"Emmm ... kamu ... pengin makan siang sama apa? Sebaiknya kita tentukan dari sekarang. Soalnya, ada banyak pilihan, hehe," jawab Lia.
"Berarti, mau makan siang bareng aku?" Evan bertanya demikian dengan maksud untuk memastikan kesanggupan dari si gadis.
"Kurang jelas, ya? Atau malah nggak jadi?" bukannya memberikan jawaban, Lia malah balik bertanya namun dengan nada santai bahkan senyum terlukis di bibirnya.
"Eh, bukan ... bukan seperti itu. Maksudnya, sudah beberapa kali aku ajak kamu untuk makan siang bersama dan baru sekarang ini kamu bisa," sahut Evan yang seketika membuat Lia menjadi tak enak hati.
Kini, si gadis jadi paham kalau sang pemuda memang sepertinya sudah menunggu momen tersebut. Terlihat dari raut wajahnya yang berubah menjadi lebih sumringah. Hal itu, telah membuat Lia menjadi semakin tak enak hati karena terlalu sering menolaknya.
"Maaf ya, Van."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com