Tubuh indah Sarah yang terbaring di atas matras yang lembut mengejang dengan kuat dan membusur ke atas, membusungkan dadanya yang besar dan ranum itu seolah - olah ingin menantang hukum gravitasi dan menonjolkan segala keindahan tubuh yang dimiliki oleh dirinya lengkap dengan segala lekak – lekuk yang mampu menandingi maha karya terindah di seluruh dunia.
Kedua bola mata Sarah yang indah bagaikan sepasang permata di dasar kolam yang berair jernih terbuka lebar membelalak dan saling menatap dengan dalam ke mata Wiradhi yang juga sedang menatap matanya sambil menikmati segala keindahan dunia yang sedang dipamerkan oleh sekujur tubuh sang wanita.
Benar, sang wanita.
Sarah bukan lagi seorang gadis yang masih perawan.
Dirinya telah naik tingkat menjadi seorang wanita seutuhnya tatkala mahkota kesucian nya telah dihancurkan oleh misil iskandar sang lelaki yang meluluh lantakkan seisi gua kewanitaannya.
Air mata terlihat mengalir membasahi sudut – sudut mata sang wanita sebelum turun ke bawah dengan indah dan perlahan bagaikan air terjun kecil yang baru mulai keluar dari mata airnya.
Mulutnya yang terbuka menghembuskan nafas yang panas bagaikan api nafsu dengan lidah yang menegang terjulur ke atas.
Tubuh Sarah terus berkedut dengan hebat, bergetar tiada henti sembari terus memuncratkan air mancur dari selangkangannya sementara batang perkasa milik sang lelaki masih menancap dengan mantap hingga ke bagian paling dalam di vaginanya.
Tidak bergeming dan juga tidak bergerak sedikitpun meski lubang tempatnya menancap mengalami pergolakan dan erupsi yang sangat luar biasa.
Kedua bola mata Sarah perlahan mulai tergulir ke atas merasakan setiap tetes puncak kenikmatan hasrat birahi yang menenggelamkan dirinya dalam lautan hawa nafsu.
Dengan rakus vaginanya mencengkeram, mencekik, dan meremas – remas tongkat kejantanan sang lelaki yang telah membawa kenikmatan yang begitu besar kepada dirinya....
"Vagina ku.... yang tadinya masih dimainkan hanya dengan jari – jemari saja.... kini akhirnya.... ahhhh.... aaaaaahhhh ..... aaakkkkhhhhh...!!!! Sungguh luarrrr biasaaa!!!!! Baru sekedar ditancapkan saja, aku sudah langsung muncrat crot crot crot dari dalam vaginaku.... Aaahhhh...!!!! Sungguh sensasi yang tak terperikan rasanya...!!!! Aaakkhh... Aaaakhh ahhh!!!"
"Ternyata memang dah, memek yang masih perawan itu sungguh sangat nikmat sekali rasanya. Sungguh luar biasa sekali Vagina mu, Sarah!!!! Benar – benar lubang kualitas TOP! Cocok sekali dah untuk dimiliki oleh seorang murid unggulan yang hebat seperti dirimu!!!!"
Wiradhi tak henti – hentinya memuji - muji Sarah yang baru saja kehilangan keperawanannya tapi sudah meremas batang keperkasaannya dengan teknik yang menyamai kehebatan seorang pelacur kelas atas profesional yang sudah memiliki jam terbang yang tinggi.
Wiradhi terus menghujani sang siswi unggulan yang kini telah terbaring kejang –kejang mengangkang memamerkan selangkangannya yang sudah kembali becek membanjir di hadapan sang lelaki dengan kata – kata pujian yang tidak akan terdengar seperti sebuah pujian di telinga seorang wanita yang masih normal dengan segala kewarasannya.
Namun di telinga Sarah yang telah tenggelam begitu dalam dibenamkan hasrat nafsu, kata – kata yang didengarnya keluar dari mulut Wiradhi membuatnya merasakan kebahagiaan yang amat sangat, menyulut api semangat yang berkobar – kobar dengan sangat hebat untuk memburu lebih banyak lagi kenikmatan badani bersama dengan sang lelaki.
Sarah menatap sang lelaki dengan sepasang matanya yang masih berlinang air mata.
Air mata yang sebagian keluar karena rasa perih akibat selaput daranya yang baru saja robek, sebagian lagi dihasilkan dari rasa sakit yang sangat dahsyat saat vaginanya tiba – tiba saja dihantam dengan brutal hingga ke bagian ujung yang paling dalam oleh misil iskandar sang lelaki dalam sekali hentakan, dan sisanya adalah air mata yang keluar dari perasaan bahagia yang timbul dari kenikmatan luar biasa yang diberikan oleh sang lelaki, rasa nikmat yang begitu hebat hingga mampu menghapuskan segala penderitaan sang wanita yang kini telah mulai menikmati persetubuhannya yang pertama kalinya sejak dirinya dilahirkan ke dunia ini.
Amelia Sarah pun menatap mata sang lelaki yang sedang memperkosa dirinya tersebut dengan tatapan "butuh" dan "lapar".
Tubuhnya yang tadinya masih bergejolak dengan hebat perlahan mulai mereda.
Namun vaginanya yang masih berkedut - kedut dengan rakus dan penuh keserakahan mencoba memonopoli kejantanan sang lelaki dengan cengkraman dan remasan setiap otot – ototnya yang begitu kuat seolah ingin melahap dan menelan bagian vital milik sang pria.
Wiradhi mendaratkan sebuah ciuman yang sangat dalam ke dalam mulut Sarah, yang dengan sigap diladeni oleh sang wanita dengan permainan lidahnya yang penuh gairah.
Dipeluknya leher sang lelaki dengan kedua tangannya, sementara kedua buah dada nya yang besar dan ranum itu bergoyang – goyang bergesek – gesekan dengan dada bidang sang pria.
Pinggang dan pinggulnya yang begitu aduhai itu pun juga ikut mulai bergoyang memberikan sensasi goyangan tak tertahankan kepada penis sang lelaki yang masih terjebak dalam tawanan vagina sang mantan perawan.
Sensasi sedotan yang kuat, hisapan yang dalam, serta cengkraman dan remasan yang begitu keras, yang berpadu dengan pijatan – pijatan lembut yang dihasilkan dari setiap kedutan otot - otot yang berada di dalam liang cinta sang wanita terasa begitu luar biasa bagi Wiradhi yang sedang mengunci selangkangannya dengan selangkangan Sarah.
Ditambahkan lagi dengan perasaan hangat, basah dan lembab yang diberikan oleh cairan yang disekresikan oleh vagina sang wanita untuk melumasi setiap bagian dari rudal balistik sang lelaki yang kini telah tertanam sangat dalam hingga membentur pintu rahim yang baru saja kehilangan kegadisannya, terasa begitu luar biasa bagi penis sang lelaki yang mulai bergerak bergesek – gesek beradu dengan setiap bagian di dalam lubang cinta sang wanita.
Wiradhi memeluk tubuh Sarah erat – erat.
Tangannya menelusuri setiap bagian punggungnya yang mulus, mengirimkan sensasi nikmat yang menggetarkan jiwa ke seluruh tulang di tubuh sang wanita.
Dihentikannya ciumannya dengan sang wanita dan ditatapnya sepasang mata Sarah yang terisi penuh dengan kehangatan sambil menunjukkan ekspresi penuh harap.
Tangan Wiradhi yang kini telah turun akhirnya tiba di kedua belah pantat Sarah yang begitu indah membulat bagaikan sepasang bakpao putih hangat yang masih mengepul menggugah selera.
Diremasnya kedua pantat Sarah yang membuat sang gadis mengerang penuh nikmat dengan kedua tangannya jatuh lemas dari punggung sang lelaki yang tadi masih dipeluknya dengan penuh hasrat.....
Wajah Sarah semakin memerah dan nafasnya mulai semakin memburu ketika Wiradhi yang kini telah membuka selangkangannya lebar – lebar, memegangi kedua belah pahanya yang putih dan mulus sembari mengerakkan pinggulnya menyodok – nyodok liang vagina Sarah dan mengaduk – aduk seisi liang kenikmatan sang wanita dengan rudal sang lelaki yang besar, panas, keras dan siap untuk meledak kapan saja....
"Aaaakkkkhhhh..... Aaakkkkhhh..... Aaahhhh..... Yang begini.... Padahal aku baru pertama kalinya melakukan hal yang seperti ini.... Tapi rasanya enak banget... Terasa senikmat ini.... Vaginaku gemetaran dan terasa sebahagia ini....."
Mulut Sarah mulai mengeluarkan desahan dan erangan yang terdengar sangat nakal, pinggul dan pinggangnya yang begitu indah dan ramping turut bergoyang mengikuti gerakan sang lelaki ketika Wiradhi mulai menggoyangkan pinggulnya....