webnovel

BAB6 :PERTEMUAN 3

Cuaca pagi hari di kota Bandung memang seperti berada di dalam kulkas kalo kata alya.

Gadis itu kini masih bergelut dengan selimutnya itu padahal ia harus sekolah dan lebih parahnya hari ini adalah hari senin.

"ALYA!!bangun nak"bunda membangunkan anaknya itu.

"ANAK TIKUS BANGUN!!"teriak bundahara nya diluar kamar sambil mukul mukul panci ,pasalnya sedari tadi bundanya mengetuk pintu berkali kali masih tak ada tanda tanda kehidupan ,sudah dipastikan anaknya ini tidur larut karena oppa oppa kesangannya itu.

Alya akhirnya menunjukan adanya tanda tanda pergerakan haha,"eughh"lenguhnya ketika ia mulai terbangun dari lelapnya.

"BANGUN ALYA ATAU BUNDA PANGGIL POLISI BUAT DOBRAK PINTU KAMAR KAMU"ancam sang bunda.

Karena suara bising yang sedaritadi mengganggu tidur nyenyaknya ia jadi terbangun dengan sempurna,ia langsung melihat jam dan.."ANJ..asmara!! gue telat anjir"hampir saja ia mengeluarkan kata kata mutiaranya.

Setelah itu ia langsung ke kamar mandi bahkan gadis ini tak sempat untuk mandi ,ia hanya bercuci muka dan memakai seragam lengkapnya karena hari ini akan upacara.

"BUNDAHARA ALYA BERANGKAT YA"teriak alya yang masih di dalam kamar setelah selesai dengan seragamnya ia langsung berlari ke bunda nya dan berpamitan.

"Kamu gamau sarapan dulu nak?"tanya bunda alya.

"Gak usah bunda alya mau upacara udah kesiangan"jawab nya terburu buru.

"Yaudah nanti istirahat kamu beli nasi ya jangan jajan makanan atau eskrim"tutur sang bunda.

"Iya bundahara"jawab alya sambil nyengir.

"Mangkanya tidur tuh lihat waktu jangan orang korea terus dipikiran kamu ,lagian nih ya kamu itu sudah mau menikah nak nanti kalo suami kamu tahu kamu suka cowo korea apa dia gak marah"panjang lebar bunda berbicara.

"Iya iya bunda itu urusan nanti ih alya udah telat ,bye bunda assalamualikum"setelah salam ia langsung pergi dari hadapan sang bunda.

Sampai di sekolah ia langsung bergegas ke kelas dan menaruh tas nya setelah itu ia pergi ke lapangan yang dipastikan teman sekelasnya sudah berkumpul disana.

Disebrang sana ada seorang pria yang sedang memperhatikan Humaira nya itu" Seperti anak kecil saja".

Gumam nya karena melihat gadis nya itu berlari terburu seperti anak kecil" Tapi saya suka"melanjutkan ucapannya itu sambil tersenyum manis.

"Heh napa lo senyum senyum sendiri tumbenan banget"Tegur sang teman sambil terheran.

Setelah itu rayn memicingkan matanya memastikan apa yang lagi diliat sahabatnya itu dan ternyata.

"Heh lo liatin cewe, biasanya aja bilang saya tidak boleh memandang lawan jenis kecuali sudah menikah"ingat nya sambil meledek Givan.

"Astagfirullahaladzim"ucapnya merasa bersalah.

"Khilap ya lo?,mending pandangin gue aja sini"dengan nada bercanda rayn malah menjahili temannya itu.

"Sudah sudah lihat upacara sedang dimulai kita diam oke"final Givan.

"Yeu!ngeles aja lo"Rayn memutarkan bola mata ,ia pikir temannya itu sedang merasakan jatuh cinta.

Rayn sebenarnya tak masalah malahan bagus ia udah bisa buka hati buat cewe tapi tuh anak curut harus diingetin terus soal agamanya takutnya dia yang baru ngemulai dunia percintaan, karena tak bisa menahan dan berakhir akan mengkhianati agamanya itu Rayn tak menginginkan sahabat religius nya itu membuat dosa.

Bagaimanapun ia teman terdekatnya ia juga harus menjaga teman nya itu agar tak tersesat malaupun dirinya dan Givan menganut kepercayaan yang berbeda tetap saja semua agama pasti mempunyai atauran dan kewajiban masing masing,fikirnya dengan dewasa.

Singkatnya upacara selesai dan semua murid kembali ke kelas masing masing ketika alya ingin ke kelas nya dan ia berlari tiba tiba"bruk!! Hati hati napa kalo jalan sakit nih gue"kesel alya pasarnya dirinya yang mungil itu tertabrak seseorang sampai terjatuh menyentuh lantai.

"Astagfirullah maaf saya tak sengaja "ucap nya merasa bersalah karena ia menyadari yang tertabrak sampai jatuh ke lantai itu adalah gadis yang ia cintai.

Dengat ekspresi shock nya alya mengerjapkan mata berkali kali karena seseorang yang menabraknya tiba tiba menarik badan dia tetapi alya heran ngebantu sih ngebantu tapi kenapa malah kaya orang kejijik an gamau nyentuh dia dan hanya baju belakangnya yang ia tarik ke atas agar ia bisa bangun.

"Heh lo! Kalo gak niat bantuin gue bangun gak usah deh bego banget heran tangan gue ini masih ada kenapa harus narik dari belakang kek lagi narik anak kucing" oceh nya panjang lebar dengan wajah kesal.

"Maaf Alya bukan begitu maksud saya ,saya hanya ingin membantu kamu bangun tetapi tak mau menyentuhmu"jelas Givan masih dengan wajah bersalahnya itu.

"Apasi leb..ayy~"Kalimatnya tercekat ketika ia mendongak mendapati seseorang yang kini berdebat dengannya adalah cowo KBBI yang kemarin berada dirumah dia yang berarti calon suaminya.

"Oh lo!? ustad aneh yang tiba tiba dateng terus dengan seenak jidat lo langsung ngelamar gue?!"Ucapnya mengintimidasi setelah itu.."s-saya emm itu"ucapnya terbata pasalnya gadis di depannya ini ternyata tak se lucu kelakuannya ia juga terlihat menyeramkan untuk ukuran seorang gadis.

"Ah udahlah! Dan satu lagi jangan sampe ada yang tau, satu orang pun!! soal perjodohan kita awas aja lo!"finalnya,Alya langsung pergi ke kelasnya.

Rasa sakit yang ia rasakan karena jatuh sudah ia lupakan saat ini mood ia bener bener hancur karena cowo itu.

Ia menelungkupkan wajahnya dimeja, kali ini gadis itu bener bener merasa prustasi memikirkan hidup nya yang random tiba tiba bakal nikah begitu saja.

"Gila gue hah!"prustasinya sambil mengacak ngacak rambut.

"cowo itu? arghh kenapa harus kelas sebelah sih kok bisa sih anak kiayi sekolah di negeri"bukan memikirkan perjodohan dia alya melah memikirkan dirinya kenapa harus satu sekolah dengan nya ia tak mau jadi bahan omongan apalagi cowo itu populer disekolahnya.

Istirahat tiba Alya sedaritadi hanya merasakan lemas ditubuhnya sepanjang jam pelajaran pertama bukan karena terjatuh karena cowo aneh itu melainkan karena pagi tadi ia tak sempat sarapan bahkan mandi pun enggak.

"Arghh ni perut gak bisa diajak kompromi apa"kesalnya sambil merasakan sakit mungkin karena telat makan jadi magh alya kambuh.

"Ya lo gak kekantin?"tawar temannya itu siapa lagi kalo bukan Tira.

Alya yang mendengar itu hanya menggelengkan kepala pertanda tidak mau ,karena untuk jalanpun sepertinya ia tak akan kuat dan"aww s-sakit"rintih alya merasakan perutnya semakin sakit.

"Eh ya lo kenapa ya tuhan,ya Alya! "Tira yang panik terus menepuk pelan bahu alya dan menunggu jawaban ,emang Tira rada kurang otaknya udah tau denger temennya merintih kesakitan masih aja ditanya kayak gitu.

"WOY ANAK PMR TOLONG WOY NI SI ALYA KESAKITAN!"teriak Tira di depan pintu dan meneriaki anak PMR kebetulan ia melihat anak Pmr itu sedang berkumpul dia ruang UKS.

setelah itu beberapa anggota PMR yang mendengar teriakan cempreng Tira langsung berdatangan sambil membawa Tandu.

"Siapa tadi yang sakit?"tanya Givan pada Tira.

"A-alya"ucap tira gugup ,ia menjawab sambil menggigit jarinya.

"DEMI APA WOY GUE BARUSAN BICARA SAMA KETUA TIM BASKET ,GILA GUE!"teriaknya menjerit di dalam hati yang paling dalam.

Iya Tira memang fans berat dari Givan si anak basket yang terkenal di sekolahnya itu tapi bukan berarti suka ia hanya kagum pada pria itu, karena ketampanannya tidak manusiawi kalo kata Tira.

Kenapa givan ikut di gerombolan PMR, ia juga ikut serta dalam kegiatan ekstrakulikuler Palang merah remaja tetapi hanya anggota dan kebetulan tadi beberapa anggota sedang dikumpulkan untuk piket PMR nanti akhir jam pelajaran.