webnovel

Chapter 78 I'm About Your's

Sebelumnya, tepatnya ketika Shou ada di kampus kemarin, dia memiliki kisah yang harus di ceritakan sebelum pulang di jemput Tuan Beom saat itu.

Tampak dia tengah terlihat sedang membawa buku di tangan nya dengan tas ransel yang ia bawa. Lalu berjalan masuk ke dalam perpustakaan kampus yang ada di lantai bawah.

"(Aku benar benar mulai pusing dengan materi yang di berikan. Aku bahkan tak bisa fokus dalam materi yang di berikan karena memikirkan sesuatu yakni mimpi ku.... Memang nya apa pekerjaan Ahjushi ketika dia masih berumur sekarang....?)" Shou benar benar terpikirkan hal itu terus menerus hingga dia mengambil beberapa buku materi yang ada di rak perpustakaan itu.

Setelah mengambil secukupnya, dia duduk di meja dan mulai membuka salah satu buku, sepertinya dia memanfaatkan waktu luang untuk kembali belajar mengulang materi yang telah ia lewatkan selama tidur tadi.

Tapi dia tetap tidak fokus dan malah kembali ke pemikiran nya. Dia ingat ketika Tuan Beom mengatakan panggil dia Senior saat di mimpi.

"(Senior huh…. Apa Ahjushi tampak begitu lebih dewasa dari aku, sepertinya begitu.... Apakah setelah aku mimpi lagi.... Dia tidak terlihat...)" dia terdiam.

Tapi ia terkejut dan langsung menggeleng cepat menyadarkan dirinya.

"(Apa yang sebenarnya aku pikirkan dari tadi... Hiz…. Rupanya benar apa yang dikatakan Ahjushi... Aku agak terganggu dalam hal ini... Kira kira apa reaksinya jika aku menceritakan hal ini.... Pastinya dia akan kaget..... Hehe....)" dia tertawa sendiri.

Tapi di sisi lain, ada seorang lelaki yang membawa laptop di tangan nya dan kebetulan melihat Shou yang ada di sana.

Dia menjadi tertarik untuk mendekat dan memanggilnya. "Shou..."

Hal itu membuat Shou menatap ke arahnya dan seketika dia tampak memasang wajah senang dengan nada ramah. "Ah… Jivani, selamat siang…"

Rupanya yang memanggil Shou adalah Jivani yang juga mengangguk. "Boleh aku duduk di sini?" tatapnya lalu Shou mengangguk.

"Apa kamu sedang belajar?" Jivani duduk di samping nya menatap buku yang di baca Shou.

"Ya, soalnya yang tadi di terangkan dosen, aku sama sekali tidak mendengarnya karena kamu tahulah.... Aku ketiduran... Hehe…"

"Shou rupanya bisa ketiduran di kelas ya..." Jivani meantap membuat Shou tertawa kecil malu.

"Jika kau tidak mengerti, kau bisa tanya aku, Shou... Kau sudah membantu ku sangat banyak soalnya…" tatap Jivani.

"Ah, tak masalah, aku juga pastinya senang jika kamu menunjukan projek apa yang kamu kerjakan saat ini?" Shou menatap.

"Aku mengerjakan projek periklanan, aku membuat promosi melalui media digital yang aku miliki... Kurang lebih aku membuat logo, poster promosi, dan cover dalam perusahaan..." kata Jivani.

"Wah... Kamu bisa melakukan itu, berapa kamu membuatnya dalam sehari?"

"37…"

"37?!! Apa kau bercanda, itu sangat banyak?!!!" Shou menatap tak peraya.

"Mau bagaimana lagi, hanya ini yang bisa kulakukan dengan mengisi waktu kosong ku... Aku juga mempromosikan nya di media sosial agar ketika lulus dari kampus ini, perusahan yang membutuhkan aku akan langsung menerima ku tanpa aku harus menunjukan kemampuan ku secara mendadak..."

"Wah, hebat.... Sungguh sangat hebat.... Selama ini aku membuat logo saja di bilang plagiat... Mungkin karena membuat logo itu susah.... Aku mencoba membuat desain arsitektur juga, tetapi desain yang terlalu rumit membuat ku pusing sekali..."

"Itu akan terbiasa untuk mu.... Aku yakin kau bisa melakukan nya..." kata Jivani lalu Shou mengangguk.

"Terima kasih, itu sangat berarti.... Oh ngomong ngomong, apa kamu tidak berniat mencari pacar?" Shou menatap membuat Jivani langsung terdiam kaku mendengar itu.

"Hm? Ada apa?" Shou menatap bingung.

"E.... Sebenarnya.... Aku tidak bisa melakukan itu... Aku hanya orang yang tertutup…"

"Eh kenapa begitu, bukankah kau punya postur tubuh yang bagus, hanya perlu mengajak wanita berkencan bukan.... Kenapa kamu ingin mengharapkan aku melakukan itu? Justru orang yang paling pertama kali bisa membangkitkan harga diri ku adalah kau Shou.... Maafkan aku, tapi aku sempat ingin menjadi teman mu…maksudku... (Aku tak bisa mengatakan bahwa aku dulu hampir menyukainya, tapi mungkin aku harus mengatakan itu adalah hal yang wajar karena Shou memang yang paling manis di kampus dan jika bukan karena dia sudah milik orang lain, orang yang lebih bisa menjaganya, aku mungkin memang harus mundur...)... Em... Tidak jadi, kita ganti topik saja…" Jivani langsung menggeleng tak mau membahas membuat Shou terdiam bingung.

"Okey? Lalu kamu ingin membahas apa?"

Tapi tiba tiba ada yang memanggil mereka dari belakang. "Shou, Jivani ya?"

Hal itu membuat mereka menoleh bersamaan dan rupanya itu Tuan Dosen yang langsung berjalan di hadapan mereka, dia duduk di hadapan mereka.

"Tu.... Tuan dosen....?!" Shou menatap terkejut sementara Jivani menundukan badan dengan sopan.

"Wah... Wah.... Kalian ini salah satu mahasiswa dan mahasiswi paling berbakat di mataku rupanya akrab juga di sini.... Boleh aku gabung dengan apa yang kalian bahas?" Tuan dosen menatap.

Tapi mereka berdua terdiam.

"(Um... Sebenarnya aku cukup canggung jika bicara dengan dosen....)" Shou terdiam.

Tapi siapa sangka, Jivani mengatakan sesuatu. "Tuan dosen, kami sedang mengobrol soal pekerjaan, atau lapangan pekerjaan yang akan tersedia bagi kami nanti. Jika berkenan apakah kami bisa mengajukan pertanyaan bahwa jika kami lulus membawa nilai tinggi apakah kami akan langsung di terima di perusahaan yang kami inginkan?" tatap Jivani.

Seketika Shou yang mendengar itu menjadi terkejut tak percaya. "(Sejak kapan bicaranya begitu publik.... Maksudku.... Dia begitu mahir mengatakan kalimat yang sungguh fomal.... Bukankah dia bilang dia sendiri tertutup… Wah, tidak bisa dimaafkan dan aku tidak akan mempercayai itu....)" Shou tampak mencurigai Jivani.

"Wah, pertanyaan yang bagus. Aku benar benar menunggu pertanyaan yang begitu detail dan sangat mahir dalam merangkai kata kata. Jadi biarkan aku memberitahu Kalian soal hal ini yah.... Seperti yang kalian tahu, universitas seni desain internasional mencakup banyaknya usaha desain yang dihasilkan maupun di kembangkan. Mulai dari manual hingga digital. Kami menerima perubahan zaman tapi tidak akan meninggalkan seni manual yang diciptakan dengan susah payah. Bagaimanapun juga, tangan manusia lebih baik dari pada teknologi buatan orang lain. Soal hal ini, kampus ini mencakup mereka yang mau menciptakan sebuah karya seni digital maupun manusal, jadi bagi mereka yang siap menerima projek yang di berikan dosen, mereka otomatis akan bisa di terima oleh perusahaan karena perusahaan bisa melihat karya kalian langung yang sudah kalian kerjakan tanpa harus menunggu apa yang diminta perusahaan untuk bisa kalian menunjukan nya pada mereka. Jadi bisa di simpulkan, lapangan kerja terbuka bagi kalian yang terus menerus menciptakan sebuah karya seni yang tidak ada habisnya, jadi manfaatkan waktu sebaik mungkin…"

"(Astaga.....) Aku susah mencerna nya…" Shou bergumam memegang kepalanya.

Lalu Jivani menoleh padanya. "Shou, apa yang di bicarakan oleh Tuan Dosen sudah sangat lengkap, jika kau pusing, kau hanya harus mennagkap sebuah kalimat dimana mengatakan bahwa jika kita menciptakan banyak karya seni digital maupun mnual melalui tuhas projek yang di berikan oleh dosen pada kita. Maka dosen akan siap mendukung kita melalui karya seni kita, bukan dari nilai yang di berikan dosen... Lapangan terbuka tidak memandang ijazah kita, melainkan apa yang sudah kita buat selama sudah mempelajari apa yang kita terima di sini..." kata Jivani membuat Shou terkesan.

"Itu benar benar hebat... Aku mengerti, terima kasih..."

"Baiklah, aku senang jika kalian sudah mengerti...." kata Tuan Dosen membuat mereka menatap.

"Aku harap kalian bisa bekerja sama dengan baik, ciptakan sebuah karya maka aku akan membantu soal lapangan kerja kalian, apakah kalian mau?" Tuan Dosen menatap.

Tapi di sini yang terkejut adalah Jivani. "... M.... M.... Maksud anda, kami bekerja sama.... Hanya kami?!"

"Ya... Bagaimana, Shou?" Tuan dosen menatap.

Di saat itu juga Shou memasang wajah serius. "Aku mau.... Aku ingin mendapatkan pekerjaan yang layak!!" dia sudah ber antusiasme.

Jivani menelan ludah, lalu dia mengangguk. "(Suatu hal yang langka aku harus bekerja sama dengan Shou, meskipun ini adalah hal yang aku inginkan dari dulu, aku juga agak sedikit gugup.... Tapi aku akan berusaha....)"

Setelah itu Tuan Dosen berdiri. "Baiklah kalau begitu, aku harap kalian bisa membuat karya sebanyak banyak nya selama berdua saja... Aku akan tunggu itu."

"Terima kasih..." mereka membalas dan menundukan tubuh.

Kemudian Tuan Dosen berjalan pergi dan mereka kembali duduk. "Jivani, bagaimana kau bisa bicara sungguh sangat baik? Kau merangkai kalimat dengan baik," Shou menatap.

Lalu Jivani tersenyum lembut. "Sebenarnya aku dulu beberapa kali menjadi Master of Ceremony, di usia 13 sampai sekarang, tapi entah kenapa, aku berhenti melakukan itu."

"Hah.... Maksud kamu MC.... Pengatur dan pengisi suara dalam acara, bukankah itu sungguh sangat susah...."

"Itu sangat mudah di umurku yang masih segitu, aku begitu percaya diri... Tapi entah kenapa aku langsung terkena hal ini, dimana aku begitu malu dalam menjalani hal itu hingga pekerjaan ku dalam prestasi itu putus begitu saja... Untung nya orang tua ku tidak kecewa padaku karena ketika mereka melihat karya yang aku buat, aku hanya ingin berganti impian saja..." kata Jivani.

Shou yang mendengar itu menjadi terdiam. "(Padahal, pekerjaan master of ceremony sangat dibutuhkan.... Tapi sudahlah, dia juga hebat dalam hal ini....) Hei, Jivani," Shou menatap membuat Jivani menatap ke arahnya.

"Apa kamu tahu, kau terlalu berbakat dalam hal ini dan aku mohon bantuan nya untuk kedepan nya... Mari kita bekerja sama... Aku juga janji akan lebih fokus dalam hal ini mulai minggu depan," kata Shou.

Jivani terdiam sebentar lalu tersenyum dan mengangguk. "Ya, aku juga... Mohon bantuan nya."

"(Dan begitulah, aku dan Jivani memutuskan untuk menggabungkan keluarga kami, aku harap kita bisa bekerja sama dengan baik.... Kedepan nya, ini akan mengisi waktu luang ku... Aku harap Ahjussi juga menerima ini hehe.)"