webnovel

I don't know you, but I Married you

Kenan sudah pasrah, keinginannya untuk menikahi kekasih 8 tahunnya hanya tinggal mimpi. Karena permusuhan kedua orang tuanya mereka gagal untuk melangkah ke pelaminan. Baru saja patah hati ayahnya langsung meminta Kenan untuk menikah dengan wanita pilihannya. Siapa kah dia??apa mungkin dia bisa mengobati luka hati Kenan atau justru sebaliknya??

Keyatma · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
521 Chs

Nasib yang kedua

Setelah mengantar Alyssa kembali kerumah, Kay langsung bergegas menuju cafenya. Dia meletakkan belanjaannya di dapur.

"Thanks bro.."

"Iya sama-sama ndi, Kiran di ruangan gw?"

"Iya udah daritadi tuh."

"Ya udah gw keatas dulu ya."

"Kay ada interview jam 2 hari ini."

"Iya siap Don, ntar gw ke ruangan lu.."

"Oke." Doni sambil mengacungkan jempolnya. Kay kini berjalan menaiki tangga. Melihat meja dilantai 2 sudah penuh terisi oleh pengunjung setianya. Hal itu jelas membuat Kay senang.

"Maaf lama, tadi ngantri banget." Kay sambil menutup rapat pintu yang dia buka tadi. Meletakkan beberapa kantong plastik diatas meja lalu mengecup bibir Kiran yang sedang duduk dikursinya.

"Kamu beli apa aja?banyak banget."

"Masa minum doang, aku beli makananlah sekalian." Kay menyeret salah satu kursi kesamping kursi putar Kiran.

"Bayu kemana?"

"Katanya kalo lagi sama kamu jangan ngomongin dia."

"Udah jawab aja."

"Mau touring sama temen-temennya ke pantai Pangandaran."

"Kenapa ga ikut?"

"Males aku pergi jauh tapi harus naik motor kayanya aku bisa langsung sakit lagian ayah ga ijinin." Kiran kini menusukkan sedotan kearah minumannya.

"Belum ngomong dong sama Bayu."

"Iya nanti aku ngobrol, timingnya aja belum pas."

"Nanti?nanti aja terus.." Kay mulai kesal sekarang. Dia sandarkan badannya di kursi lalu melipat tangannya di dada. Ini sudah kesekian kalinya Kiran mengatakan 'nanti'.

"Kamu marah?"

"Apa susahnya sih Ran, tinggal bilang putus?perasaan waktu kamu mutusin aku, kamu gampang-gampang aja. Ini ke Bayu kenapa begini?udah sayang banget?ga tega?"

"Engga, bukan gitu Kay.." Kiran memutar kursinya agar menghadap ke arah kekasihnya atau mungkin sebutan yang paling tepat sekarang adalah selingkuhannya.

"Terus apa?kamu bilang bulan depan. Ini bentar lagi habis waktu kamu. Sengaja kamu lama-lamain?"

"Harusnya kamu ngerti dong toh kamu pernah ngalamin ada di posisi aku. Dulu waktu kamu mainin cewek, apa gampang bilang putus?oh...mungkin gampang kamu kan ga pake hati."

"Hati?maksud kamu sekarang sama Bayu udah pake hati?oke balikan lagi aja sama Bayu sana." Kay dibuat geram dengan pernyataan Kiran. Kini dia menegakkan badannya dengan sorot mata penuh amarah.

"Kay bukan gitu maksud aku."

"Yang udah ya udahlah Ran, kenapa jadi bahas-bahas aku. Aku lagi ngomongin keputusan kamu."

"Denger aku dulu..." Kiran mulai meletakkan kedua tangannya dipaha Kay mencoba menenangkan kemarahannya yang datang secara tiba-tiba.

"Aku cuman bener-bener cari waktu aja. Aku sama dia sama-sama sibuk belakang ini. Kamu tahu sendiri kita aja jarang ketemu. Maksud aku pake hati tuh bukan yang gimana-gimana, aku cuman pingin pisah baik-baik aja. Ga jadi musuhan juga sama dia, gimana pun dia udah baik selama ini sama aku. Ya masa ga ada perasaan sama sekali sih? maksud aku iba gitu. Aku tuh kaya orang jahat tahu ga sekarang?jahat sama kamu jahat juga sama dia." Kiran menundukkan kepalanya seolah menyesali keadaan yang terjadi kepadanya.

"Aku tuh cuman pingin cepet-cepet beres sayang, sebelum aku pergi tuh pinginnya clear semua. Aku jadi ga ada pikiran juga di Australia."

"Iya aku paham."

"Maafin aku." Kay kali ini memegangi lengan Kiran yang masih dia tegakkan di pahanya. Kiran kini memandang Kay lagi.

"Aku janji kok bakalan mutusin Bayu. Aku pasti milih kamu."

"Iya sayang maaf..." Kay mencium kening Kiran yang ada di depannya.

"Jangan marah-marah lagi dong, kita juga sulit ketemu. Sekalinya ketemu masa debat."

"Iya, sini aku peluk." Kay menarik tangan Kiran dan memeluknya sekarang. Mengusap punggungnya dengan penuh kasih sayang.

"Beda banget wanginya, parfum siapa nih?" Kiran mencium aroma yang berbeda dari baju Kay.

"Masa sih?engga ah..Parfum kamu kali."

"Parfum aku ga gitu." Kiran kini memicingkan matanya seolah mencurigai Kay.

"Apa?mau nuduh aku?udah deh makan yuk. Aku juga laper sayang."

"Awas ya kamu, diem-diem main cewek." Ancam Kiran sambil menunjuk ke arah Kay membuat pria itu mengigit gemas telunjuk Kiran.

****

Kenan sedang bermain dengan Kris yang sedang duduk diperutnya sementara dirinya terbaring di tempat tidur. Kini mereka sudah sampai di Semarang. Disini Kenan menemani Jesica kerja atau jika Jesica terlalu lama dia akan mengajak Kris bermain di hotel atau berjalan-jalan.

"Kris lebih suka mommy atau Daddy?

"Mom..my.."

"Lebih deket sama mommy atau Daddy?

"Mom...my.." Jawab lagi Kris dengan polos.

"Daddynya kapan nih?liat tuh liat mommy. Kerja telus..." Kenan menunjuk ke arah Jesica yang sedang duduk menatap laptop.

"Kris kalo ada yang nanya siapa namanya, jawabnya apa?"

"Klis.." Anaknya dengan susah payah mencoba menyebut namanya sendiri.

"Pinter anak Daddy."

"Pinter apa nih?" Jesica yang tahu tadi disindir kini naik keatas ranjangnya, duduk juga di belakang Kris.

"Duh..berat gini..." Canda Kenan saat Jesica berhasil duduk diperutnya.

"Mom...my..." Kris mulai merayap naik kedalam dekapan Jesica dan mencari susunya.

"Udah gede ih masa nyusu terus?udah 2 tahun ini anak mommy." Jesica protes namun anaknya tetap mencari-cari sumber mata airnya.

"Iya nih, udah embul juga.." Kenan menepuk pantat Kris.

"Tidur yuk tidur..."

"Nda..."

"Kalo ga mau ya jangan mimi dulu. Ga boleh." Jesica segera menaikan kaosnya yang sedang ditarik-tarik Kris.

"Mimi mom...mimi..." Protes Kris namun Jesica dengan jahil membaringkan tubuh kecil Kris di dada Kenan dan menggelitiknya membuat Kris tertawa.

"Gelitik daddy..." Jesica kini menjahili suaminya diikuti Kris. Kenan pura-pura kegelian dengan tangan mungil Kris yang sedang menggelitik pinggangnya.

"Mommynya buat Daddy ya.." Kenan bangkit dan memeluk Jesica yang masih berada dipangkuannya. Kris kini berusaha untuk menyelip disela-sela pelukan mereka.

"Klis, mommy Klis..." Kris protes dan memukul kecil lengan Kenan yang masih memeluk ibunya.

"Berani-beraninya mukul Daddy." Kenan menggendong Kris keatas kepalanya untuk dia dudukkan di pundaknya. Kris yang tadi sempat kesal kini tertawa girang berada di atas sementara Jesica memegangi tangan anaknya.

"Tadi Mas tanya, Kris suka, deket sama siapa?jawabannya pasti mommy. Mas mana ada dipilih anak-anak. Kay, Jay, Kris semuanya milih mommy cuman kakak yang baik hati milih Mas.."

"Gitu aja baper, udah bawaan kali Mas, anak cowok deket sama ibunya, anak ceweknya sama ayahnya. Yang milih Mas kan ga cuman kakak, aku juga milih Mas.."

"Ehm... gombal..." Kenan senyum-senyum sendiri sementara Kris mulai memukul kecil kepalanya.

"Ga boleh pukul-pukul sama Daddy sayang." Jesica menegurnya.

"Sayang tidurin Kris dong, Mas pingin main nih.."

"Apa sih Mas, tiba-tiba."

"Kamu ga mau diem duduknya jadi kegesek-gesek.."

"Alesan..."

"Ayo dong, jangan bikin Mas yang susuin Kris ya." Canda Kenan membuat Jesica tertawa kecil.

"Ya udah sini turunin Kris-nya..." Jesica segera beranjak dari pangkuan suaminya dan menggendong anak bungsunya.

***to Be Continue