webnovel

HUNTER: Kebangkitan Darkness Monarch [PERCOBAAN]

"Hanya kematian yang bisa menaklukkanku." Louis Lagarde mengalami hidup yang lebih sulit dari sebelumnya. Ibunya yang stress, adik perempuannya yang masih berumur 8 tahun, ekonomi keluarganya yang buruk, dan kini ia mengalami kebangkitan dimana dia berada di Level C; level Hunter menengah. Awalnya, Louis memilih untuk menjadi manusia biasa dengan mengabaikan jendela status yang melayang di depannya, tapi disaat Dungeon Break terjadi dan menyerang adiknya, dia memilih untuk menjadi Hunter. Hari-harinya menjadi Hunter memang berat dan sekarang diperparah oleh system yang tiba-tiba mengupdate datanya, lalu merubah peraturan dimana para Hunter harus membunuh Hunter yang memiliki Julukan Darkness Monarch. Salah seorang yang memiliki Julukan Darkness Monarch itu adalah ... Louis! [Update System ....] [Julukan Darkness Monarch diberikan pada Hunter Louis Lagarde] [Quest Utama: Bertahan Hidup] [] Ps: Jika banyak yang memberi Power Stone, maka saya fokuskan ke cerita ini terlebih dulu. Terima kasih^^

Chyruszair · Fantasi
Peringkat tidak cukup
3 Chs

[Pembuka]

[Let's start reading]

Teriakan terdengar begitu jelas, hinaan pada orang yang lemah membuat sebagian dari mereka menyerah diri, lalu keputusasaan yang begitu menyakitkan begitu menyayat hati yang mendalam.

Semuanya sudah menjadi hal yang lumrah bagi manusia yang hidup di zaman ini.

Zaman kehancuran yang mana para monster berkeliaran, lingkaran besar seperti black hole versi lonjong membuat hidup tidak nyaman. Zaman yang penuh dengan monster yang diberi nama [False].

Semenjak malam itu, salah satu kota tenang dan damai yang menjadi pusat industri negara ini menjadi lautan darah.

Ada banyak jasad manusia yang mengapung di atas darah, mata dan mulut mereka sebagian terbuka, menangis sambil mengeluarkan darah, berteriak penuh ketakutan.

Bahkan, nyawa pada saat itu seolah mainan bagi para monster bernama [False].

[False] yang tidak berotak.

[False] yang merupakan monster mengerikan.

Bagai iblis yang muncul di saat kota sedang tenang. Meluluh lantakkan satu kota dalam satu malam.

Pertama kali mereka muncul saat langit tanpa adanya awan yang menutupinya tiba-tiba membentuk lingkaran hitam yang seakan menyedot semua benda yang ada di bawah sana. Bersamaan dengan kebangkitan elemen yang disebut sihir oleh manusia pada manusia yang kuat, [False] muncul disaat itu juga.

[Berita terkini. Kota Banssang sudah dikuasai oleh [False]. Sebagian warga berhasil dievakuasi oleh Tim SAR, tapi masih ada sebagian lagi yang terjebak ditengah sana. Para [Hunter] sedang berusaha untuk mengalahkan [False], bersamaan dengan mencari orang-orang yang terjebak.]

Penyiar berita itu tampak pucat saat dia menyampaikan berita yang begitu mengerikan.

Bagaimana tidak, keringat dingin bercucuran di keningnya yang lebar. Wanita itu sangat khawatir akan tempat dia menyampaikan berita.

Tentu saja, bagaimana kalau dia mati diserang [False] saat dia menyampaikan informasi pada satu negara ini?

Kemudian, ada [Hunter]. Sang penyelamatk umat manusia.

Mereka diagungkan namanya karena telah melindungi manusia. Meskipun sebenarnya mereka juga manusia, tapi yang membedakannya ialah mereka dikaruniai kekuatan yang mampu mengalahkan [False].

Seseorang pria sedang menatap layar televisi sebuah toko yang masih buka. Mata birnya menonton penyiar berita yang sedang menyampaikan berita terkini yang terus menghangat. Mata sendu muliknya terus terfokus pada layar tersebut.

Dia bernama Louis Lagarde. Baru saja pulang dari kuliahnya dengan pakaian yang tidak dirapikan, rambut hitamnya pun begitu berantakan, bahkan terdapat kantong mata yang cukup tebal di bawah matanya itu.

Louis terus menatap layar televisi itu. Dia berhenti hanya untuk menyaksikan penyiar berita dan berharap bahwa dunia baik-baik saja. Akan tetapi, seorang pria paruh baya berdiri di sampingnya sambil berucap,

"Ini akhir zaman. Bagaimana bisa monster-monster mengerikan itu muncul dari lubang hitam yang ada di langit?"

Dengan suara baritonnya, pria tua yang berada di samping Louis berbicara seolah akrab dengannya. Dia menatap Louis melalui sudut mata.

"Yah, sayang sekali anak muda seperti kau harus mengorbankan nyawa demi melindungi dunia yang mendekati kiamat ini," tuturnya.

Dia berbalik dan memukul pundak pria berkulit putih tersebut. Seakan tidak peduli dengan reaksi dari Louis, lalu berjalan sambil tertatih-tatih.

Hanya ada satu pertanyaan yang muncul di benak Louis saat ini.

"Bapak itu kenapa masih berani berjalan di zona merah?"

Namun, untuk beberapa saat dia berpikir, kini Louis tidak lagi peduli pada kondisi pak tua itu. Hidupnya saja sudah susah, mengapa dia harus memikirkan hidup orang lain?

Louis menghela napas, lalu berbalik meninggalkan layar televisi yang kini kesepian. Tidak ada yang menontonnya lagi hingga akhirnya sang pemilik toko itu mematikan layar televisi sambil bergumam tidak jelas dan menutup tokonya karena hari telah menjelang malam.

[]

[Kebangkitan Darkness Monarch]

Sebelum kemunculan [False].

"Nelson! Ke arah sini!"

Ckit!

Bunyi sepatu yang bergesekan dengan lantai lapangan itu berdecit dengan keras. Seorang pria berambut pirang yang bersinar dibawah teriknya matahari, matanya yang berwarna coklat seperti kayu itu menatap ke ring basket. Dia bernama Nelson itu mengurungkan niat untuk melempar bola langsung ke dalam ring dan memilih untuk mengoperkannya kepada temannya.

Temannya yang ada di samping dengan sigap menerima operan dari Nelson dan langsung melempar bola tersebut dengan keras.

Ctas!

Sorak suara para gadis berhasil memenuhi lapangan bola basket ketika bola tersebut berhasil masuk ke dalam ringnya, ditambah lagi yang memasukkannya ialah orang yang disukai oleh para gadis.

Dia bernama Ollan Whitson menyeka keringatnya dengan santai, sambil mengatur nafas yang menderu. Para gadis yang melihatnya semakin bersorak memanggil-manggil nama Ollan dengan penuh semangat.

Sedangkan teman yang satu tim basket dengannya dan lawan tim basketnya itu hanya melongo melihat poin bertambah di layar besar yang ada di atas lapangan basket.

Mereka memang melongo, namun setelah mendengar suara peluit dari wasit, mereka yang ada di tim Ollan bersorak penuh kemenangan, sedangkan pihak lawan berdecih kesal karena waktu telah habis dan pertandingan dimenangkan oleh tim Ollan.

[]

Di lain tempat, pria berambut hitam dengan manik mata berwarna biru tengah menatap serius pada buku yang ia baca. Bahkan, saking fokusnya, keningnya yang lebar dibuat mengerut.

"Louis!"

Tidak didengarnya suara panggilan dari seseorang yang ada di depannya. Tepatnya tengah duduk menghadap ke arah Louis dengan wajah yang sama mengernyitnya dengannya.

"Hei! Louis! Aku memanggilmu!"

Lagi-lagi dia tidak dihiraukan. Louis masih sibuk dengan membaca buku yang terlihat sulit untuk dimengerti.

Karena terus menerus diabaikan, pria bernama Regan ini beranjak dari tempat duduknya. Kursi itu berdecit hingga menarik perhatian orang yang ada di sekitar kantin tersebut.

Regan berjalan mendekat Louis, tangannya bergerak merampas buku yang Louis baca dengan serius, lalu terlihat wajah merah dan kernyitan bak iblis tengah memandang Louis.

Louis sempat melebarkan matanya ketika melihat buku yang dibacanya tadi telah hilang dari pandangannya, kemudian dia menengadah menatap Regan yang ada di sampingnya semakin membuatnya melebarkan mata.

"Ya?"

Louis mengerjapkan mata, dia bahkan benar-benar tidak mendengar panggilan Regan sedari tadi.

Regan mendengus.

"Jadi, sedari tadi aku berbicara, kau tidak mendengarkanku?"

"Uh … maaf, buku ini terlalu sulit kupahami."

"Lagi-lagi masalah buku, tidak ada hari selain buku, huh?"

Regan tidak mengerti akan kehidupan Louis yang hanya disibukkan dengan buku. Setiap kali Regan mengajaknya bermain, dia akan menolak. Tapi, jika mengajaknya untuk ke toko buku, spontan saja Louis mengiyakan.

Sungguh, jika dibilang kutu buku, Louis pun tidak pantas menyandang nama itu.

Yah, entah masalah apa, Regan tidak mau memberi julukan kutu buku pada temannya.

"Ada, kerja part time di kafe?" balas Louis dengan wajah polosnya.

Regan yang dengar jawaban Louis itu kembali mendengus. Benar-benar tidak mengerti dengan kehidupan Louis.

"Kau kalau kuajak main, kau tidak akan ikut, 'kan? Bagaimana kalau ke toko bu–"

"Yo! Maaf sudah membuatmu kerepotan!"

Untuk sementara, saya gunakan tempat ini untuk bahan percobaan. Kalau ada yang suka, silahkan tunggu kelanjutan dan informasi dari saya. Cerita ini merupakan remake besar-besaran dari cerita HUNTER: Rebirth of the Darkness Monarch, yang mana ada banyak kesalahan pada cerita Hunter tahun 2020 itu. Kritik dan saran diperbolehkan dalam proses PERCOBAAN ini dan saya tidak melarang pembaca untuk cerita yang terbaru nanti. Terima kasih dan mohon kerja samanya.

Chyruszaircreators' thoughts