webnovel

I Love You, Kak Laras!

"Kakak mau bilang sesuatu," ujar Andra dengan nada bertanya. "Sesuatu?" tanya Laras, mengulang kata belakang yang Andra ucapkan. "Bener, 'kan?" Andra berhore-ria tidak jelas. Gadis berponi itu menggeleng dan memegang kepala. Ia mulai takut kalau tahun terakhirnya di masa SMA akan berakhir nahas, karena kehadiran sosok Andra yang selalu saja mengikutinya. Semenjak awal bertemu ketika masa orientasi, Andra tak henti-henti mendatangi Laras. Sekalipun datang hanya untuk menyapa tanpa menyampaikan hal yang penting, Andra akan tetap melakukannya. Hal itu membuat si gadis berponi merasa jengah dan kesal, rasanya ia ingin pergi yang jauh ke tempat di mana tidak ada seorang Andra. Padahal gadis itu terus menolak, tapi anak laki-laki berkulit putih itu terus saja mengejarnya. "Andra, aku kan udah bilang kalau kamu jangan gini terus," ucap Laras lirih nan hati-hati. "Gini gimana?" Andra tampak tak mengerti. Laras menghela napas panjang dan memejamkan mata sesaat. "Kita itu nggak seumur, Ndra. Harusnya kamu juga tau." "Tapi aku mau seumur hidup sama Kak Laras," sahut Andra dengan cepat. Bagaimana tanggapan Laras tentang hal tersebut? Langsung saja ikuti kisahnya di "I Love You, Kak Laras!" karya Author Ampas. Created by: Ampass_Kopi23 Jatim, Jum'at, 20 Agustus 2021

Ampass_Kopi23 · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
195 Chs

Liburan Dengan OSIS

Luna menghela napas panjang dan mulai memakai sweater hitam rajut dan dipadukan dengan mini pants berwarna pink yang tak terlalu cerah. Ia menatap cermin di hadapannya, melihat bayang parasnya yang kini mengepang dua rambut pendeknya dan memberi sedikit ruang untuk poninya. Tas slempang di meja rias ia ambil dan langsung memasukkan ponsel ke dalamnya.

Gadis itu langsung keluar kamar dan berpamitan pada kedua kakak kembarnya, karena Damian sedang ada di tempat kerja saat ini. Namun si kembar kontan berdiri dan mulai mengintimidasi adik bungusnya. Mereka bertanya mengapa Luna akhir-akhir ini sering keluar dan bahkan sering bersama dengan Andra, adik Bima.

Luna merengut dan hanya diam mendengarkan semua ocehan si kembar. Gadis itu menunggu jeda agar dirinya bisa berujar dengan santai, karena saat ini ia sedang ingin memakan kedua kakaknya tersebut.

"Kok, my lovely Lunaku sekarang jadi jarang banget jalan sama kita?" Ezra berargumen.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com