Chintya, Tony dan juga Riadi bergegas pergi menemui Arini. Saat membuka pintu, Arini menoleh ke arah Riadi, Chintya dan juga Tony. Wajahnya terlihat sangat pucat, bibir kering dan kedua mata yang tampak sembab karena Arini tak hentinya menangis.
"Arini!" panggil Riadi yang berjalan perlahan mendekati Arini.
Arini hanya bisa menangis tersedu ketika melihat raut wajah yang Riadi, Chintya dan Tony pancarkan begitu sedih. Riadi mengusap rambut di kepala Arini. Ia pun mencium kening Arini yang lembab karena keringat.
"Mas ...,"
"Sshh ... Jangan bicara apa pun dulu Arini," Riadi menyentuh bibir Arini yang akan mengucapkan satu kalimat.
Riadi tahu apa yang ingin dikatakan oleh Arini. Karena pada saat Riadi, Chintya dan Tony berada di luar, Chintya memberitahukan Riadi tentang sesuatu, yakni tentang penyakit yang sedang Arini derita. Riadi sangat terkejut hingga ia meneteskan air mata yang jatuh dengan derasnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com