Setidaknya Atha ingin memberitahu Inggrid bahwa adiknya sudah berjuang sejak lama, bahwa adiknya hanya melihat ke satu arah, bahwa adiknya layak mendapatkan balasan atas perasaannya tersebut.
"Dia benar-benar melakukan itu?" Inggrid bertanya dengan senyum mengembang.
"Iya, kalau saja kau tahu, Inggriiid ..." erang Atha, Inggrid menaikkan satu alisnya, masih menunggu kata-kata berikutnya. "Adikku tidak ke luar kamar sampai berjam-jam hanya untuk memilih baju yang akan dipakainya. Kalau saja Mama tidak datang mengeceknya, mungkin dia masih berdiri di depan cermin seperti orang bodoh sampai jam sepuluh malam dan saat dia pergi, pestanya sudah keburu bubar!"
Inggrid menahan senyumnya, dia merasa malu. "Kak Atha tidak sedang coba menggodaku kan?"
Atha memutar bola matanya, "Ma, waktu itu Mika benar-benar bertingkah seperti gadis labil yang memilih baju satu lemari 'kan?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com