Steve memperhatikan Putri dari balik kaca jendela tembus pandang, dari dalam ruang kantor Irfan Wijaya. Terlihat Putri yang sedang berbincang dengan salah satu staff humas, dan ketika Steve sadar... kalau dia memiliki momen yang pas agar bisa berbicara lebih intim dengan saudara tirinya. Ia pun segera berjalan kearah jendela, dan menutup tirai berwarna kelabu itu.
Irfan yang sedang menatap laporan pekerjaan, segera menegakkan wajahnya. Merasa aneh dengan sikap Steve, "ada apa?" Tanyanya, dan meletakkan laporan pekerjaan diatas meja.
"Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin berbicara denganmu empat mata saja, tanpa ada Putri." Ucap Steve, dan menarik kursi untuk dirinya sendiri. Sehingga ia bisa duduk berhadapan dengan kakak sambungnya, tidak lupa ia memberikan tatapan sinis pada Irfan.
"Apa yang ingin kamu bicarakan kepadaku?" Tanya Irfan, dan ia ikut melipat erat kedua tangannya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com