webnovel

I don't know you, but I Married you

Kenan sudah pasrah, keinginannya untuk menikahi kekasih 8 tahunnya hanya tinggal mimpi. Karena permusuhan kedua orang tuanya mereka gagal untuk melangkah ke pelaminan. Baru saja patah hati ayahnya langsung meminta Kenan untuk menikah dengan wanita pilihannya. Siapa kah dia??apa mungkin dia bisa mengobati luka hati Kenan atau justru sebaliknya??

Keyatma · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
521 Chs

Pengumuman kehamilan

WARNING!!Dalam cerita ini mengandung percakapan dewasa. Harap kebijksanaan pembaca. Bagi pembaca yang dibawah umur atau yang tidak nyaman dengan cerita ini, Dianjurkan untuk tidak membaca chapter ini.

Kini semua anggota keluarga tampak makan-makan. Makan dan mengemil apapun yang mereka bawa. Sesekali Jay melihat ke arah Tiara.

"Apa masih malu?maaf.." Ucap Jay pada Tiara.

"Engga, ga papa bang.."

"Aku udah bilang soal pernikahan kita ke Daddy,ke mommy. Mereka setuju.."

"Iya bang.." Tiara menjawab singkat. Ini soal pernikahan. Apa iya ini sudah tepat?. Tiara kini memikirkan lagi perkataan Tommy. Suara bising kentringan gelas terdengar. Rupanya itu Kay yang membuat keributan. Semua orang yang ada disana kini memperhatikannya.

"Aku mau ngasih pengumuman harus didenger baik-baik.." Kay dengan wajah senang. Kini dia menghampiri istrinya yang sedang duduk bersama Davin.

"Mommy, Daddy, kita bakal nambah anggota baru.."

"Ran hamil?" Ara menyadari apa maksud ucapan adiknya. Kay mengangguk. Jesica dan Kenan saling menatap dulu sebelum akhirnya mereka menyadari itu berita bahagia.

"Kamu hamil sayang?" Jesica segera menghampiri menantunya.

"Iya mommy, Udah 14 Minggu kandungannya." Kiran meyakinkan. Akhirnya...Jesica kini lega dan juga senang. Setidaknya dengan kehamilan Kiran mereka gak terlalu bersedih selaku mengingat Alm. si kembar. Jesica merangkul Kiran.

"Kris...mau ada bayi lagi Kris..." Kenan membuat Kris berhenti berlari.

"Bayi?Mommy punya bayi dad?"

"Bukan mommy, kakak Ran.."

"Ye...bayi...bayi..." Ucap Kris yang tak mengerti apapun yang jelas dia sangat senang dengan bayi.

"Selamat Ran. Jaga baik-baik..." Kenan ikut menghampiri Kiran mengusap lembut kepalanya. Ah...Jay benar-benar iri dengan kado itu. Andai saja dia sudah berkeluarga dia juga mungkin bisa mendapatkannya. Jay melihat ke arah Tiara sejenak. Wanita itu kini tampak tersenyum dengan mata memandang kearah Kris. Rasanya ada yang berbeda sejak tadi pagi tapi entah apa. Ah...sudahlah mungkin perasaan Jay saja.

"Ran..ngidamnya makanan Indonesia terus mom jadi bingung aku.."

"Mau pulang aja?"

"Engga mom, ga boleh. Ran sama aku disini." Kay langsung menjawab.

"Ya udah nanti kalo ngidam lagi coba bilang mommy. Kalo bisa dikirimin mommy kirim.."

"Lagian si Kay, kapan sih lulusnya?"

"Ya nanti tapi pasti lulus kak. Ga sabaran nih..."

"Davin...mau punya sepupu, cucu mommy jadi banyak..." Jesica mengajak bicara Davin yang terlihat menatapnya. Anak itu kini tersenyum.

"Makanan Davin mana kak?biar mommy kasih.."

"Sama aku aja mom.." Dariel kini mengambil anaknya untuk diberi makan. Davin paling banyak makan diantara kembarannya yang lain. Dia selalu lahap jika sedang bersantap.

"Oh iya nanti sebelum pulang ke indo pastiin ke dokter dulu ya, 3 bulan lagi Jay nikah nanti Daddy sewain pesawat pribadi lagi."

"Ga usah dad.."

"Ga papa Ran supaya lebih aman. 3 bulan lagi usia kandungan kamu mungkin udah kuat tapi Daddy ga mau kalo ada orang lain yang justru bikin bahaya."

"Makasih Daddy.."

"Kamu jangan bikin stres Ran, bang.."

"Engga mommy."

"Kay siaga banget kok mom.." Kiran mengklarifikasi tingkah laku Kay padanya.

***

Kenan berdiri di luar balkon dengan pemandangan bridge harbour yang tepat berada di depannya. Disini memang menyenangkan.

"Sekarang aku ngerasain jadi suami, jadi ayah. Kadang bikin sakit kepala kalo lagi debat." Kay yang ada disampingnya mulai berbicara.

"Wajar namanya juga awal-awal nikah. Lama-lama ga ada justru tantangan kedua kamu nanti adalah anak-anak. Kalo waktu pacaran sama nikah berantemnya gara-gara cemburulah, ga perhatianlah, atau apapun yang masih menyangkut pribadi, kalo udah punya anak pasti debat sama istrinya ya soal anak terus yang tadi udah ga dianggap. Pelan-pelan Abang belajar. Cuman inget ya karena jauh, semarah apapun jangan coba-coba ninggalin Ran sendiri."

"Aku ga pernah ninggalin Ran dad, selama ini kuliah pun aku langsung pulang dan sejak kita pindah, kita hidup berdua, kita jarang debat yang seurius kok. Paling kesel-kesel dikit itu juga langsung selesai."

"Pantes langsung topcer.."

"Iya dong.."

"Apa yang topcer dad?" Tanya Jay yang mendengar itu. Kini dia bergabung dengan ayah dan kembarannya.

"Iya, Kay jago bikin anaknya."

"Kalo gitu ajarin aku Kay.."

"Hah?" Kay heran dengan permintaan Jay.

"Iya, aku bentar lagi mau nikah. Aku ga tahu harus gimana. Aku sama Tiara udah sepakat bakalan bikin anak di malam pertama kita." Ucapan Jay yang jujur membuat Kenan tak percaya. Bagaimana bisa mereka sudah membahas hal ini?. Kay hanya tertawa.

"Gampang kok Jay, tinggal jago goyang aja.."

"Goyang?kaya orang-orang joged?"

"Itu juga bisa.."

"Ih..Kay yang jelas dong."

"Pokoknya kamu tinggal maju, mundur, goyang.."

"Hah?kok gitu?" Jay dibuat bingung. Kenan gemas tapi Jay memang harus diberi tahu. Jesica sudah mengingatkannya untuk mengajak bicara Jay tentang hal ini.

"Bang..Daddy pingin tahu. Abang pernah ereksi?"

"Ereksi itu punya kita berdiri?"

"Iya itu.."

"Pernah, kadang pagi atau subuh dia suka berdiri."

"Oke..hal pertama sebelum Abang bikin anak. Punya Abang harus bangun.."

"Bangun?"

"Maksudnya berdiri gitu kaya tadi bang.."

"Coba Daddy pingin liat punya Abang Kay sama Jay..."

"Ih...apaan sih dad. Ga mau.." Protes Kay.

"Aku malu dad.."

"Apaan sih kalian, Daddy juga punya lagian waktu kecil Daddy liat."

"Ya terus tujuan Daddy apa?ngebandingin?jelas bedalah dad, yang Daddy udah tua, udah kisut..." Kay meledek sambil tertawa membuat Kenan menyentil sedikit telinga anaknya.

"Enak aja. Kalian dapet yang begitu, jago begitu juga gara-gara Daddy. Udah coba kumpul sini.." Kenan membuat mereka melingkar. Dengan terpaksa Kay dan Jay membuka pengait celana mereka lalu memperlihatkan kejantanannya pada sang ayah.

"Tuh..bisa bentukannya kaya gitu gara-gara Daddy.." Kenan seolah bangga. Sungguh ini kejadian aneh yang entah Kenan dapat darimana idenya. Dia ayah yang aral sekarang.

"Coba mana punya daddy.." Kay menantang.

"Nih anak ya ampun. Awas ya kalo kaget.." Kenan ikut bersikap seperti anaknya. Dia membuka pengait dan menurunkan resletingnya. Kemudian dia melebarkan celana dalamnya agar dua anak kembarnya itu melihat pusaka miliknya.

"Iya...punya Daddy sama kaya kita.." Ungkapan Jay membuat Kay ingin tertawa.

"Ya jelas samalah Jay.."

"Bang...kalo ereksi itu ini bisa berdiri dan bisa lebih panjang.." Kenan memberikan contoh.

"Bisa juga lebih keras Jay.." Kay yang berpengalaman ikut berkomentar.

"Keras?panjang?"

"Satu lagi besar.." Ucapan Kay benar-benar membuat Kenan tersenyum-senyum apalagi intonasi besar Kay seolah menggambarkan itu benar-benar akan membesar.

"Punya Daddy kok bersih punya aku sama Kay engga."

"Makannya kalian cukuran, rapihin aja gitu ga usah sampe habis. Kay...kamu ya istri lagi hamil bersihin yang bener. Kuman tuh.." Kenan segera menutup miliknya karena udara cukup dingin disini.

"Kalian ngapain?" Jesica heran dengan perkumpulan mereka. Kay segera membenarkan celananya begitupun Jay yang langsung menutup resletingnya.

***To Be Continue