Jason sangat marah ketika Lee dan Kang Fu memberi tahu kejadian yang terjadi di lokasi syuting.
"Lalu apa gunanya aku menyembunyikan kamu selama satu setengah tahun, jika pada ahirnya dengan sadar kau menampakkan wajahmu sendiri kedunia?" Jason menatap Lee yang menundukkan kepalanya, ini adalah kali pertamanya Jason memarahi Lee.
"Lee Da Yeong, pandang aku?" kata Jason dengan nada rendah dan dalam.
"Maafkan aku" Lee mengangkat kepalanya namun dia tidak sanggup menatap mata Jason dan kemudian menundukkan kepalanya kembali Lee merasa sangat bersalah pada ayah angkatnya.
"Lalu apa yang harus kita lakukan jika sudah seperti ini?" Lee terdiam tidak bergeming, Lee paham betul alasan kenapa Jason memarahinya.
"Maaf paman ini semua salah saya, biarkan saya yang bertanggung jawab, saya akan berusaha sekuat tenagaku untuk melindungi Lee" Jason dan Lee sama-sama memandang Kang Fu.
"Saya kenal dengan perusahaan yang mempunyai projek ini semoga saja ini bisa dibatalkan" Kang Fu mencoba menenangkan Jason.
"Mana bisa, sudah terlalu banyak drama dalam pembuatan iklan ini, jika anda masih ingin membuat drama kembali entah apa yang akan terjadi pada sutradara Mang" sahut Lee dengan suara rendah, entah mengapa kali ini dia sangat takut sekali dengan Jason, karna biasanya Jason slalu lembut dan memanjakan dirinya.
"Aku akan mengganti semua biaya produksi" Lee terperangah dengan perkataan Kang Fu.
"Tuan anda jangan bercanda dengan ini, biaya ini tidaklah murah."
"Adakah cara lain selain ini?" namun pembicaraan mereka belumlah usai sebuah panggilan masuk ke ponsel milik Lee.
"Kenapa?" tanya Lee pelan pada seorang wanita diujung sana, hari ini terlalu banyak hal yang membuat kepalanya pusing.
"Nyalakan televisi mu, iklanmu sudah mulai ditayangkan" suara Amna terdengar sangat antusias sekali dan nampak bahagia untuk Lee, namun terbanding terbalik dengan Lee.
"Apa? kenapa bisa secepat ini? bukankah seharusnya masih satu minggu lagi penayangannya?" Lee sangat kaget dengan kabar dari Amna.
"Mungkin sutradara Mang ingin cepat cepat menampar muka Irene ha ha ha" Amna tertawa lepas padahal disisi lain ada tiga orang yang sedang tersenyum pun tidak mampu.
Lee beranjak dari duduknya untuk menyalakan televisi dan setelah menunggu beberapa menit ahirnya iklan itu muncul juga, seorang anak perempuan memakai gaun merah panjang berada didalam sebuah kebun bunga mawar merah yang sangat luas dengan memegang sebuah botol parfum, Lee tidak mengetahui jika dirinya diberi efek sebuah sayap putih dipunggung nya, ternyata konsep ini bidadari yang turun ke bumi untuk mengambil aroma wangi yang baunya sampai ke langit ketujuh.
Senyum mungil itu sangat mempesona dan penuh saya tarik membuat terbuwai.
Kang Fu dan Jason sama-sama tekejut dengan apa yang mereka lihat dilayar televisi, mereka tidak bisa memalingkan pandangan mereka dari layar, baru setelah iklan itu selesai mereka kompak langsung memandang Lee.
"Itu kamu?" Kang Fu memastikannya lagi pada Lee dan Lee hanya mengangkuk palan.
"Kenapa bisa sangat berbeda?" kini Jason yang berkomentar.
"Itulah kekuatan make up kak Amna" jawab Lee.
"Lalu bagaimana sekarang? iklannya sudah ditayangkan?" pertanyaan Jason kembali membuat tegang.
"Aku akan pergi dan melakukan semampu yang aku bisa" Kang Fu segera pergi dan tempat yang pertama yang ingin dia datangi adalah Amna.
Hari ini Amna sedang didalam apartemen kecilnya, hatinya sedang senang, karena dimana setiap kali ia melihat ke televisi dalam beberapa menit ia akan melihat Lee berpose disana, di juga bangga dengan karya tangannya itu.
Amna hanya ingin bermalas-malasan untuk hari ini namun sebuah tamu yang tak di undang datang.
"Kenapa lama sekali membuka pintunya?" tanpa dipersilahkan masuk Kang Fu sudah masuk sendiri menghempaskan dirinya disofa seperti rumah nya sendiri.
"Apa yang membawa mu kemari? bukan kah kau sangat sibuk" Kang Fu meraih tangan Amna dan membawanya duduk didekatnya, Kang Fu tidak tau apa yang sedang dirasakan oleh Amna hatinya seperti drum yang dipukuli ditambah Kang Fu menatapnya sangat dekat.
"Dengarkan, aku ingin bicara serius dengan mu" Amna menelan air liurnya sendiri, dia sekarang semakin gugup.
"Sebenarnya ini sebuah rahasia, kamu tahukan jika aku berhutang nyawa pada Lee Da Yeong?" Amna menggangkuk.
"Lee Da Yeong dan ayah angkatnya datang ke kota ini untuk menghindari seseorang yang telah membunuh ibu Lee" Amna menutup mulutnya dengan tangannya, dia sudah lupa apa yang berapa detik lalu ia rasakan ketika Kang Fu menatapnya.
"Aku tidak tau pasti masalah mereka, apa yang aku tahu mereka memiliki masalah keluarga, dan Lee tidak bisa menunjukkan wajahnya ke publik"
"Kenapa masalah ini bisa begitu serius?"
"Dan aku sudah berjanji pada mereka bahwa akulah yang akan membereskan semuanya" Amna terdiam sepertinya kesalahan itu dia yang buat bukan Kang Fu.
"Sepertinya semua ini salah ku? dari awal akulah yang memaksa Lee, jika saja aku tidak memaksakan kehendakku mungkin ini tidak akan pernah terjadi" kini kebahagiaan Amna berubah menjadi penyesalan.
"Sudahlah semua sudah terjadi yang harusnya kita lakukan sekarang adalah memperbaiki semuanya" Kang Fu mencoba menghibur Amna.
"Caranya?"
"Jangan pernah bocorkan siapa sebenarnya Lee, semua harus dirahasiakan, jangan pernah membuat mereka sadar jika model itu adalah asistenmu,"
"Sepertinya tidak begitu sulit tapi untuk waspada setiap kali itu cukup menguras tenaga" Amna memegang dagunya sendiri sambil menghadap keatas memikirkan apa yang harus dilakukan.
"Dan aku akan mencoba bernegosiasi dengan perusahaan parfum itu, agar tidak lagi menayangkan iklan itu."
"Aku rasa itu agak sulit, pembuatan iklan ini cukup banyak drama, dan hasilnya pun tidak seperti yang direncanakan jika ini kamu hapus? mungkin ini akan perlu banyak perjuangan" pendapat Amna tak jauh berbeda dengan pemikiran Lee.
Sebuah panggilan masuk di tengah-tengahnya obrolan mereka, tertulis disana staff yang menangani masalah honor Amna.
Setelah mengobrol sebentar dengan Amna, staff itu bicara ke pokok permasalahan.
"Nona Amna bisakah saya meminta nomor rekening model kemarin?" kata staff itu yang ada diujung sana.
"Tuan tidak perlu repot-repot, anda bisa memasukkan kedalam rekening saya, anda bisa percaya pada saya" kata Amna pada staff itu.
"Baiklah jika begitu! saya cukup percaya dengan nona Amna"
"Terimakasih, karena kepercayaan anda."
"Maaf nona Amna bisa kah aku mengetahui nama model itu?" Amna berfikir cukup lama sampai pihak lain mengulang pertanyaan nya kembali.
"Grey" kata Amna pelan, pandangannya tertuju pada Kang Fu yang ada disampingnya.
Padahal saat ini otaknya sedang berotasi mencari nama yang cocok untuk Lee Da Yeong namun entah mengapa bibirnya mengucapkan apa yang sedang matanya lihat, yaitu Kang Fu yang sedang memakai baju abu-abu (Grey).
Amna memandang Kang Fu yang mempertanyakan yang sedang dilakukan Amna dengan mengarang nama untuk Lee, Amna juga tidak mengerti dirinya sendiri, apa yang sedang dilakukan olehnya.
"Namanya Gray?" Amna tidak bisa berbicara.
"Sebenarnya nona, CEO kami sangat menyukai model ini, dia ingin memperpanjang kontrak dengannya!"
"Maaf tuan sebenarnya dia tidak ingin menjadi model ini hanya kebetulan semata" Amna kembali ke otak sehatnya.
"Tolonglah, soal honor bisa kita negosiasi kan, karna produk parfum ini sangat meledak dari apa yang kami kira, dan pasti akan mencapai target sebelum batas waktu,"
"Maaf tuan kami tetap tidak bisa" Amna mencoba terus menolak dengan lembut.
"Tolong difikirkan kembali jika anda berubah fikiran segera hubungi saya, saya akan tetap menunggu."
Panggilan itu berakhir dan beberapa menit kemudian disusul dengan pesan masuk dari pihak bank, seperti rahang Amna ingin jatuh setelah mengetahui nominal yang tertera disana.
"Bukankah ini terlalu mahal untuk seorang model pendatang baru" kata Amna sambil menunjukkan layar ponselnya pada Kang Fu.
"Aku tidak tahu menahu tentang masalah dunia hiburan" Kang Fu menggelengkan kepalanya.
"Ini honor yg cukup besar bagi seorang model amatir, dan mereka bisa saja menaikan honor Lee, jika kita bisa berkerja sama lagi, bukankah ini cukup gila?" Amna memegang pelipisnya yang tiba-tiba sakit, haruskah dia menangis dengan keberuntungan ini, keberuntungan yang sangat tidak disangka namun yang harus dilepaskan begitu saja.