Pagi ini, ketika aku dan Jena tiba di kelas, aku disambut oleh sosok perempuan yang masih belum tahu dia siapa namanya. Ia berdiri tepat di depan pintu dengan pandangan yang tajam, namun itu tidak membuatku takut karena pandangan kaum mereka memang banyak yang seperti itu meski maksudnya bukan untuk jahat.
Aku menengok ke kanan dan ke kiri memastikan belum ada orang yang lalu lalang atau nongkrong di koridor.
"Ada apa?" tanya Jena ketika aku barusaja bersiap membuka mulut.
"Tolong.." katanya setengah berbisik.
"Bisa tidak kita bicaranya di dalam saja. Aku takut kelas yang ada di seberang melihat kita." ujarku memintanya untuk masuk menuju bangkuku.
Setibanya di kursiku ia mulai menceritakan kisahnya.
Katanya, ia meminta tolong untuk dipertemukan sama keluarganya. Soalnya, sejak ia diculik hingga ia sudah meninggal seperti sekarang ini, ia tidak sempat melihat keluarganya untuk kali terakhir.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com