webnovel

HEAVENLY

(WARNING! terdapat unsur 18+ yaitu berupa kekerasan, darah, dan sebagainya.) Park Yuju wanita cantik berdarah Korea yang harus menjalani kerasnya hidup di sebuah kota bernamakan Agnieszka. Melawan berbagai ketidak adilan, bully-an, dan hinaan yang dia dapatkan. Dan sebuah kisah cinta yang menjadi pelengkap kisah hidupnya. Kisah cinta yang membuatnya bahagia dan tersakiti. Sebuah cinta yang menyeretnya dalam kegelapan. Cinta yang membuatnya merasakan kebencian, kesedihan, dan kekecewaan. Akankah cinta itu dapat membuatnya bertahan atau membuatnya menjauh dan melupakan semuanya? Dan semua itu dimulai saat dirinya bertemu dengan seorang pria dengan mata indahnya yang berhasil mencuri perhatiannya dan saat itu jugalah berbagai macam hal aneh dan janggal mulai terjadi pada dirinya.

Blueside · perkotaan
Peringkat tidak cukup
389 Chs

BLANK

Verse menginjak rem pada mobil mahal itu, sehingga mobil itu tepat berhenti di depan supermarket yang Verse sangat kenali.

Tempat Yuju bekerja.

Benar. Jae ingin menemui Yuju saat ini.

Verse terkejut. "Tuan Jae... apa anda ingin membeli sesuatu? Biar saya saja yang turun."

Jae menggeleng. "Tidak perlu, biar aku saja sendiri."

Jae pun turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam supermarket. Dia dalam mobil mata Verse mengikuti arah langkah Jae yang memasuki supermarket kecil itu.

"Astaga... Tuan Jae benar-benar ingin menemui Yuju?"

Sedangkan di dalam supermarket Yuju menopang dagunya di mesin kasir dengan mata terpejam, sesekali kepala nya bergerak kesana-kemari.

Jae yang berada di hadapan Yuju diam berdiri mengamati wanita cantik itu.

"Eoh! J-jae?" ucap Bella kaget.

Jae sontak menoleh. "Ssstt..."

Bella yang mengerti maksud Jae tersenyum dan segera menyibukkan dirinya kembali, seolah-olah tidak mengetahui keberadaan Jae.

Jari telunjuknya terjulur menyentuh pucuk kepala Yuju. Jae tersenyum, ia merasa Yuju sangat lucu.

Sepertinya wanita itu tidak merasa terganggu. Akhirnya Jae mengelus surai hitam Yuju dengan lembut. Dan sepertinya berhasil.

Yuju membuka matanya perlahan, begitu pandangannya sudah tidak kabur lagi Yuju langsung berdiri tegak dan salah tingkah.

Pipinya memerah.

"A-ahh... J-jae, sejak kapan kau disini?"

"Sejak kau tertidur."

Yuju kemudian melirik Bella yang terkekeh di sudut sana sambil berusaha menutupi wajahnya di balik barang-barang supermarket.

"Bella! kenapa kau tidak memberitahukan ku!" ucap Yuju kesal.

Bella hanya terkekeh dan mengangkat bahunya. "Mana aku tahu... aku tadi sedang sibuk merapikan barang."

Yuju cemberut.

Jae tersenyum tipis. "Kau sibuk?"

"Oh... tidak, aku juga tadi sudah membaca dan membalas pesan yang kau kirimkan pada ku."

Yah... pesan yang di kirimkan oleh Jae menuliskan bahwa ia ingin kemari untuk bertemu dengan Yuju.

"Aku membacanya, kapan jam kerja mu akan selesai?" tanya Jae sambil melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan jam 18:30.

Yuju menggaruk kepalanya. "Hmm... jam kerja ku akan selesai empat jam lagi."

Jae terdiam, pria itu terlihat berpikir.

Melihat hal itu Yuju segera berkata. "S-sebaiknya kau pulang saja dulu, jika kau menunggu ku itu akan sangat lama."

Yang benar saja! tidak mungkin Yuju membiarkan CEO seperti Jae menunggunya selama empat jam.

"Aku akan menunggu mu."

"Hah?"

"Aku bilang aku akan menunggu mu," ulang Jae.

Yuju dengan cepat menggoyangkan tangannya di depan dada sebagai tanda penolakan. "T-tidak... tidak! Kau tidak boleh menunggu ku Jae. Lebih baik kau pulang saja dan istirahat."

Jae tidak menanggapi perkataan Yuju. Pria itu malah berjalan ke dalam kasir tempat Yuju berdiri dan menatap Yuju.

"Aku akan membantu mu." ucap Jae dengan singkat.

"HAH?!"

...

"Terima kasih!" ucap Yuju dengan senyuman pada pelanggan yang baru saja habis berbelanja.

Mata wanita itu tidak dapat lepas dari sosok Jae yang berada di samping Yuju. Yuju terheran-heran melihat wanita itu yang bahkan tersenyum dengan tidak jelasnya.

Benar. Baru beberapa jam saja Jae berada di sini mendadak supermarket tempat ia dan Bella bekerja menjadi ramai, yang seluruh pelanggannya adalah wanita.

Tidak salah dan heran lagi, pasti hal itu dikarenakan Jae yang berada di supermarket ini. Pria tampan yang berada di sampingnya ini yang sibuk memasukkan belanjaan wanita-wanita itu ke dalam kantong plastik putih.

Sayangnya satu pun dari wanita-wanita itu tidak menarik perhatian Jae, lihat saja pria itu hanya fokus pada kegiatannya dan memberikan tatapan datarnya. Jae hanya berdiri membantu Yuju saja tanpa mengucapkan apapun, tugas untuk mengucapkan terima kasih ia serahkan kepada Yuju, benar-benar seperti patung hidup.

Bahkan wanita-wanita itu sudah mati-matian untuk tebar pesona tapi tetap tidak berhasil menarik perhatian Jae.

Bella menyenggol lengan Yuju. "Wanita-wanita itu centil sekali," bisik Bella.

Yuju terkekeh. "Wajar saja kan, wanita mana yang tidak tertarik melihat wajah tampan Jae," balas Yuju berbisik.

Maksud ku adalah penampilan Jae yang tidak cocok sama sekali dan sangat kontras untuk seorang pria yang bekerja di supermarket ini. Seorang kasir mana yang menggunakan jas hitam mahal dengan dalam kemeja putih untuk bekerja. Dan juga wajah yang sangat sialan tampan.

Dan wanita centil yang di katakan oleh Bella menjadi pelanggan terakhir yang Yuju dan Jae layani.

Tiba-tiba saja dari arah pintu supermarket masuklah Verse dengan raut wajah yang tampak sedikit kesal.

Kaki nya kemudian berjalan kearah Jae. "Tuan Jae! aku sudah menunggu anda sedari tadi tapi anda tidak kunjung keluar juga."

Bayangkan saja ia sudah menunggu pria itu sedari tadi namun tidak kunjung menampakkan batang hidungnya. Ia sampai hampir mati kebosanan di atas mobil.

"Kau lihat apa yang sedang aku lakukan?"

Mata Verse kemudian baru menyadari bahwa Tuanya itu sedang berada di tempat kasir.

"T-tuan Jae membantu Yuju?" tanya Verse heran.

"Hmmm..." gumam Jae.

ASTAGA! Verse terkejut setengah mati. Ia tidak menyangka Jae mau membantu Yuju seperti ini. Ini sesuatu keajaiban!

Bella menatap heran Verse dan bertanya kepada Yuju. "Siapa pria itu?"

"Oh... dia Verse bodyguard Jae," jawab Yuju.

Verse kemudian tersenyum. "Hello... perkenalkan aku Verse."

Bella pun membalas ucapan ramah Verse. "Aku Bella."

"Apa kalian belum juga akan menutup supermarket ini?" celah Jae dengan menunjukkan jarum jam yang terpasang pada jam tangan miliknya.

"Ahh... aku lupa, aku dan Bella akan menutup supermarket ini. Kau dan Verse tunggulah di luar."

Jae dan Verse pun langsung melangkah keluar dari supermarket seperti apa yang dikatakan oleh Yuju.

Setelah menutup supermarket itu dan memadamkan lampunya, Yuju dan Bella pun keluar dengan tas punggung masing-masing.

"Done," ucap Yuju.

Yuju, Bella, dan Verse kemudian saling melirik satu sama lain. Sekarang apa?

Pandangan ketiganya pun sontak melihat Jae yang hanya diam saja. Merasa dirinya di perhatikan Jae pun menghela nafas.

"Aku lapar."

Kalimat singkat itu seakan memberi kode pada Verse. "A-ahh... baiklah Tuan."

"Yuju... Bella... silahkan naik ke mobil bersama Tuan Jae," lanjutnya.

Yuju dan Bella pun naik ke atas mobil dengan keduanya yang duduk di kursi belakang. Dan Jae yang duduk di depan.

Mobil Jae pun melaju meninggalkan supermarket.

...

Keempatnya kini telah duduk dengan menikmati makanan yang telah Jae pesankan dengan mereka.

Jae duduk berhadapan dengan Yuju dan Verse duduk berhadapan dengan Bella. Entah sejak kapan, tapi Verse dan Bella mulai keliatan cukup akrab mungkin karena sifat keduanya yang cukup sama.

Yuju berusaha membuka pembicaraan dengan Jae yang dari tadi hanya diam saja menikmati makanan di hadapannya.

Lain halnya dengan Verse dan Bella yang terlihat asik berbincang.

"Hmmm... bagaimana hari mu?" tanya Yuju.

"Buruk. sangat buruk," jawab Jae.

"Apa terjadi sesuatu?"

Jae meletakkan sumpit yang berada di tangannya. "Para pegawai ku tidak bekerja dengan benar. Dan itu membuat ku sangat marah."

Yuju terdiam. Ia tidak tau harus menanggapinya seperti apa.

"Kau sendiri?"

"Ahh... tidak buruk, semuanya baik-baik saja." jawab Yuju.

"Pasti sangat melelahkan," Yuju memiringkan kepalanya bingung.

"Apa?"

"Melelahkan. Pasti sangat melelahkan untuk mu bekerja di supermarket itu," ucap Jae.

Satu hal yang Jae sadari selepas dirinya membantu Yuju. Bahwa pekerjaan Yuju cukup melelahkan untuk wanita itu.

Bisa ia bayangkan bagaimana lelahnya wanita itu yang setiap hari bekerja dari pagi hingga malam seperti ini.

"Ahh... tidak juga," ujar Yuju sambil tertawa kecil.

Yuju kembali melanjutkan aktivitas makannya. Wanita itu tidak tau jika pria di hadapannya sedang memperhatikan dirinya dengan intens.

Tiba-tiba saja tangan Jae terjulur ke depan Yuju. "Ada sesuatu di bibir mu."

Jari-jari panjang itu mengusap saus yang berada di pinggir bibir merah jambu Yuju.

Otak Yuju sedang memproses apa saja yang baru terjadi, ia benar-benar blank seketika. Tanpa di perintah kedua pipinya memerah bagian kepiting rebus.

Oh... jika kalian tidak lupa di meja itu juga berada Verse dan Bella yang kini keadaannya sama kaget dan blank nya dengan Yuju.

Terlebih Verse yang sampai membuka mulutnya tidak percaya dengan apa yang Tuan nya itu baru saja lakukan.

Sedangkan sang pelaku dengan cueknya meminum segelas air yang berada di sampingnya, seperti tidak terjadi hal apa-apa.

Yuju, Bella, dan Verse ketiganya melihat Jae dengan pandangan dan ekspresi yang sama. layaknya orang bodoh.

Jae lantas menoleh melihat ketiganya. "Apa?"