Langit telah berubah, taburan bintang kini tertutup awan kelabu, hujan bahkan sudah turun sejak satu jam lalu, untungnya pesta telah selesai sebelum tumpahan langit itu sampai ke bumi.
Pada moment seperti ini harusnya semua orang tertidur nyenyak, namun sayangnya hal tersebut tak berlaku bagi pria ini, pria dengan hati yang penuh memar ini.
Mika sudah berusaha keras untuk menutup mata namun otaknya sedang tidak bisa diperintah sama sekali. Justru yang sedang otaknya lakukan adalah menyalahkan kebodohannya.
'Kalau aku bilang jangan pergi dengannya apa kau akan mendengarkanku?'
Kebodohan yang hakiki dengan bertanya seperti itu pada wanita yang tingkat kepekaannya mendekati nol besar. Sial, seharusnya dia langsung saja menyeret Inggrid menjauh dari Putra, bukan malah bertanya seperti orang idiot.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com