Chapter 1
( PERTEMUAN)
Malam itu hujan turun begitu deras, petir bergemuruh disebuah gang kecil. seorang anak laki-laki rambut nya hitam agak terang, mata nya Biru keabu-abuan. Dia keliatan nya sedang sakit dan menderita beberapa luka.
Dilihat dari situasi nya, anak itu sedang di geromboli sejumlah orang, jika dihitung sekitar 6 orang dewasa dan seperti nya mereka adalah penculik.
Anak itu terlihat berumur 8 tahun, sama sepertiku....
" CEPAT IKAT DAN KURUNG ANAK ITU!, DIA TANGKAPAN BESAR KITA!". Kata salah satu seorang penculik itu
Anak itu sekarat, mungkin dia telah banyak disiksa, lukanya tidak banyak, tapi luka itu terlihat sangat menyakitkan.
Aku berada dibalik kotak sampah, sedang meringkuk ketakutan, aku menutup erat mulut ku dengan tangan ku, aku ketakutan...aku ingin pulang!, ayah ..ibu!...
.
Beberapa saat yang lalu aku pergi ketaman hiburan bersama dengan ayah dan ibuku, hari ini hari yang sangat menyenangkan seharusnya. hingga aku terpisah dari ibuku, saat aku mencari ayah dan ibuku.
Hujan deras disertai petir mulai turun, aku ketakutan dan lari Tampa tentu arah. hingga akhirnya aku memasuki gang kecil dan sampailah aku disini.
Aku ingin lari, tapi aku takut membuat suara. jadi ku putuskan untuk diam disini hingga mereka pergi, tapi....
Saat aku melihat anak itu, aku merasa simpati. aku tidak tega meninggalkan nya, apa yang akan terjadi padanya jika penculik itu menangkap nya?
Oleh karena itu, biarpun takut.
Aku memutuskan untuk membantu anak itu.
Aku mulai melihat sekitar, dan mengambil sejumlah batu krikil.
Kulemparkan batu krikil itu, guna untuk mengalihkan perhatian para penculik itu.
Pengalihan ku berhasil, 4 dari mereka segera pergi, dan tersisa 2 orang tinggi besar dengan senapan ditangan nya.
Aku terus mencari akal, namun tidak kutemukan.
Anak itu mulai pingsan, dan terlihat melemah.
seakan-akan malaikat maut dapat menjemputnya kapan saja.
padahal aku tidak ingin mengungkapkan identitas ku, ayah dan ibu selalu melarang ku membongkar nya, karena hidup normal ini didapat dengan susah payah.
Tapi aku tidak bisa diam saja melihat nya, jadi ku putuskan untuk menyelamatkan nya dan mengeluarkan identitas asli ku.
Taring tajam muncul, mata ku berubah menjadi merah, perasaan haus darah yang amat dalam.
Benar
Aku berasal dari keturunan Vampir.
Aku begitu kelaparan...Aku butuh darah segar segera!.. tanpa sadar aku berjalan kearah 2 orang itu, dengan mengumamkan sesuatu.
" Haus..."
" Haus .."
" Haus..."
2 orang penculik itu ketakutan melihat ku, mereka segera menembakkan peluru dari senapan mereka.
Namun itu tidak mempan, karena aku berlari dengan sangat cepat, dan menghantam kepala salah satu dari mereka dengan kuat ke tanah.
Suara benturan yang dahsyat, namun ditutupi oleh suara gemuruh
" M... MONSTER!". Teriak salah satu dari mereka
Aku mengangkat tangan ku yang tadi ku pakai untuk menghantam kepala teman nya, dan kulihat tangan itu bersimbah darah.
" Ah...aku tidak sengaja membunuh nya". Kata ku
Aku menatap darah yang menempel ditangan ku, dan ku jilati darah itu
" Hoek!, Rasanya tidak enak!, menjijikkan!, darah ayam lebih baik dari darah mu!". kata ku
Penjahat yang satunya lagi merintih ketakutan, saking takutnya dia tidak bisa menggerakkan kaki nya
" TOLONG!!!!, TOLONG LEPASKAN AKU! AKU INGIN HIDUP!". Kata nya ketakutan
aku tidak peduli, aku berlari kearahnya, dan kuhantam tubuhnya dengan tinju ku. dia terpelanting cukup jauh, dan dia mati seketika.
Aku menatap tangan ku
" Sudah ku duga, manusia itu lemah dan rapuh". kata ku
aku menatap anak itu, dia mengeluarkan bau enak. jadi ku dekati dia dan ku gigit leher nya
" Ini bayaran atas bantuan ku". kata ku sebelum mengigit nya
Aku mengigit nya, dan darah nya sungguh enak, rasa manis, dengan citra rasa elegan. aku tidak pernah makan darah seenak ini sebelum nya!
Aku mulai bersikap buas, namun kalung pemberian ibuku mulai mengeluarkan cahaya.
kalung ini dapat menekan hasrat ku sebagai vampir, dan begitulah....aku tersadar. Taring ku menghilang dan mataku kembali normal.
Barulah kewarasan ku kembali
" Apa...yang sudah kulakukan!?". Kata ku ketakutan
tubuh anak itu mendingin, ku genggam erat tubuh anak itu.
Aku mencoba melarikan diri, sebelum 4 orang lain nya datang.
Namun tubuh anak ini berat sekali!, aku kesulitan mengangkat nya, jadi terpaksa ku seret dia.
aku segera mencari tempat ramai, dan mampir kesebuah Gereja didekat sana.
Pandangan ku kabur, aku merasakan sakit yang luar biasa
" jangan jangan ini karena aku belum lama melepaskan mode Vampir ku". gumamku
Anak itu terbangun, dia menatap ku
" Kau... siapa?". tanya nya
" Penyelamat yang kebetulan lewat". jawab ku
Dia menatapku dengan saksama
Aku harus mengantarkan dia masuk gereja, namun....aku tidak bisa masuk kesana.
Jangankan masuk kedalam, masuk ke gerbang nya saja aku tidak mampu
Mau tidak mau aku harus meninggalkan dia disini, tapi dia tidak akan kuat jalan lagi.
Kalau ku tinggalkan dia akan mati kedinginan Disini.
jadi ku putuskan untuk berteriak memanggil seseorang dari gereja
" TOLONG!!, SESEORANG TERLUKA!!". Teriak ku
aku terus berteriak hingga suaraku serak, namun tidak ada yang keluar.
Aku tidak putus asa, dan tetap berteriak.
Anak itu terus menatap ku
" Sudah...hen.. hentikan saja...". katanya lemah
Aku menatapnya
" Jangan khawatir, kau tidak akan mati. aku menjamin nya" . kataku sambil tersenyum
Anak itu diam, dan dia mencoba berteriak juga. namun suaranya masih kalah dengan suaraku.
Kami berdua terus mengatakan minta tolong dari luar gerbang, hingga keluar seseorang dari dalam sana.
Aku sangat senang melihat orang itu, aku menatap anak itu
" Lihatlah?, kau akan segera dirawat!". kata ku sambil tersenyum.
Anak itu melihat ku dan tersenyum juga
" iya...". katanya
Tapi... dari pada pengobatan kami malah diusir dari sana
" ANAK ANAK NAKAL!, PERGI SANA!, JANGAN KOTORI GEREJA!". marah nya
Aku tidak terima dan kujawab dia
" ANAK INI TERLUKA!, DIA BUTUH BANTUAN SEGERA!". Kata ku
orang itu terlihat malas mengobati anak ini, dan dia terlihat seperti menggerutu sesuatu.
" CEPAT BAWA DIA KESINI!". Katanya marah
Aku cukup ragu, aku tidak bisa mendekat lebih dari ini
" TIDAK BISA!, AKU TIDAK BISA LAGI!". Jawab ku
Dia semakin marah, dan menutup pintu gereja tanpa basa basi.
"....."
"....."
Aku menatap anak itu semakin melemah
" Tidak...apa ..apa...". kata nya lemas
Aku mulai gemetar, aku terus berteriak agar orang itu keluar lagi, namun tidak ada jawaban.
anak itu melemah dan jatuh pingsan lagi. aku semakin bingung... dan aku mencoba menerobos gerbang Gereja.
" Panas!, rasanya sakit sekali"., kataku dalam hati
namun aku tetap maju, hingga akhirnya aku tidak mampu lagi, disana lah aku jatuh pingsan.
Tak lama kesadaran ku mulai hilang, ayah dan ibu datang dengan menggunakan mobil.
" ASTAGA LILY!, APA YANG TERJADI PADAMU!". Teriak ibu
Aku merasakan ibu mulai mengendong ku, aku ingin berkata agar ibu dan ayah membawa anak itu juga, namun aku tidak bisa menggerakkan bibir ku. dan akhirnya....
Kesadaran ku menghilang.