webnovel

4

Seperti hari sebelum nya, Stela kembali pada rutinitasnya dia berangkat kerja setelah itu ke kampus karna malam ini ada acara di kampus mau tidak mau dia harus datang setidaknya untuk absensi

''Va, hari ini kau gak usah kerja ya'' kata Sandra

''Gak bisa San aku ada janji, gini ajah deh kau duluan ke rumah mu nanti aku menyusul hari ini aku mau jumpa sama seseorang aku sudah janji kasihan dia, masih kecil sudah tak memiliki ibu, oke sayang janji deh begitu selesai aku langsung ke rumah mu okey''

''Gak mau''

''Ayolah San kau kan sedah gede semalam juga tidur nya bareng, curhat nya sudah ku dengar apa lagi sih?''

''Aku gak suka kau dekat dengan yang lainnya''

''Dasar ratu posesif, sudah lah cepat berangkat aku juga akan berangkat biar kita bisa menghabiskan waktu lebih banyak lagi see you sayang, mukanya jangan di tekuk jelek tau''

Lalu mereka pun pergi ke tujuan masing-masing saat tiba di kafe Abriella sudah menunggu di depan pintu Stela hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah nya sama persis seperti Sandra

''Hai sayang, mengapa menunggu di luar? Kan bisa nunggu di dalam''

''Tante lama''

''Oke, tante mintak maaf karna tante tadi ada kerja jadi bagaimana kabarmu hari ini princess? ''

''Aku lebih baik setelah melihat tante, boleh kah aku mintak gendong?''

''Hahahaha,  tentu sayang'' Dia pun langsung memeluk Stela dan melingkarkan kaki nya di pinggang nya dan kepalanya di benamkan nya pada leher Stela.

''Ella apakah kau sudah sarapan''tanyak Stela

''Aku sudah sarapan bareng Daddy tadi tan, ayo duduk tante pasti capek tapi aku mau gini dulu ya.''Kata Abriella manja

''Baiklah'' kata Stela dengan tersenyum

''Apakah kau datang sendiri?''

''Tidak, aku datang bersama om ku, nanti aku kenalkan pada tante.''

''Abi apa yang kau lakukan?'' Kata seseorang tepat di belakang mereka Stela pun menoleh kebelakang

''Om sini, kenalkan ini teman ku namanya tante Iva''

Kennan pun melangkah ke tempat Abi dan Stela.

''Oh jadi kau yang diceritakan oleh Abi''

Stela hanya bergumam sebagai jawaban

''Perkenalkan namaku Kennan Melviano Matteo'' Nama yang cukup menarik kata Stela dalam hati dan dengan jantung yang tak karuan Stela menerima jabat tangan dari Kennan

Mata Kennan yang sangat tajam dan dapat mengetimidasi siapa pun  lawan bicara nya, Walau sempat kagum Stela mengembalikan wajah datar nya

Kenan yang saat pertama sekali melihat wanita didepan nya ini mengingat kan dia pada Felicia sosok wanita yang lembut dan periang dengan wajah yang sangat imut dan wajah yang natural tanpa make up yang berlebihan sangat susah mencari seorang wanita yang seperti ini di kota sebesar ini, dia layaknya bidadari menurut Kennan namun tak lama Mimik nya berubah jadi datar membuat Kennan semakin penasaran dengan nya. Dia sangat pandai menyembunyikan sesuatu hal agar orang lain tak menyadari nya. Sungguh wanita yang Unik menurut Kennan

''Auristela Videliva Azzura''  katanya memperkenalkan diri dengan wajah datar nya

''Nama yang cantik Videliva seperti orang nya'' Tidak tau darimana perkataan itu bisa diucapkan oleh Seorang Kennan selama 8 tahun tak pernah merasakan namanya Cinta setelah dia menutup hatinya pada seorang wanita dan mengharapkan seseorang itu datang Kembali.

''Ya, terimakasih'' kata Stela datar dan dingin

''Tante, hari ini aku mau ngajak tante jalan-jalan mau ya'' kata Abriella menghentikan kontak mata antara mereka berdua

''Maaf sayang, nanti malam tante ada tugas dari kampus, bagaimana kalau besok, tante gak kerja besok kan akhir pekan jadi kita boleh berjalan-jalan semaunya Ella, besok kamu ibadah nya bareng tante okey tante tunggu di apartemen okey. Ini alamat nya'' sambil tersenyum dan memberi alamat nya yang telah ia tuliskan disebuah kertas

Senyum yang dapat membuat Kennan berhenti bernafas sejenak, Senyum yang dapat menghangat kan hati Kennan yang telah lama Beku

''Baikalah'' kata Abriella Kecewa tapi dia tetap tersenyum, hal yang tak pernah dilakukan oleh Abriella pada orang yang baru semalam dia kenal, entah kenapa jika berada disampingnya kita akan berubah jadi hangat padahal Kennan tau jika sebenarnya Stela juga sama seperti nya.

''Tante harus pulang dulu sayang besok kita jumpa lagi jangan cemberut nanti princess nya gak cantik lagi senyum dong'' kata Stela dengan senyum dan mengacuhkan Kennan yang terpaku dengan senyum itu kemudian Abi pun tersenyum

Setelah itu Stela pun beranjak dari kursi yang ia duduki namun terhenti saat sebuah cekalan menghentikan tangan nya

''Stela tunggu'' kata Kennan

''Ya'' kata Stela dengan alis yang menaik seolah bertanya Mengapa?

''Biar kami antar, sekalian kami juga mau pulang'' kata kennan dengan lembut bahkan wajah datar dan kaku nya tak ada lagi.

''Tapi aku mau kerumah teman ku'' tolak Stela bukan karna tak ingin hanya saja jika dia terus bersama Kennan keadaan Jantung nya tak normal.

''Ya tak masalah'' kata Kennan

Lalu mereka pun keluar dengan Abi di gendongan Stela, saat Stela mau membuka kan pintu kursi penumpang tangan nya di tarik oleh Kennan

''Aku itu bukan supir, ayo duduk di depan bersama ku'' katanya datar

''Baiklah, Maaf''

Sepanjang perjalanan hanya ada kesunyian

''Videliva,  kita antar Abi dulu ya kasihan dia'' memecahkan keheningan itu karna Abi yang sudah sangat lelap dalam gendongan Stela

''Ya'' Sambil menatap Kennan

''Kenapa kau hanya terdiam?'' Kennan membuka pembicaraan biasanya dia lebih  menyukai suasana sunyi namun hari ini dia ingin mendengar Stela bercerita banyak tentang dia

''Lalu aku harus apa?'' Tanyak Stela bingung

''Ya bercerita tentang apa saja mungkin tentang hidup mu.''

''Apa itu penting buatmu?'' Itu sangat penting buat ku karna mulai detik ini kau hanya akan jadi milik ku dan tak akan ada yang lainnya. Namun kata itu hanya terucap dalam hati dan fikiran Kennan

''Ya, setidaknya menghilangkan suasana yang sunyi ini''

''Oh tidak bermanfaat sama sekali.''

''kamu cantik''

''Dan aku sudah biasa mendengar kata itu''

''Ya ampun, berbicara lah seperti saat kau menjawab pertanyaan Abi'' kata Kennan sedikit marah karna kesal dengan sifatnya Stela yang datar

''Kau bukan lah anak kecil''

''Dasar menyebalkan apakah semua wanita sama seperti mu, aku hanya ingin mengenal mu, apa susahnya sih bercerita''

''Apakah masih jauh?'' Bukan karna itu hanya saja Aku sedang berusaha mengontrol detak jantung Ku jika bersama Mu Kennan karna Rasa ini baru ada setelah 7 tahun yang silam maaf kan aku kata Stela dalam hati.

''Sebentar lagi.'' Stela hanya tersenyum melihat wajah Kennan yang terus mengomel tak jelas dan kesal wajah yang sangat lucu andai ini bisa bertahan lama Stela sudah lama tak tersenyum karna melihat hal konyol hanya papanya yang bisa melakukan hal itu namun hari ini dia merasakan itu kembali.

''Sudah sampai, keluar lah'' Stela pun keluar saat sampai di depan pintu seseorang wanita paruh baya menghampiri Stela dan Kennan

''Kennan, apa yang terjadi pada Abi? Mengapa dia bisa begini?'' Kata Andriana dengan wajah yang sangat khawatir

''Ihk oma berisik aku itu lagi istirahat dan gara-gara teriakan oma, aku bangun dari mimpi indahku. Oma gak pernah senang jika aku istirahat sebentar saja'' kata Abi yang turun dari gendongan Stela setelah bangun karna teriakan histeris omanya

''Maafkan oma sayang, oma kira kamu pingsan''

''Tante terimakasih aku mau ke kamar dulu besok jumpa lagi love you.''  Kata Abi lalu Stela mensejajarkan tingginya dengan Abi

''Iya sayang, selamat istirahat, Love You sampai jumpa besok'' lalu Abi mencium pipi nya

Lalu Abi pun masuk kedalam tinggal Stela, Kennan dan Andriana dengan bingung

''Hai sayang siapa nama mu? Terimakasih atas waktunya untuk Abi''

''Tak masalah tante aku ikhlas kok, nama ku Stela tan senang berjumpa dengan anda'' kata Stela sopan kemudian menyalami Andrianna

''Gak usah formal panggil mama saja.''

''Hah?  Iya tan... mama aku mau pulang dulu ada acara selesai ini.'' Katanya sedikit salah tingkah karna sudah lama dia tak pernah ia menyebutkan hal itu

''Ken kenapa muka mu seperti baju yang gak di setrika saja.'' Tanyak Andriana pada wajah Kennan yang di tekuk

''Aku lagi kesal ma, ayo Stela kita pergi.'' Kennan menarik tangan Stela dan Stela hanya tersenyum sambil membungkuk kan badan nya sebagai tanda untuk ijin pergi dengan wajah yang sangat merah antara marah dan malu. Sedangkan Andriana mematung dengan tindakan yang dilakukan oleh Kennan.

'Apa kau akan berubah jadi Melvin putra mama yang hangat sayang?' Kata Andriana dalam hati sambil berdoa

Di dalam mobil

''Apa-apaan sih Ken, kau itu tak sopan sekali'' kata Stela marah

''Kau terlalu banyak cerita pada mama ku sedangkan kau hanya ngomong seadanya padaku itu tidak adil buat ku.'' Katanya Merajuk dasar bayi besar batin Stela

''Oh baiklah, maafkan aku akan hal itu''

Setelah itu keheningan kembali menyelimuti mereka. Hingga sampai tiba di rumah Sandra

''Terimakasih Melvin''

Stela pun pergi begitu saja.

***

Stela pov

Aku tak tau jika ada makhluk sesempurna dirimu, wajah mu dan segalanya yang ada pada mu membuat ku ingin terus memandang mu, tapi aku juga tak ingin hanya terjerat dengan pesona mu karna ku tahu kau itu sangat berbahaya bagiku.

''Iva siapa yang mengantar mu? '' tanyak Sandra

''Oh, itu Om nya Ella. Tadi antar dia dulu ke rumah baru kesini jadi bagaimana kamu sudah siap sebentar lagi kita berangkat''

''Aku hampir selesai gak lihat aku sudah cantik gini, kau tuh pokoknya sebagai hukuman nya kau malam ini aku dandanin biar cantik aku kan malu bawa teman kayak kau'' kata Sandra jangan heran dengan setiap perkataannya yang sangat pedas karna itu juga ciri khas nya, mungkin itu sebabnya pergaulan nya banyak. Entahlah.

Selesai semua kami berangkat saat tiba di kampus aku turun dan melangkah menuju ruang pesta, sunggu ini bukan keinginan ku sama sekali

''Hai San'' kata seseorang pada kami

''Hai Ra, akhirnya kau datang juga kenalkan ini Stela,  dan Stela ini Rachel. Aku harap kalian bisa jadi teman.''

''Pasti, hai Stela senang berjumpa dengan mu.''

''Ya aku juga.''

''Kau datang sendiri Ra? Maaf ya memang dia gak terlalu banyak omong''

''Ya gak dong, tak masalah aku juga punya seseorang yang mirip dengan nya sebentar'' kemudian dia melambaikan tangan pada seseorang

''Nah ini dia yang jadi patner aku hari ini, kak kenalkan ini teman ku namanya Sandra dan ini Stela''

''Kenan''sambil menjabat tangan ku dan sandra bergantian

''Kalian mirip'' kata ku spontan

''Apa?'' Kata mereka menatap ku

''Oh gak, San aku ke toilet dulu ya ntar hubungi aku saja.''

''Ya baiklah''

Aku melangkah keluar dari keramaian itu, itu adalah tempat yang paling tak kusukai dari dulu hingga sekarang

Aku benci jadi sorotan publik

Aku duduk di bangku taman sambil memandangi langit

'Ma, Pa malam ini malam menjelang kelulusan ku dan minggu depan aku sudah lulus untuk kedua kalinya papa dan mama gak bisa melihat keberhasilan ku, aku rindu kalian, aku masih membutuhkan kasih sayang dari kalian' kata ku dalam hati yang membuat mata ini tak kuasa untuk menangis sudah sangat lama aku tak pernah menangis seperti ini

''Tidak baik wanita cantik duduk sendiri'' aku pun segera menghapus air mata ku dan menatap nya ternyata itu adalah kennan

''Ngapain kau disini? '' tanyak ku

''Ini tempat umum untuk siapa pun jadi wajar dong aku disini lagi pula tiada larangan atau peraturan dilarang duduk disini lalu kenapa kamu yang sewot''

''Apaan sih Melvin  aku itu hanya nanyak kok malah kamu yang sewot''

''Loh kok kamu yang marah aku kan cuma menjelaskan bukan malah menjadi alasan mu untuk marah padaku.''

''Baiklah, Maaf''

''Kok jadi mintak maaf emang kesalahan kamu itu apa?''

''Sudah deh kesal emang kalau ngomong sama batu'' aku pun berdiri hendak pergi sebelum sebuah tangan menarik ku dan merengkuh ku dalam pelukan nya

''Menangis lah jika itu membuat lebih baik jangan sok tegar karna aku tau kamu itu tak seperti topeng mu. Aku tau kau itu sama seperti mereka tapi kau menutup dengan semua topeng mu, aku ingin kau jangan  menyerah sekarang aku akan menjadi teman mu.''

Aku hanya bisa menangis dalam pelukan nya tanpa peduli dengan kamejanya yang basah

Setelah kurasa puas aku pun mendongak menatap dia

''Makasih Vin, sudah meminjamkan pelukan mu maaf sudah buat kameja mu jadi basah gitu''

''It's okey baby, everything for friend,  kau tau kau adalah wanita pertama yang kujadikan teman sejak 8 tahun lalu sebelum aku memutuskan untuk sendiri seperti mu''

''Aku tak tau, bahkan tidak mau tau apapun tentang mu hari ini kau hanyalah seseorang yang beruntung karna menyadari satu kelemahan ku tapi bukan berarti kau akan bisa selanjutnya seperti itu terus padaku karna aku terlahir jadi orang yang tak percaya pada orang lain termaksud dirimu jadi so Enjoy for you time''

Aku berkata dengan datar, aku akui dalam pelukan nya aku merasa nyaman dan terlindung.  Badan nya yang kokoh menunjukkan bahwa dia tak takut dengan apapun,  tapi sayang hati ini sulit tuk percaya pada orang lain, apalagi dia yang hanyalah orang asing bagiku. Bukan tak ingin tau tentang dirinya tapi alangkah baiklah jika aku menjauh darinya karna tak ingin Hati ini kembali terluka, mereka yang kuat akan membuat mu kuat dan kemudian membuat mu lemah secara bersamaan bahkan diwaktu yang sama juga.