Guin tinggal seorang diri. Dia berusaha mengingat jati dirinya meski tidak ada petunjuk apapun.
Guin mengobrak-abrik seisi lemari, laci, dan semua barang-barang yang ada di apartementnya, tapi tetap tidak menemukan apapun.
"Mau sampai kapan aku seperti ini? Diri sendiri juga terasa asing," gumam Guin seorang diri.
Drrrrttttt... (Ponsel bergetar)
Guin melihat ponselnya. Ada panggilan masuk dari nomor asing. "Siapa, ya?" gumam Guin.
"Hallo!"
"SELAMAT PAGI! SAYA PERWAKILAN DARI GN GRUP. SELAMAT NONA GUIN, ANDA DITERIMA DI PERUSAHAAN KAMI."
"Eh? Maaf! Apa tidak salah sambung? Sa--saya tidak pernah mengirim lamaran pekerjaan," ucap Guin gugup.
"SILAHKAN DATANG BESOK PAGI, NONA. SELAMAT PAGI!"
Tuttttt... (Terputus)
"Tidak sopan. Apa aku pernah mengirim lamaran sebelum kecelakaan? GN Group? Di mana itu?"
***
"Bagaimana?" tanya Gavin.
"Apa tidak masalah, Presdir menggunakan bahasa seperti tadi?" tanya Airy setelah menghubungi Guin.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com