webnovel

Apa Tidak Sakit?

Editor: Wave Literature

Kakek Shen menatap cucunya yang pipinya bengkak dan merah namun wajahnya sama sekali tidak peduli itu, dia pun menghela napas dengan berat.

"Bibi Song, ambilkan sedikit es batu." Fu Hengyi berkata.

Bibi Song tidak asing dengan Fu Hengyi. Mengetahui hubungan kedua keluarga, dia pun bergegas ke dapur untuk mengambil es batu.

"Kakek, aku benar-benar tidak apa-apa. Kembalilah dan temani nenek. Mestinya nenek mendengar kejadian tadi, jelaskanlah kepadanya. Wajahku seperti ini, aku tidak ke sana dulu agar nenek tidak khawatir."

Memikirkan istrinya, Kakek Shen juga agak khawatir. Dia memeriksa lagi wajah cucunya dengan teliti, "Kakek percaya peristiwa hari ini bukan salahmu. Aku sangat mengerti kamu ini anak seperti apa. Kakek percaya kepadamu."

Shen Qinglan merasakan sesuatu yang hangat mengalir di dalam hatinya.

"Kakek Shen, Anda pergi melihat Nenek Shen dulu saja. Biar aku yang menjaganya untuk Anda."

Entah apa yang dipikirkan oleh Kakek Shen, tapi dia tidak keberatan. Shen Qinglan agak mengangkat alisnya.

"Ayo, biar kubantu kamu turun." Melihat Kakek Shen sudah pergi, Fu Hengyi membuka mulutnya.

"Yang terluka adalah wajahku, bukan kaki." Wajah Shen Qinglan tanpa ekspresi.

"Kamu yakin kalau kamu masih bisa berjalan?" Fu Hengyi menatap kakinya dalam-dalam.

Mata indah Shen Qinglan agak berkilat, dia tidak mengira kalau ternyata Fu Hengyi memperhatikan kakinya yang juga terluka. Karena tidak mewaspadai Shen Xitong, dia pun terseret olehnya. Walaupun dia dapat berdiri stabil tepat pada waktunya dan tidak terjatuh, namun dia lengah dan kakinya tetap terkilir. Tidak ingin menunjukkan kelemahan di depan Fu Hengyi, Shen Qinglan mengangkat kakinya dan berjalan ke bawah. Namun baru saja berjalan selangkah, alisnya agak mengernyit, tapi seketika wajahnya datar kembali, dan dia berjalan menuruni anak tangga dengan tenang.

Fu Hengyi berdiri di sampingnya dan memperhatikan perubahan ekspresi wajahnya. Melihat wajahnya yang acuh tak acuh itu, entah mengapa dalam hati dia merasa agak marah.

Dia langsung mengangkat Shen Qinglan dan berjalan ke ruang tamu. Shen Qinglan tanpa sadar merangkul lehernya, keduanya sangat dekat. Shen Qinglan bahkan bisa mencium aroma tubuhnya yang samar-samar. Sepertinya aroma melati yang merupakan wewangian dari sabun mandinya.

Napas Shen Qinglan menyembur ke lehernya, terasa agak gatal, Fu Hengyi pun memeluknya dengan lebih erat.

Fu Hengyi menempatkan Shen Qinglan di sofa, gerakannya agak kasar dan membawa sedikit kemarahan yang tidak bisa dijelaskan. Dia tidak tahu ada apa dengan dirinya, hanya saja ketika melihat Shen Qinglan yang tidak menganggap penting tubuhnya sendiri itu, dia pun merasa sedikit marah.

Fu Hengyi berjongkok di depan Shen Qinglan. Tanpa memedulikan Shen Qinglan yang berusaha mencegahnya, dia meraih kaki kanannya dan menaikkan celana di bagian bawah kakinya. Seketika, bengkak pada pergelangan kaki Shen Qinglan yang lebih besar dari roti kukus itu pun terlihat.

Kening Fu Hengyi berkerut, matanya menatap lurus kepada Shen Qinglan, "Apa tidak sakit?"

Dalam hati Shen Qinglan tidak tahan dan memutar bola matanya. Dia kan bukan robot, mana mungkin tidak sakit? Tetapi sedikit rasa sakit ini kalau dibandingkan dengan apa yang pernah dialaminya sebelumnya jelas tidak berarti apa-apa. Dia… sudah lama terbiasa.

Melihat wajah dingin Shen Qinglan, wajah Fu Hengyi pun menjadi kelam. Jarinya menekan kuat-kuat ke bagian tubuh Shen Qinglan yang bengkak. Wajah Shen Qinglan langsung berubah, akhirnya dia menunjukkan sedikit ekspresi kesakitan.

Fu Hengyi menarik tangannya dengan puas, senyuman tipis muncul di matanya. Shen Qinglan menggertakkan gigi. Maniak dari mana ini? Ternyata dia suka menindas orang yang terluka.

Untung Bibi Song segera datang. Fu Hengyi mengambil kantong es yang diserahkan oleh Bibi Song. Satu diberikan kepada Shen Qinglan, satu dipegang di tangannya. Lalu dia meletakannya di pergelangan kaki Shen Qinglan.

Rasa dingin yang tiba-tiba membuat Shen Qinglan bergidik, alisnya sedikit mengernyit.

Bibi Song memperhatikan tindakan Fu Hengyi, senyuman muncul di matanya. Di antara ketiga anak di rumah ini, yang paling disukai oleh Bibi Song adalah Shen Qinglan.

Walaupun Shen Qinglan selalu dingin dan memberikan kesan seperti es kepada orang-orang, tapi Bibi Song adalah orang lama di keluarga Shen. Dia sudah bekerja di keluarga Shen sejak generasi ayah Shen Qinglan. Dia dapat melihat dengan jelas temperamen ketiga anak di sana.

Di permukaan Shen Qinglan memang dingin, tetapi sebenarnya hatinya adalah yang paling lembut.

"Kamu hanya seorang gadis, tidak perlu sekuat ini." Fu Hengyi berbicara dengan ringan, lembut seperti seorang kakak laki-laki.

Shen Qinglan menatapnya sambil mengangkat alis. Sebenarnya peristiwa hari ini terjadi karena dia. Shen Qinglan bukannya tidak mendengar rumor yang menyebar di ibu kota beberapa hari ini. Bagaimanapun juga di dekatnya masih ada Yu Xiaoxuan si tukang gosip kecil itu.

Kalau Yu Xiaoxuan tahu, itu artinya Shen Qinglan juga tahu.

Shen Qinglan sebenarnya tidak tertarik menjadi orang yang dipilih sebagai cucu menantu keluarga Fu. Hanya saja petunjuk kakek yang entah disengaja atau tidak disengaja tadi malam membuatnya sedikit tertarik dengan tokoh utama pria dalam masalah ini.

Bagi Shen Qinglan yang telah melihat banyak sekali laki-laki tampan, penampilan Fu Hengyi masih termasuk superior. Dalam ingatannya, hanya sedikit saja orang yang penampilannya bisa dibandingkan dengan Fu Hengyi. Han Yi yang waktu itu ditemuinya termasuk salah satunya, kakaknya juga termasuk salah satunya, dulu juga masih ada satu orang… tapi sayangnya orang itu sudah…

Shen Qinglan agak melamun ketika memikirkan orang itu. Hal itu sudah berlalu lama sekali, dan dia sendiri juga sepertinya sudah lama tidak memikirkan orang-orang itu. Tahun-tahun yang telah berlalu itu, sepertinya benar-benar telah terkubur dalam sungai waktu yang panjang.

Shen Qinglan hanya melamun sebentar, dengan cepat dia kembali sadar. Tatapannya tertuju kepada pria yang sedang mengoleskan es batu untuknya dengan serius.

Fu Hengyi berjongkok di lantai dengan kepala sedikit tertunduk. Shen Qinglan menatapnya dari posisi lebih tinggi, dari sudut pandangnya itu dia hanya bisa melihat bagian atas rambutnya.

Mungkin karena dia adalah seorang tentara, rambutnya dipotong cepak. Gaya rambut seperti ini sebenarnya sangat sulit ditangani. Begitu tidak berhati-hati akan langsung terlihat kasar. Tapi itu tetap tidak mempengaruhi penampilannya. Rambutnya sangat jelas dan keras. Katanya orang yang berambut keras temperamennya juga akan sangat keras.

Dia yang telah melepaskan seragam militernya seakan-akan juga telah melepaskan kekerasannya. Bahkan tatapan matanya pun terlihat lembut. Siapa yang mengira kalau pria yang dari luar terlihat lembut ini adalah mayor jenderal termuda di kemiliteran.

Shen Qinglan masih melamun dan sama sekali tidak menyadari bahwa seseorang telah mendongakkan kepalanya.

Empat mata saling bertatapan. Bola mata Fu Hengyi sangat dalam bagaikan samudra yang dasarnya tidak kelihatan, namun memancarkan hawa misterius yang menarik orang untuk menjelajahinya.

Shen Qinglan tanpa sadar berkedip. Dia tidak bisa menahan diri dan memaki dalam hati, pria ini adalah bencana.

"Aku dan Shen Xitong tidak ada hubungan apa-apa, perkataannya tidak benar." Fu Hengyi tiba-tiba berkata.

Shen Qinglan menatapnya dengan agak bingung. Apakah dia perlu menjelaskan hubungannya dengan Shen Xitong kepadanya?

Kemudian dia berpikir, mungkin itu karena ucapan Shen Xitong 'sebelumnya aku tidak tahu kalau kamu juga menyukai Hengyi, seandainya aku tahu, aku pasti tidak akan berebut denganmu' tadi.

"Shen Xitong mengatakan bahwa aku mendorongnya, dan mamaku percaya. Bagaimana menurutmu?" Shen Qinglan berkata pelan, suaranya terdengar jernih.

Walaupun hari ini Shen Xitong tidak pernah mengatakan kalau dia didorong Shen Qinglan, tetapi makna dalam ucapannya sangat jelas.

"Aku percaya kamu tidak akan melakukannya." Fu Hengyi berkata dengan tegas.

Shen Qinglan mengangkat alisnya, "Mengapa?"

"Karena kamu tidak serendah itu."