webnovel

Chapter 1 - Dimensional Unification

Ada teriakan di mana-mana.

Seluruh umat manusia panik karena terjadi gempa bumi di seluruh penjuru dunia.

Gempa bumi tersebut telah terjadi selama lebih dari tiga puluh menit.

Banyak bangunan telah berubah menjadi puing-puing.

Beberapa orang berduka karena kehilangan anggota keluarga mereka.

Dan beberapa orang hanya membeku dalam ketakutan karena mereka berpikir bahwa ini adalah akhir dari dunia.

Terlihat seorang pemuda sedang duduk termenung di depan sebuah toko buku.

| Apa yang terjadi? Mengapa gempa ini belum berhenti? Apakah ini akhir dunia? Setidaknya Aku ingin bertemu dengannya sekali lagi. |

Gempa bumi tersebut berhenti dan membuat semua orang bersyukur.

Namun, layar ungu muncul di hadapan semua orang.

| Layar apa ini? Mengapa layar bisa muncul di hadapanku? Apakah ini mimpi? Atau Aku sudah mati?|

[Penyatuan dimensi berhasil.]

[Dimensi nomor 2037 telah berhasil digabungkan dengan dimensi nomor 0000.]

| Penyatuan Dimensi? Apakah itu penyebab gempa tadi? |

[Memberikan <Skill> kepada setiap manusia secara acak.]

[Anda mendapatkan <Resistance (F)> secara acak.]

| Terasa seperti ada sesuatu yang telah masuk ke tubuhku. |

[Membuat <Quest> pertama.]

[<Quest> pertama telah dibuat.]

[Beradaptasi dengan dimensi nomor 2037 selama satu tahun.]

[Hadiah dari <Quest> pertama adalah dua belas juta koin dan satu set peralatan opsional.]

| Beradaptasi selama setahun? Bukankah itu sesuatu yang mudah? Aku akan melakukannya seperti bernapas. |

Tiba-tiba langit menjadi gelap.

Terlihat seekor naga hitam dengan ukuran yang sangat besar sedang terbang di angkasa.

| Aku pikir, Aku akan menarik kembali pikiranku sebelumnya. |

Naga hitam itu menyemburkan api ke beberapa manusia yang berlari ketakutan.

| Sial, aku harus bersembunyi di suatu tempat, tapi di mana aku bisa bersembunyi dari naga hitam itu? |

Beberapa orang memilih bersembunyi di bawah reruntuhan bangunan dan akhirnya diinjak-injak oleh naga hitam tersebut.

| Haruskah Aku menyerah dan tetap di sini? |

Selain naga hitam, beberapa monster lain seperti orc, goblin, serigala bertanduk dan beberapa makhluk lain muncul satu per satu.

| Seperti yang kupikirkan, lebih baik menyerah saja. |

"Hei orang yang ada di sana! Cepat masuk ke sini!"

| Siapa pria itu? Kurasa lebih baik percaya kepadanya saja untuk saat ini. |

"Ada sebuah bungker di bawah toko ini, kita mungkin akan aman jika berada di bawah sana."

"Terima kasih sebelumnya, tetapi kenapa kamu menyelamatkanku?"

"Karena saat Aku kembali ke permukaan hanya terlihat kamu saja."

| Apa yang Ia katakan memang benar, kebanyakan manusia yang berada di atas permukaan sudah tewas karena serangan naga maupun monster lainnya. |

Mereka menuruni tangga menuju bungker yang berada di bawah tanah.

| Terlalu gelap, Aku tidak bisa melihat apa pun. |

[Karena telah mengalami sebuah kondisi abnormal, efek <Blind Resistance> level 1 telah ditambahkan ke dalam <Resistance (F)> milik Anda.]

| Aku dapat melihat lebih jelas daripada sebelumnya, jadi jika Aku mengalami kondisi abnormal, maka ada kemungkinan Aku mendapatkan efek baru. |

"Kita sudah sampai."

Terdengar beberapa suara teriakan dan beberapa bangunan runtuh dari atas permukaan.

| Sebaiknya Aku harus waspada terhadap pria ini. |

Pria tersebut membuka pintu bungker dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara terlalu keras.

"Ayo masuk, mari kita bicara di dalam."

Pria tersebut menyalakan sebuah korek api yang kemudian digunakannya untuk menyalakan sebuah lilin.

| Kenapa dia seperti sudah lama berada di sini? Apakah dia memang tinggal di sini? Dia sudah seperti sangat mengenal tempat ini. |

"Pertama biarkan Aku memperkenalkan diri, namaku Rahmat, umur 21 tahun, tidak bekerja, kalau kamu?"

| Aku pikir lebih baik memberi tahu identitas asli milikku saja daripada berbohong kepadanya. |

"Namaku Ahmad, umur 21 tahun, Aku bekerja sebagai penjaga sebuah toko buku."

Rahmat terlihat sedikit tersenyum.

"Apa ada yang salah dengan perkenalanku? Kenapa kamu tersenyum?"

"Ahh... Tidak, hanya saja kamu mengingatkanku kepada seseorang, hahaha."

Seketika ruangan bungker itu terasa hening tanpa adanya satupun percakapan di antara mereka.

Tiba-tiba suasana keheningan tersebut juga mereka rasakan dari permukaan.

"Aku pikir kita sudah bisa ke atas sekarang."

"Kenapa kamu berpikir begitu?"

"Tidak ada satupun suara maupun getaran yang terjadi lagi, kemungkinan para monster yang ada di permukaan sudah pergi."

"Bagaimana jika mereka hanya beristirahat?"

"Aku rasa akan baik-baik saja, percayalah padaku."

| Kenapa dia seperti sudah tahu bagaimana keadaan di atas permukaan? Aneh sekali. |

Rahmat mematikan lilin dan mereka kembali menaiki tangga menuju ke permukaan.

[Karena telah mengalami sebuah kondisi abnormal, efek <Blind Resistance> telah menjadi level 2.]

Jalan masuk mereka terhalangi oleh puing-puing bangunan yang membuat tidak ada satupun cahaya yang dapat masuk ke dalam.

Rahmat menghancurkan tumpukan puing-puing tersebut hanya dengan satu tinjuan saja.

| Hebat, dia bisa menghancurkan puing-puing tersebut hanya dengan sekali tinju, apakah dia menggunakan sebuah <Skill> untuk itu? |

"Tidak perlu terkejut, Aku hanya memakai sedikit tenagaku."

Rahmat mengatakan hal tersebut sambil tersenyum lebar ke arah Ahmad seperti sedang membanggakan dirinya.

| Aku rasa lebih baik, Aku mengikuti apa kata-katanya jika tidak ingin dihancurkan seperti puing-puing tadi. |

"Oh."

"Kok cuma oh? Kasih pujian sedikit kan bisa? Haha."

Ahmad bertepuk tangan dengan tempo yang sangat pelan.

"Sekarang lebih baik kita mencari persediaan makanan terlebih dahulu."

"Itu tidak perlu, kita harus menaikkan level kita terlebih dahulu."

"Kamu bermaksud menghadapi semua monster itu?"

"Tentu saja, dan hal yang paling penting untuk sekarang bukanlah makanan, melainkan level."

"Kenapa kamu berpikir begitu?"

"Ahh... Yah, kamu bisa lihat kan bahwa tujuan dari <Quest> yang diberikan adalah beradaptasi, bukan bertahan hidup."

"Oh, benar juga."

| Aku mulai curiga kalau dia sebenernya bisa melihat masa depan atau pernah ke masa depan. |

Tiba-tiba mereka berdua mendengar suara dengkuran yang sangat keras.

Suara tersebut berasal dari naga hitam yang sedang tertidur pulas.

"Sssttt... Sudah Aku bilang kan? Pasti mereka sedang beristirahat."

"Tidak apa-apa, Aku merasakan bahwa hanya ada naga hitam ini yang berada di sekitar sini."

Rahmad memunculkan sebuah sebuah pedang hitam yang memiliki model seperti katana.

"Kita harus membunuhnya sebelum dia bangun."

"Apa? Kau sudah gila?"

"Kita harus membunuhnya ketika dia sedang tertidur karena kamu tahu sendiri bahwa dia terlalu kuat untuk dilawan."

"Tapi bagaimana jika dia bangun?"

"Aku pikir naga hitam ini tidak akan bangun semudah itu, percayalah padaku.

"Baiklah, terserah kamu."

Rahmad menaiki kepala naga hitam tersebut dengan posisi siap menebas kepalanya.

Rahmad menebas kepala naga hitam tersebut dan memenggalnya.

[Anda telah membuat sebuah pencapaian, Anda mendapatkan <Tittle> <Dragon Slayer>]

[Seluruh stat Anda ditambahkan sebanyak 50.]

| Meskipun Aku tidak melakukan apapun, tetapi kenapa Aku mendapatkan <Title> <Dragon Slayer (S)>? |