Guin tidak bisa tidur semalaman. Dia tidak habis pikir, kenapa dia begitu mudahnya terbuai oleh rayuan Gavin.
Jelas-jelas hubungan mereka baru ditahap mencoba, tapi Gavin juga bahkan mencoba meraba Guin. Lebih anehnya lagi, karena Guin tidak mampu mengatakan tidak.
"Kyaaaaaaa!" teriak Guin sembari menutupi wajahnya dengan bantal.
Guin membayangkan, bagaimana ekspresinya semalam dan bagaimana Gavin menahan diri sampai berkeringat dingin.
"Kenapa aku bisa tidak tahu batasan saat bersamanya?"
**
Hal itu juga terjadi dengan Gavin. Tengah malam, sepulang dari apartement Guin, Gavin langsung mengguyur tubuhnya dengan air dingin.
Tubuh yang menggigil jauh lebih baik dari pada merasakan tubuh yang sedang ingin.
Gavin juga tidak tidur semalaman. Dia membayangkan tindakannya, di mana Guin juga tidak menolaknya.
Gavin memandang telapak tangannya. "Rasa kenyalnya masih sangat terasa," gumam Gavin.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com