Makin stress, malah semakin terlihat gagah. Siapa lagi kalau bukan, Gavin. Dia berjalan menelusuri universitas tempat Guin menimba ilmu. Gavin datang dengan tujuan mengambil data milik Guin.
"Kau saja yang masuk!" kata Gavin pada Ralio.
"Tidak. Jabatan ini milikmu, aku hanya bayangan."
"Kau tidak mau? Kau menolak perintahku?"
"Benar!"
"Kau juga tidak ingin menjadi aku di perusahaan?" tanya Gavin.
"Benar!" jawaban Ralio tanpa ragu diungkapkan. Entah apa yang menjadikannya seperti itu.
Gavin menepuk pundak Ralio. Dia tersenyum, namun senyuman itu bukan senyum milik Gavin, namun milik amarah yang ada pada dirinya.
"Kau tidak akan menjadi bayanganku lagi! Mulai saat ini, kau hanya seorang asisten!" kata Gavin.
'Tatapan itu, dia benar-benar sudah berubah,' batin Ralio.
"Yeah, itu lebih baik, Gavin!" jawab Ralio, menerima jabatan yang baru.
"Panggil aku Tuan!" ucap Gavin sembari melototkan matanya.
Tap… Tap… Tap…
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com