webnovel

Istri cantik untuk kekasihku

cinta tidak selamanya bisa saling memiliki. ketika kita sedang menunggu jodoh takdir lain harus menunggu kapan kita akan mati. meskipun aku sangat mencintai Arizona begitupun dia juga sangat mencintaiku tapi aku harus mengikhlaskan dia menjadi pria dari wanita lain. meskipun sakit melebihi penyakitku ini aku ikhlas melihat kekasih yang aku sayangi bisa bersanding dengan wanita lain.

Puput_Putri_1204 · Sci-fi
Peringkat tidak cukup
13 Chs

Sunset

Kami berdua menyusuri tanah berpasir menuju ke restaurant, mau nya makan siang, tapi ini udah sore. Setelah sampai di pantai kita tidak langsung makan siang, karena aku sama Theola langsung menikmati indahnya lautan.

Arizona memesankan aku makanan dan juga minuman, sedangkan aku langsung duduk di sebuah kursi ujung yang menghadap ke kolam renang.

"Nanti mau lihat sunset sama aku?" Tanya Arizona.

"Boleh, tapi kita mandi dulu ya kak."

Pelayan mengantarkan makanan yang telah kami pesan. Dia menghidangkan makanan seafood di atas meja kami. Waaw, di situ ada udang goreng. Kebetulan aku sangat menyukainya.

Kami berdua langsung menyantap makanan yang ada di hadapan kita. Aku langsung menghabiskannya, karena makanan ini sangat lezat di tambah perutku yang lapar.

Setelah menghabiskan makanan kami kembali ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri, sebelum kembali ke pantai untuk melihat sunset.

Setelah beberapa menit berlalu, pintu kamarku ada yang mengetuk, aku kira Theola yang datang, ternyata Arizona. Dia mengenakan kaos putih luaran hem putih yang tanpa di kancingkan, masyaallah, sungguh tampan sekali. Aku sampai tak berkedip menatap nya.

"Hei Amy." Sapa Arizona dengan melambaikan tanganya di depanku. Mungkin dia melihatku terkesima saat melihatnya, sungguh memalukan.

"Kenapa, ganteng ya." Kata Arizona.

"Iya.. " Ups aku keceplosan. Sontak Arizona tertawa melihat tingkah lakuku.

"Kita pergi sekarang yuk."

Kami pergi meninggalkan hotel menuju tepi pantai. Kami hanya jalan berdua, duhh senangnya, udah seperti pasangan kekasih tapi bohong.

Kami duduk santai di bawah pohon kelapa,

Dengan menikmati air kelapa.

"Amy."

"Ya." Aku menatap Arizona sambil menyedot air kelapa.

"Aku suka sama kamu."

Aku langsung tersedak dan terbatuk mendengarnya.

"Kamu nggak papa Amy?"

"Nggak kak."

Kak Arizona kembali ke tempat duduk nya.

"Sebenarnya aku sudah lama kagum sama kamu, yang entah sejak kapan rasa itu menjadi cinta."

"Kakak nggak usah bercanda."

"Serius Amy, aku sangat mencintai kamu."

Aku sangat gugup di buat nya, tentu saja aku sangat bahagia sekali di buat nya.

"Apa kamu sama sekali tidak tertarik dengan ku Amy? "

"Sebenarnya aku juga suka sama kakak,"

"Beneran kamu juga menyukaiku." Aku menganggukkan kepala.

"Jadi hari ini kita jadian?" Kata Arizona memastikan kembali. Aku hanya tersenyum bahagia. Sontak Arizona langsung memeluk ku dan mencium kening ku. Rasanya aku mau pingsan saat ini karena di buat nya.

"Trimakasih Amy."

Sunset yang begitu manis, melengkapi kebahagiaan kami berdua. Aku sangat bahagia di buat nya.

Setelah selesai makan malam kami hendak kembali ke hotel.

"Kak, aku ke masjid dulu ya."

"Mau ngapain?"

"Mau sholat dulu, kakak mau ikut? "

"Kamu sholat dulu, aku tunggu di depan."

Aku melangkah memasuki masjid sendirian, untuk menunaikan sholat isya'. Aku lupa, tentu saja Arizona tidak ikut, kepercayaan kami berbeda.

"Sudah selesai sholat nya? " Tanya Arizona tersenyum manis.

"Sudah, ayo kita kembali ke hotel."

Kami berdua berjalan kembali menuju hotel, karna masjid itu tidak jauh dari hotel, hitung-hitung sambil olahraga.

Di kamar aku langsung lari memeluk Theola. Untuk membagikan kebahagiaan ku.

"Kamu kenapa bahagia banget."

"Aku jadian sama Arizona. "

"Seriuuuusss." Kata Theola tak percaya.

"Iya, serius. Aduhhh sumpah ya, ini tuh udah kayak mimpi tau gak."

"Selamat ya beb, akhirnya kalian jadian juga." Kata Theola ikut bahagia.

Iya, hari ini adalah hari yang paling membahagiakan dalam hidup ku. Aku sangat bersyukur bisa menjadi kekasih Arizona. Semoga saja ini semua bukan mimpi belaka.

****

Pagi ini kami bermain snorkeling, menikmati keindahan bawah laut, Arizona sangat memperhatikan ku, bahkan selalu ingin dekat-dekat denganku, begitupun juga dengan aku. Rasanya aku ingin sekali dunia ini berhenti, aku takut kehilangan Arizona. Setelah selesai snorkeling, kami kembali naik ke kapal mengelilingi pulau. Sungguh indah ciptaan Allah, melihat luasnya lautan, dan pulau-pulau kecil membuat kesempurnaan keindahan ini.

Setelah menghabiskan waktu berpetualang, kami kembali ke penginapan.

"Emm,, Amy nanti kita makan malam yuk. Kita cari tempat makan di luar hotel."

"Boleh kak, aku ngajak Theola juga ya."

"Iya, ajak Yayan juga sekalian."

Akhirnya kami berpisah di depan pintu kamarku, Arizona pergi ke kamarnya. Dan aku masuk ke dalam kamar.

Setelah selesai bersiap aku Theola dan juga Yayan pergi ke sebuah resort, kami pergi mengenakan taksi. Kami tidak pergi bersama Arizona, karena dia sudah menunggu kami di sana.

Taksi berhenti tepat di depan resort, kami bertiga turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam.

"Nona Amy ya?" Tanya salah satu pelayan laki-kaki.

"Iya."

"Tempat ini sudah di boking sama tuan Arizona, silahkan ke ruangan VIP." Pelayan menunjukkan arah jalan, kami bertiga mengikutinya. Sesampainya di depan pintu mataku ter belalak melihat keindahan ruangan itu, di penuhi lilin-lilin cantik dan juga bunga mawar merah sangat indah dan romantis, aku sungguh tidak menyangka Arizona mempersiapkan semua ini untukku.

"Silahkan nona, saya permisi dulu" Pamit pelayan.

"Trimakasih ya pak." Kataku ramah.

Kami melangkah kan kami memasuki ruangan, alangkah terkejutnya, mataku menangkap Arizona berciuman dengan Kety, bagai tersambar petir, hatiku sangat sakit melihat pemandangan itu, air mataku langsung menetes begitu saja, aku sungguh tidak menyangka.

Aku langsung berlari keluar dengan perasaan sangat sedih dan kecewa, hatiku hancur. Theola ikut mengejarku, Arizona yang mengetahui keberadaanku dia ikut mengejarku tapi di tahan oleh Yayan.

"Dasar lo cowok brengsek." Yayan memukul muka Arizona.

" Apa maksud lo."

" Lo pikir kami buta!!! Gue harap lo jangan ganggu sahabat gue lagi." Yayan, meninggalkan Arizona, Katy hanya tersenyum puas.

Aku terus berlari se kencang kencangnya. Hingga aku merasa sesak.

"Amy, kamu nggak apa-apa kan?"

Aku terus menangis tanpa bisa berkata apa-apa.

Theola memelukku dan ikut bersedih.

Tiba-tiba saja nafasku terasa sangat sesak, sampai aku tidak tau apa yang terjadi di sekitar.

*****

Aku membuka mataku, mataku melihat ke sekeliling isi ruangan, selang infus terpasang di tangan kananku, dan selang oksigen membantu pernafasanku.

"Apa yang terjadi? " Aku berkata lirih.

"Amy, kamu sudah sadar ? " Kata Theola yang sangat menghawatirkan keadaan ku.

"Kamu, udah gak sadar selama 2 hari Amy."

Aku sangat terkejut mendengar nya, aku mengingat kembali kejadian malam itu, terasa sangat sakit membayangkanya. Kekasih yang aku cintai berciuman dengan wanita lain di depan mataku. Bahkan kami baru saja jadian. Air mataku kubiarkan mengalir begitu saja.

"Kamu jangan bilang siapa-siapa aku ada di sini ya Theo, aku mohon"

"Tapi, orang tua kamu harus tau."

"Aku nggak mau mereka khawatir, bilang aja liburan kita di perpanjang."

"Ya sudah kalau itu mau kamu."

"Apa Arizona tau aku ada di sini?"

"Iya, semalaman dia tidak tidur jagain kamu."

"Theo aku mohon, kalau dia kesini jangan izinkan dia masuk kedalam aku mohon. "

"Tapi, dia ingin bicara sama kamu, sepertinya dia mau menjelaskan kejadian yang kemarin, dia sangat sedih melihat kamu seperti ini."

"Aku nggak peduli." aku membuang mukaku, dan memejamkan mataku yang sama sekali tidak mengantuk, bayangan itu menghantui pikiranku, aku terlihat begitu menyedihkan, harusnya dari awal aku sadar diri, aku hanyalah segelintir debu yang tidak pantas bersanding denganya, beda dengan berlian yang selalu mendekatinya. aku benar-benar bingung apa yang harus aku lakukan setelah ini.