengan perkataannya itu. Sebenarnya ini baginya hanyalah kebiasaan, bukan memaksakan. Kalau dulu, luka seperti ini di matanya bukanlah luka.

Melihat Shen Qinglan yang terdiam tanpa mengatakan apa-apa, Fu Hengyi semakin merasa tidak berdaya. Dan dia pun menjadi agak penasaran apa sebenarnya yang dialami Shen Qinglan selama bertahun-tahun itu sehingga membuat karakternya menjadi begitu keras dan dingin.

"Aku akan segera kembali ke militer. Aku datang ke sini hari ini untuk memberitahumu." Fu Hengyi kembali ke topik utama.

Jadi apakah sekarang dia datang untuk berpamitan dengannya? Shen Qinglan membuat persepsi, tetapi apakah hubungan mereka sedekat itu? Mau kembali ke militer saja apa masih perlu secara khusus datang dan berpamitan dengannya?

Emosi di mata Shen Qinglan samar, tapi Fu Hengyi tetap dapat melihat kebingungan di matanya. Sebenarnya dia sendiri juga agak bingung. Kalau mau pergi ya pergi saja. Tapi ternyata dia mendapati bahwa dirinya agak mengkhawatirkan Shen Qinglan. Ketika tidak menemukan Shen Qinglan di kediaman Shen, dia pun ke sini untuk mencegatnya.

Fu Hengyi mengusap-usap dahinya, meratakan kerutan samar di antara kedua matanya, "Kalau ada sesuatu kamu bisa meneleponku. Selain itu, aku juga ingin memohon sesuatu kepadamu."

Ternyata dia datang untuk meminta bantuannya.

"Katakan."

"Kakekku biasanya sendirian di rumah. Aku dapat melihat kalau dia sangat menyukaimu. Aku berharap kalau ada waktu, kamu bisa lebih sering ke sana untuk menemaninya."

Nada bicara Fu Hengyi terdengar serius. Shen Qinglan dapat mendengar kepeduliannya terhadap Kakek Fu.

"Baik." Shen Qinglan menyanggupi tanpa sedikit pun merasa terpaksa. Dia juga sangat menyukai orang tua yang seperti bocah tua nakal itu.

"Terima kasih banyak."

Setelah mengatakannya, Fu Hengyi berbalik dan pergi. Bukannya dia tidak ingin mengantar Shen Qinglan pulang, tapi waktunya memang benar-benar tidak sempat. Semula dia tidak akan kembali ke militer secepat ini, tetapi hari ini dia mendapat pemberitahuan kalau ada tugas yang mendesak dan waktunya hampir habis. Waktu yang dipakainya untuk berpamitan dengan Shen Qinglan adalah waktu yang dipaksa untuk diluangkannya.

Bukannya tidak bisa menelepon, tetapi hari ini Shen Qinglan ujian dan mematikan ponselnya. Kemudian setelah keluar dari tempat ujian dia tidak ingat untuk menyalakannya. Maka Fu Hengyi pun tidak bisa menghubunginya.

Setelah berjalan beberapa langkah, Fu Hengyi kembali lagi dan menjejalkan sesuatu ke tangannya, "Jangan selagi muda tidak memperhatikan tubuhmu. Luka di kakimu tetap harus dirawat baik-baik. Minyak obat ini manfaatnya cukup baik untuk sirkulasi darah dan penyumbatan darah. Jangan lupa untuk mengoleskannya."

Kali ini, Fu Hengyi benar-benar pergi.

Shen Qinglan menatap Fu Hengyi yang berjalan menuju sebuah kendaraan off-road yang berhenti di sudut jalan. Setelah melihatnya naik ke mobil, menutup pintu, juga menatap mobil off-road itu menghilang di tikungan, barulah Shen Qinglan mengangkat tangannya dan memanggil sebuah taksi.