"kamu memang sangat cantik, Auri. Dalam tidur nyenyakmu, kecantikan masih terus menghiasi wajahmu. Harus aku akui, tidak salah pria di luaran sana begitu memujamu secara diam-diam. Kecantikanmu memang tidak ada tandingannya."
Tangan Avnan membelai wajah cantik Auristella. Menelusuri dari alis, mata, hidung, dan berakhir di bibir yang masih terlihat membengkak. Avnan menarik sudut kanan bibirnya ke atas. Tersenyum mengingat bagaimana mereka menghabiskan malam yang panjang.
"Kamu memang wanita yang sangat mengagumkan Auri. Sayang sekali aku tidak tega membangunkanmu. Padahal aku ingin kembali mengulang panasnya dirimu di atas ranjang."
"Lihatlah di bawah sana, dia sudah terbangun ingin kembali merasakan sarang emasnya. Sepertinya senjata kebanggaanku begitu memuja milikmu yang sangat sempit."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com