webnovel

Prolog

Sejak kecil aku tidak tahu kalau mataku akan terus setajam ini. Awalnya aku tidak percaya mereka, bahkan aku tidak takut ketika melihat mereka di umurku yang masih kecil. Kupikir, apa yang kulihat adalah kesalahan pada imajinasiku. Sampai pada akhirnya, seiring berjalannya waktu, seiring bertambahnya usia, ketajaman mata ini semakin bertambah. Aku menyadarinya, tapi tetap tidak mau mengakuinya.

Kukira, di usia 17 tahun ketajaman mata ini akan hilang begitu saja. Ternyata aku salah. Hingga saat ini usiaku sudah dewasa, ketajaman mata ini semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Kadang ini melelahkan, tapi sekarang aku tidak mau diam saja dan mengabaikan kemampuan ini. Jika memang ini berguna untuk membantu orang lain dalam mengingatkan kepada-Nya, ikhlaskan. Tapi jika ini merugikan dan tidak ada manfaatnya, maka hilangkan.

Tapi, ini sudah permanen. Hari-hariku selalu dipakai untuk mengupas hikmah dari apa yang kulihat melalui mata batin ini. Di setiap interaksi dua alam, di setiap tanda-tanda yang diperlihatkan oleh-Nya, aku haruslah berpegang teguh pada pedoman-Nya. Pasti dibalik apa yang kulihat dan orang lain tidak lihat, ada banyak sekali hikmah dan pelajaran di dalamnya.

“Jika yang kau ketahui itu adalah suatu kebaikan, maka sampaikanlah.”