Berdiri di bawah air hangat adalah pilihan terbaik, tubuhku rasanya seperti dipijat dan kepalaku terasa ringan. Makan malam sudah siap saat aku pergi ke pantry. Nico sudah duduk di kursi makan, tangannya sibuk berselancar pada layar touch-screen dan matanya tak sedikitpun beralih dari sana sampai aku menarik satu kursi hingga menimbulkan decitan ngilu.
"Handphone-mu sangat berisik," ia menunjuk ponselku yang kutaruh di atas sofa ruang tengah.
"Benarkah? Kenapa tidak kau angkat saja kalau begitu?!" aku kembali berdiri dan berjalan ke ruang tengah untuk mengambil ponselku dan mengecek si penelpon. "15 missed called?" Dan yang membuatku semakin syok karena nama Arka lah yang tertera di sana. Untuk apa orang aneh itu menelponku? Apa begitu penting? Tunggu, dia juga mengirimiku pesan.
'Kena masuk rumah sakit. Dia ingin bertemu denganmu, aku sudah bicara padanya kalau kau sibuk tapi dia tetap memaksa. Datanglah walau hanya 10 menit.'
'Akan ku-usahakan.'
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com