"Kamu kurus sekarang," jawab Angga tanpa basa-basi lagi.
Mendengar kata itu, Berlin hanya tersenyum tanpa memberi tanggapan apapun. Dia malah bangkit dari berlututnya, karena sudah selesai mengobati Angga. Bertepatan dengan itu, Evan muncul sembari membawakan secangkir minuman cokelat untuk Berlin.
Tidak dapat disembunyikan, Evan sempat mengerutkan kening saking heran saat melihat Berlin bangkit dari berlututnya. Namun pada detik berikutnya, dia menyadari tentang apa yang baru saja dilakukan oleh gadis itu.
"Kamu kenapa, Ngga?" begitu tanya Evan, saat dia melihat lutut Angga yang telah dibalut dengan perban dan plester.
"Eh, lututku kena pinggiran meja," jawab pemuda itu apa adanya.
"Tadi Angga memanggilmu untuk minta tolong membukakan kotak P3K. Tapi karena kamu sedang sibuk di dapur, maka aku saja yang langsung membantunya." Berlin turut menambahkan penjelasan yang dibalas anggukan paham oleh Evan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com