webnovel

Inevitable Relationship

Keina Amrita Desty. Gadis lembut yang hanya sejenak merasakan sebuah cinta, kini ia enggan merasakannya. Sampai suatu hari, Keina menyuarakan rasa sukanya kepada seorang laki-laki yang ia temui di kantin sekolah. "Aku suka sama kamu," namun, keberaniannya yang menyatakan perasaan adalah sebuah kesalahan besar tanpa ia sadari. Ergata Rean Gunawan. Cowok yang banyak disukai oleh cewek-cewek di sekolahannya, tidak tertarik dengan siapapun kecuali Teresa-tunangan yang di cintainya setengah mati. Tak ada yang bisa mengetuk hatinya selain Teresa. Kehadiran Keina pada hidup Erga membuat semua rencana Erga kacau. Perlahan Erga masuk ke dalam kehidupan Keina, juga sebaliknya. "Enggak ada hal yang bisa membuat lo jauh dari jangakauan gue." Sampai pada akhirnya, Keina menyerah saat semua hal yang ia tutup rapat-rapat terbongkar dengan sengaja. Semuanya.

Nasyah_Aulia · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
1 Chs

Satu

Keina mendudukkan dirinya di pinggir lapangan sekolahnya setelah berputar mengitari lapangan selama lima kali. Mengelap keringat yang muncul dari kepalanya dan turun ke pelipisnya. Di hukum karena terlambat sekolah bukanlah kebiasaannya, hanya saja tak sengaja ia telat bangun dari tidurnya yang baru saja memimpikan sebuah hal yang indah.

Dan, kebetulan guru mata pelajaran pagi ini adalah guru BK yang notabene memang sangat  galak, tidak memandang si pelaku itu perempuan atau pun laki-laki. Ia sudah banyak mendengar dari murid lain yang juga pernah kena hukum oleh Pak Warto. Keina juga tidak suka cara guru BK-nya itu memberi materi tentang tata cara apa pun.

Selain di hukum berlari, ia juga dilarang mengikuti pelajaran sampai istirahat pertama. Keina tidak masalah, dan lagipula ia juga bukan murid yang berpengaruh disini. Bukannya mengabaikan pelajaran, Keina hanya ingin beberapa saat mengistirahatkan otaknya.

"Kania! Kamu sudah selesai?" Tanya Pak Warto tiba-tiba, tentu saja membuat Keina yang duduk santai sembari mengipasi tubuhnya dengan telapak tangan terguncang kaget.

Rasanya Keina ingin mencatat namanya di kertas, lalu menyelipkan di otak guru BK tersebut. Memang tidak sopan Keina berpikiran seperti itu, tapi ia sudah terlalu sebal karena guru tersebut selalu lupa akan namanya. Padahal, sudah empat kali Keina membetulkan.

"Nama saya Keina, Pak. Bukan Kania ... saya sudah selesai berlari lima menit yang lalu."

"Ya, sudah, kamu boleh kembali lagi ke kelas sebelum guru berikutnya datang."

Keina menghela nafas sebal, "bukannya bapak tadi bilang saya nggak boleh ikut pelajaran sampai istirahat pertama?"

"Memangnya, iya? Sudahlah, mumpung pak guru sedang baik hati," ucap Pak Warto menepuk bahu Keina menggunakan gulungan buku dengan cukup keras. Keina mendesis sinis saat guru paling menyebalkan itu berbalik pergi menuju ruangannya.

...

"Untungnya lo selalu simpen baju cadangan di loker, Kei. Coba kalau enggak? Udah bau asem menusuk hidung gue yang paling Indah," ucap Raisa sembari mengelus hidungnya yang mulus bak seluncuran yang terdapat di taman kanak-kanak dekat sekolahan mereka.

Keina hanya geleng-geleng melihat sahabatnya yang memiliki sikap lebay. Sudah terbiasa ia menghadapi segala rupa sikap teman-teman di kelasnya yang terkesan unik.

"By the way, Raka itu ganteng banget sih, baru nyadar gue," ujar Deana yang tiba-tiba berbicara melenceng dari pembicaraan sebelumnya. Matanya memandang cowok yang sedang memainkan ponsel dengan wajah serius. Keina dan Raisa pun ikut menoleh ke arah yang di pandang oleh Deana.

"Menurut lo gimana, Kei? Secara lo itu kan belum pernah bilang cowok ganteng tipe lo itu gimana," Deana meminta pendapat seorang Keina yang diketahui mereka belum pernah sama sekali bibirnya mengeluarkan kata 'tampan' untuk laki-laki. Kecuali papa-nya.

Sejenak Keina mengamati wajah Raka. Tanpa sengaja Raka juga memandang Keina, tepat di matanya. Bukannya memalingkan wajah, Keina malah semakin mengamati wajah Raka dengan teliti. Hingga, cowok yang ditatapnya itu beranjak dari duduknya dan terlihat menuju meja yang sedang di tempati Keina dan temannya.

Deana yang dibilang tertarik pada Raka, reflek tubuhnya tegang dan merasakan gugup. Deana juga mengumpati Keina yang berani terang-terangan memperhatikan Raka. Saat cowok itu sampai di depan Keina, seketika ketiga cewek itu diam namun masih juga menatap Raka, terkecuali Deana yang menundukkan kepalanya.

"Gimana, Kei?" Tanya Raisa memancing Keina untuk membahas tentang Raka lagi.

Keina menoleh ke arah Raisa, berikut juga ke arah Deana yang tidak lagi menundukkan kepalanya, hanya saja Deana sekarang memalingkan kepalanya.

"Biasa aja."

BRAK!

Keina dan Raisa reflek terkejut dengan Deana yang tiba-tiba menggebrak meja dengan kedua tangannya. Sontak Raka yang sedari tadi diam juga ikut memandang sinis ke arah Deana.

"Kalau Raka yang ganteng ini lo bilang biasa aja, terus menurut lo yang ganteng itu kaya apa, Keina?" ucap Deana tanpa melihat situasi.

"Cewek kayak lo itu bukan tipe gue, dasar toa," sahut Raka menatap tajam Deana. Mata Deana membulat sempurna, hatinya merasakan sakit yang cukup dalam. Rasanya kesal sekali saat cowok yang bisa menarik perhatiannya mampu berbicara seperti itu.

"Emangnya gue ada bilang kalau gue suka sama lo?" ucap Deana dengan wajah galaknya.

"Dari omongan lo aja udah bisa ditebak." ucap Raka datar.

Deana memilih tidak memedulikan Raka, jika ia masih meladeni cowok yang ada di hadapannya, masalahnya akan menjadi sangat panjang. "Jawab, Kei!"

Keina kembali mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kantin. Meneliti satu persatu wajah cowok yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Sampai matanya terhenti pada satu cowok yang sedang memejamkan matanya, pertanda tidur.

Hatinya tiba-tiba menghangat, tidak ada debaran yang berlebihan seperti yang ia baca di novel romance saat seseorang tengah jatuh cinta atau cinta pada pandangan pertama. Keina yakin ini hanya rasa suka, bukan cinta.

Ia beranjak dari duduknya, menuju ke tempat cowok yang sedang tertidur itu. Tatapannya terus menuju tempat ke arah wajah damai yang masih menutup matanya.

Deana, Raisa, dan juga Raka saling menatap heran kepergian Keina. Walaupun sudah terbiasa dengan sikap Keina yang menurut Raisa dan Deana aneh, tapi kali ini lebih aneh.

Keina memang seorang cewek yang lebih suka bertindak daripada berbicara. Bagaimana pun, tindakannya kali ini sedikit melebihi batas dari semua tindakan-tindakan yang pernah dilakukan oleh Keina. Menghampiri seorang cowok itu bukan gayanya sama sekali.

Ia menundukkan dirinya tepat di depan cowok itu. Mengetukkan jari telunjuknya dimeja, bermaksud untuk membangunkan. Berulang kali Keina mengetukkan jari telunjuknya, tanpa rasa lelah. Demi untuk membangunkan cowok di hadapannya sekarang.

Sampai, perlahan cowok itu membuka matanya perlahan. Menegakkan badannya yang terasa pegal karena cukup lama ia membungkukkan badanya ke atas meja. Kemudian, menoleh ke arah Keina dengan alis yang mengernyit.

Dihampiri oleh seorang cewek bukan suatu hal yang mengejutkan bagi dirinya, akan tetapi kali ini dia benar-benar terkejut namun hanya sesaat. Air mukanya berubah lagi menjadi datar seperti yang ia tunjukkan kepada yang lainnya.

"Erga," panggil Keina pada Erga setelah melirik name tag yang terpasang di dada kanan cowok itu, membuat Erga menampilkan wajah penasarannya. "Kamu cowok kedua yang aku bilang ganteng setelah papaku. Seharusnya kamu bangga, karena enggak semua cowok aku anggap ganteng, mereka biasa saja. Tapi, wajah kamu itu beneran bikin hati aku mengahangat kayak aku yang suka melihat wajah ceria papa.

Sekarang, aku jadi punya dua wajah ganteng walaupun yang satu ini susah buat senyum di depan aku. Dan satu lagi...," Keina menarik napasnya dalam-dalam.

"Aku-"

"tunggu!" suara Erga yang menginterupsi dirinya, membuat Keina tidak jadi untuk menyuarakan apa yang ingin dikatakannya.

"Maksud lo apa?" lanjutnya.

Keina dengan berani menjitak dahi Erga. Teman-temannya sebagai penonton hanya bisa membuka bibir mereka masing-masing, kaget dengan tindakan Keina. Buru-buru Raisa mengetikkan pesan untuk dikirim kepada Keina.

Ponsel Keina yang terletak di saku rok pun bergetar. Ia berdiri sebentar  untuk merogoh ponselnya. Gerak-geriknya tak luput dari pandangan Erga yang menatapnya datar. Keina pun kembali duduk dengan tenang, dan menyalakan ponselnya.

Raisa

'Lo berani sama Erga, Kei???!!!'

Alis Keina mengernyit menatap ponselnya. Raisa tau Erga? Batinnya penasaran. Mengapa Raisa mengenal Erga, sedangkan dirinya tidak.

Raisa

'Semua orang tau Erga, enggak ada yang enggak tau, Kei.'

Satu pesan lagi muncul dari bawah, semakin membuat Keina penasaran siapa sebenarnya Erga. Baru saja ia akan mengetikkan sesuatu pada papan keyboard, ponselnya sudah di rebut oleh Erga dan di letakannya di meja dengan kasar.

"Mulut lo udah enggak berfungsi?!"

Keina memutar bola matanya. Meskipun wajah Erga tampan dan menenangkan, namun sikapnya sungguh berbanding terbalik.

Satu persatu, murid lain mulai menatap mereka berdua. Penasaran dengan cewek yang berani mendekati Erga, bahkan melakukan skinship.

"Aku suka sama kamu."

semoga suka yaaa

Nasyah_Auliacreators' thoughts