Guin menyembunyikan ekspresinya yang malu. Gavin selalu saja memojokkannya tanpa tahu ragu.
"Ada apa dengan celanaku? Kenapa kau malu seperti itu?" tanya Gavin.
"Tidak ada! Tidak ada apa-apa," elak Guin.
Gavin mencengkram lembut kedua lengan Guin. Menatapnya dengan ekspresi bibir yang teramat sexy.
'Tuhan... Bunuh saja aku... Aku bisa lepas kendali lama-lama,' batin Guin.
"Aku ingin bertanya," kata Gavin.
Tidak ada orang lain disekitar mereka. Hanya ada pepohonan dan juga danau yang tenang.
"Tanya apa?" tanya Guin. Angin menyapu rambutnya. Gavin menyelipkan rambut Guin ditelinga saat rambut itu menutup wajahnya.
"Apa yang terjadi saat aku tidur?" tanya Gavin.
"Ke--kenapa tanya soal itu?" tanya Guin.
"Aku penasaran. Saat aku bangun, kau memegang sapu tangan. Kau juga merona sama seperti sekarang."
"Merona? Si--siapa? Itu karena panas."
"Jangan mengelak. Aku sangat penasaran sampai..."
"Itu... Sungguh tidak apa-apa kalau aku bicara?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com