webnovel

HEAVENLY

(WARNING! terdapat unsur 18+ yaitu berupa kekerasan, darah, dan sebagainya.) Park Yuju wanita cantik berdarah Korea yang harus menjalani kerasnya hidup di sebuah kota bernamakan Agnieszka. Melawan berbagai ketidak adilan, bully-an, dan hinaan yang dia dapatkan. Dan sebuah kisah cinta yang menjadi pelengkap kisah hidupnya. Kisah cinta yang membuatnya bahagia dan tersakiti. Sebuah cinta yang menyeretnya dalam kegelapan. Cinta yang membuatnya merasakan kebencian, kesedihan, dan kekecewaan. Akankah cinta itu dapat membuatnya bertahan atau membuatnya menjauh dan melupakan semuanya? Dan semua itu dimulai saat dirinya bertemu dengan seorang pria dengan mata indahnya yang berhasil mencuri perhatiannya dan saat itu jugalah berbagai macam hal aneh dan janggal mulai terjadi pada dirinya.

Blueside · perkotaan
Peringkat tidak cukup
389 Chs

UNKNOWN

"Buka sepatu mu Bella, kau bisa meletakkan nya di depan pintu saja." Bella membuka sepatu putihnya dan meletakkan nya di tempat yang Yuju katakan padanya.

"Ayo kita masuk dulu ke kamar ku." ajak Yuju yang langsung di ikuti oleh Bella.

Yuju membuka pintu kamar miliknya dan mempersilahkan Bella untuk masuk "Itu kamar mandi nya, masuk lah."

Bella mengangguk sebagai jawaban dan segera masuk ke dalam kamar mandi yang berada di kamar Yuju.

Yuju menunggu Bella sudah hampir sepuluh menit lama nya "Bella kau sudah ganti baju?" teriak Yuju dari luar.

Klek...

Pintu kamar mandi itu terbuka menampilkan Bella yang sudah dengan baju tidur dan celana pendeknya "Aku sudah selesai."

Bella pun ikut naik di ranjang lalu duduk di samping Yuju. Malam ini Bella bermalam di rumah Yuju karena sudah lama ia tidak pernah menginap di rumah sahabat nya ini. Dan karena Yuju takut terjadi apa-apa padanya.

Bella mengintip layar ponsel Yuju dengan rasa penasaran "Loh!? bukannya kau ingin memberikan ponsel ini ke kantor polisi tadi?"

Yuju menggaruk pelipisnya kikuk "Aku... tidak jadi membawanya ke kantor polisi."

"Kau berubah pikiran?" goda Bella. "Sudah ku bilang kan lebih baik kau simpan saja ponsel itu." Yuju mengangguk menyetujuinya.

"Lalu apa yang sedang kau lihat di ponsel mu?" kepo Bella.

"Ah... aku hanya sedang membalas pesan teman sekolah ku dulu." jawab Yuju.

"Kau ingin bertemu dengan teman sekolah mu?"

"Hah? bertemu kau blg? hahaha... tidak mungkin yang ada aku hanya akan jadi bahan olok-olokan dan tertawaan mereka."

"Apa kah sebegitu buruknya?" tanya Bella dengan nada yang sedikit sedih.

Bella tau betul bahwa selama ia dan Yuju mulai berteman Yuju tidak pernah menceritakan teman-temannya semasa sekolah karena Yuju tidak ingin membicarakannya.

"Buruk! bahkan sangat buruk." ujar Yuju sambil tertawa sinis.

...

Minji dan Leah dua wanita itu sedang mengatur deretan guci yang berjejer di atas sebuah lemari coklat kecil.

Kedua wanita itu sesekali mencuri-curi pandang pada sosok pria yang duduk di atas kursi kayu dengan menyilang kan kaki nya. Sorot matanya melihat ke arah luar pintu yang terbuka dengan lebar.

Leah merapat ke samping Minji "Minji... apa kau pernah berpikir apa yang ada di pikiran tuan muda?"

"Aku pun kadang berpikiran seperti itu Leah, kadang juga aku merasa kasian."

"kasian? kenapa?" tanya Leah.

"Coba kau lihat taun muda." Minji dan Leah melihat ke arah pria itu bersamaan. "Lihat, bukankah ia terlihat kesepian."

"Kau benar Minji terkadang tuan Muda terlihat sangat kesepian."

Maksud ku adalah lihat pria dengan rahang tegas itu yang sudah hampir satu jam lamanya duduk seperti itu, duduk diam tanpa melakukan apapun entah apa yang ia lihat atau kah ia melamun? entahlah hanya dirinya saja yang tau.

Tiba-tiba saja pria itu beranjak dari kursi itu, membuat Minji dan Leah terlonjak kaget dan segera mengalihkan pandangannya pura-pura tidak melihat.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" suara husky itu menyapa pendengaran mereka. Keduanya langsung berbalik.

"A-ahh kami sedang merapikan guci-guci ini tuan." jawab Leah.

"Siapa nama mu?"

"Leah tuan." jawab nya dengan cepat.

Sang tuan muda kemudian melirik wanita yang juga paruh baya di samping Leah "Dan kau?"

Minji mendongak "Saya Minji tuan."

"Minji siapkan air hangat untuk ku. Aku ingin berendam."

Minji membungkuk "Baik tuan muda akan segera saya siapkan."

Pria tampan itu pun pergi dari hadapan keduanya lalu menaiki tangga yang melingkar-lingkar bak ular itu.

Keduanya menghembuskan nafas lega "Ya ampun kukira kita ketahuan tadi. Jantung ku hampir copot."

Minji terkekeh melihat Leah yang memegangi dada nya "Ya sudah aku pergi dulu menyiapkan air hangat untuk tuan mudah."

Leah mengangguk sebagai jawaban dan juga segera pergi.

...

Mata Bella melihat sekeliling isi rumah sederhana itu. Barang-barang nya tertata dengan rapi, terdapat pula bingkai foto dengan ukuran sedang yang mungkin sebuah foto keluarga? tapi entahlah di foto itu hanya terdapat Yuju dan ibu nya saja.

"Duduklah dulu di sofa itu, aku akan mengambil kan mu minum. Kau ingin apa?"

"Eoh.. terserah kau saja Yuju, tidak usah yang merepotkan." ucap Bella tidak ingin merepotkan Yuju.

"Baiklah." lantas Yuju langsung berjalan ke arah dapur.

Bella duduk di sofa yang tidak cukup besar itu namun sangat nyaman. Ini bukan yang pertama kalinya ia datang ke rumah Yuju, dan tentu saja ia kemari karena Yuju yang memintanya. Teman nya itu mengatakan bahwa ia kesepian.

Yuju pun kembali dari dapur dengan segelas jus jeruk yang ia bawa "Ini Bella, minumlah terlebih dahulu."

Bella tersenyum "Terima kasih Yuju." lalu meminum jus jeruk itu hingga setengah.

Yuju mengambil remote televisi miliknya dan menekan tombol hijau pada remote itu.

"The Flaws, perusahaan games ini di kabarkan tidak lama lagi akan mengeluarkan game terbaru. Namun sepertinya rilisnya game akan di undur dari sebelumnya. Kami pun sudah mencoba untuk mewawancarai CEO dari the Flaws, namun seperti biasanya CEO perusahaan itu tidak pernah ingin di wawancarai."

Yuju dan Bella memerhatikan layar televisi di depan mereka merasa tertarik. Kemudian terpampang sebuah foto di layar lebar itu yang memperlihatkan seorang Pria dengan mengenakan jas hitam dan sebuah nama lengkap yang berada di bawah foto itu.

Kedua mata Yuju dan Bella melotot, lalu mereka memandang satu sama lain dan kembali melihat layar televisi itu.

"Y-yuju... itu Jae bukan!? pria tampan yang waktu itu ke supermarket!" ucap Bella heboh.

Yuju ternganga, otak nya blank seketika.

"Kau benar Bella itu Jae.... Jae Sim." gumam Yuju.

Yah... televisi itu menampilkan foto Jae. Seperti yang pembawa berita itu ucapkan ialah CEO dari the Flaws.

Yuju dan Bella heboh seketika. Jadi Jae itu CEO the Flaws!? astaga yang benar saja! kenapa ia tidak mengetahuinya, pantas saja ia punya bodyguard saat kemarin dirinya dan Jae bertemu. Dan juga Jae yang selalu menggunakan jas hitam pada tubuhnya.

Yuju menepuk jidatnya sendiri "ASTAGA! kenapa aku sangat bodoh!"

Bella melompat heboh di sofa "YA AMPUN... YA AMPUN! Yuju kita sangat beruntung bertemu dengan nya."

Benar juga kata Bella, kalau di pikir-pikir mereka berdua beruntung bertemu Jae yang selama ini sangat susah untuk di temui oleh wartawan apalagi orang biasa seperti mereka berdua.

"Yuju! cepat keluarkan ponsel mu, kita harus mencari tau tentang dirinya." ucap Bella sambil menggoyang-goyangkan lengan Yuju.

"Astaga Bella sabarlah sedikit hahaha." geli Yuju yang melihat tingkah temannya. Kemudian mengambil ponselnya.

Mereka berdua membuka internet tempat dimana kau bisa mengetahui segalanya hanya dengan mengetikkan beberapa kata atau kalimat saja dan kau akan mendapatkan hasilnya hanya dalam hitungan detik.

"Astaga, Yuju dia benar-benar Jae Sim." ujar Bella begitu melihat deretan artikel dan biodata tentang pria itu yang sangat banyak.

Jantung Yuju tiba-tiba saja berdebar, entah karena apa. Hanya saja ia tiba-tiba merasa deg-degan. Pikirannya kembali melayang waktu kemarin ia bertemu dengan Jae dan Verse.

"Apa-apaan ini!?" ucap Bella sedikit berteriak. Yang membuat Yuju kembali tersadar.

"Ada apa Bella?"

"Lihat ini." Yuju melihat ke layar ponsel itu. Lalu mengerutkan alis setelahnya.

"Eoh? kenapa semuanya kosong?"

Bella menaikkan bahunya "Entahlah, lihat... semua nya kosong tidak tertulis apapun."

Yuju kembali melihat semuanya dengan teliti namun benar semuanya kosong. Yang mereka berdua lihat saat ini adalah biodata dari Jae yang tidak menuliskan keterangan apapun terkecuali nama, dan tanggal lahir. Selebihnya tidak ada.

"Ini aneh, dia kan sangat terkenal apalagi memiliki perusahaan besar tidak mungkin data dirinya hanya ini saja kan?" Bella mengangguk setuju.

"Kau benar ini aneh, nama orang tuanya pun tidak ada sama sekali."

Jae Sim ini benar-benar sangat penuh tanda tanya.

"Yuju lihat, foto nya pun sedikit sekali dan itu pun hanya foto-foto lama, apa orang ini tidak pernah foto sama sekali!? kuno sekali." omel Bella.

Yuju pun sama bingung nya, coba pikirkan dia CEO terkenal tapi biodata dirinya tidak jelas foto pun hanya foto-foto lama saja tidak ada foto terbaru sama sekali.

"Mungkin dia tidak suka di foto? bisa jadikan?"

"Aneh, tapi ku akui memang dia tampan bahkan SANGAT tampan tapi terlihat sedikit... hmmm... menyeramkan."

Yuju memukul pundak Bella pelan "Ada-ada saja kau haha... h-hey aku mau bilang sesuatu." bisik Yuju.

"Apa?" balas balik berbisik.

"...."

"HAH!? KAU SERIUS!?"