Semalam berakhir tanpa ada kejelasan. Guin mencegah Gavin pergi tapi ia tidak menjelaskan keinginannya pada Gavin. Perasaannya seakan masih ia sembunyikan dengan sangat rapat.
Awal menikah, Gavin yang kekanak-kanakan dan Guin yang menemani dengan sabar. Sekarang, Guin dipenuhi keraguan dan sudah waktunya untuk Gavin meyakinkan.
Guin terbangun. Ia memperhatikan Gavin yang tertidur pulas di sampinyanya. Waktu masih menunjukkan pukul 3 dini hari tapi mata Guin tak dapat terpejam lagi.
Guin menyingkirkan tangan Gavin yang memeluknya. Ia membuka pintu balkon dan duduk di sana.
Sepi, sunyi, sangat tenang sampai Guin bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri.
Guin membiarkan angin malam membelai kulitnya. Mengantarkan dingin supaya Guin merindukan kehangatan.
Guin memeluk kakinya. Ia memejamkan matanya meski tidak tertidur. Ia mencoba bertanya pada dirinya sendiri.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com