Aku tidak akan mengulanginya lagi.
Mancing daddy beneran sesuatu yang terlarang! Sekarang, aku di rumah sakit untuk bertemu dengan Mr. Doctor. Daddy bilang aku harus diperiksa lagi gara-gara kemarin setelah belanja, baru sampai garasi, daddy udah main serang!
Akhirnya kita main 2 ronde di dalam mobil, gila. Bokongku rasanya sakit, daddy udah kayak kesurupan. Aku sampai harus lari masuk ke dalam rumah biar daddy gak masukin pen*s nya lagi, tapi percuma. Di dalam rumah, disofa ruang tamu, ronde ketiga dimulai. Dan itu yang terparah, hole ku udah sakit tapi rasanya masih enak terus tiap daddy genjot pen*s nya, jadinya aku gak bener-bener berusaha kabur. Sialan, rasanya udah kayak addicted dengan milik daddy.
"Good evening Mr. Doctor" ucapku sambil tersenyum
"Good evening, Lucas. Sudah ku perkirakan kalian pasti kesini lagi sebelum jadwal"
"Hehe, ini semua salah daddy"
Daddy hanya mengecup pipiku ketika aku cemberut.
"Bagaimana kondisinya?"
"Tulangnya tidak bermasalah, aku tidak tahu apa yang sudah kau lakukan padanya tapi, jika sekali lagi terjadi seperti ini aku tidak bisa menjamin tulangnya akan lebih baik"
"Aku mengerti" Ucap daddy dengan nada sangat serius
"Kau bisa berdiri jika masih terasa sakit untuk duduk, Lucas"
"Eh? mn terima kasih, Mr. Doctor"
"Aku sudah membuat resep untuk mu, termasuk cream yang lebih manjur dari punya Ashlan. Kusarankan kalian ke apotek dulu sebelum pulang"
"Tentu, terima kasih Ed"
"Jangan Lupa pesan ku, Ashlan"
"Iya"
Setelah itu kami pergi ke apotek dan pulang. Daddy terlihat aneh.
"Daddy kenapa?"
"Tidak, Luca mau makan apa hari ini?"
"Emmm Luca mau chinese food"
"Ok, that's easy"
"Easy?"
"Yeah"
Beberapa menit kemudian kami sampai di rumah. Aku hanya mengikuti daddy, kukira kita akan ke restauran tapi ternyata tidak. Apa daddy mau pesan saja?
"Sit, boy. Biar daddy yang masak"
"Ha?"
Aku bengong
"Daddy masak? daddy bisa masak?"
"Tentu"
Aku tidak sabar untuk segera mencoba masakan daddy. Setelah 30 menit akhirnya selesai, Daddy membuat chinese food yang entah apa namanya, susah dieja oleh lidahku.
"Wow unexpectedly, it's sooo good"
Daddy tersenyum melihatku
"Luca mau makan masakan daddy setiap hari"
"Baiklah, itu mudah"
"Beneran?"
"Mn"
"Thank you daddy, Luca sayang daddy"
Daddy mencium keningku dengan lembut kemudian pipiku, kemudian...
Ringgg... Ringgg...
Dengan kesal daddy mengambil ponselnya.
"Kita lanjut nanti ya, baby boy" ucap daddy dengan lembut sambil memberikan kecupan singkat di keningku. Kemudian daddy mengangkat telfonnya, ekspresinya berubah.
"What!" bentaknya pada orang diseberang telfon.
Wow, daddy marah. Aku merasa kasian dengan orang itu, dia dimarahi tanpa tau kenapa. Ha ha ha ha
"What! that's different from the scenario!"
"Fine!"
Dengan lebih kesal daddy menutup telfonnya. Aku diam, takut dimarahi juga.
"Baby..."
"Yes? What happen daddy?"
"Baby boy, I need to go tomorrow. Ada perubahan rencana di project yang sedang kukerjakan"
"Daddy kemana?"
"Greece"
"That's...far"
"I'm sorry baby" Daddy mengangkatku dan meletakkanku dipangkuannya lagi, kemudian dia menangkupkan kedua telapak tangannya di pipiku. "I'm sorry" ucapnya lagi.
"Mnn that's fine. Daddy kan harus kerja"
Daddy hanya menatapku.
"Berapa hari daddy pergi?" tanyaku lagi.
"A week, I'm not sure but yeah, I'll finish it as soon as possible"
Daddy terlihat sangat sedih, well, Greece bukan tempat yang dekat. Daddy harus naik pesawat kurang lebih 2 jam.
Malam itu aku dan daddy menyelesaikan makan malam kami kemudian mandi bersama. Entah kenapa daddy semakin sweet padaku. Karena Mr. Doctor sudah bilang kalau kami harus menahan diri jadi, daddy hanya memelukku semalaman, sama sekali tidak membiarkanku lepas.
Pagi-pagi sekali daddy harus berangkat, aku bahkan masih setengah sadar ketika daddy sudah selesai bersiap.
"Mnh daddy, mau kemana?" Dengan mata yang masih tertutup aku memeluk daddy yang sedang menata necktie nya. Kemudian, daddy menggendongku dan memandikanku, setelah itu barulah aku sadar sepenuhnya.
"Daddy janji bakal pulang cepet kan?"
"Yes, baby boy. I promise"
Mataku terasa berair, daddy kemudian mengecup kedua mataku bergantian.
"Luca tinggal disini saja ya? Kalau kerja jangan lupa bawa mobilnya. Jangan lupa makan dan minum obat"
"Yes, daddy"
"Good, boy. Sekarang daddy harus berangkat. Luca gaperlu ikut kebandara. Tidur saja lagi ya?"
"Enggak mau, Luca mau antar daddy ke bandara"
"Baby boy, kau belum sembuh"
"Fine, Luca disini saja. Tapi daddy beneran harus, h a r u s pulang cepat"
"Sure"
Aku memeluk daddy sambil menangis sejadi-jadinya. Jas daddy jadi basah karena air mataku. Daddy kemudian menciumku dengan ganas sampai nafasku habis rasanya.
"Daddy berangkat"
"Yes, daddy"
Mobil berjalan keluar gerbang menuju bandara membawa daddy.
Hi, It's new chapter!
Makasih buat yang udah support Akii:') Jangan lupa kasih review ya kaka:) Akii bakal up lebih sering, cuma kadang lupa karna gada yg ingetin >< well, Thanks buat yang udah setia nunggu Luca and Daddy~