Meskipun harus secara perlahan, mereka bisa juga berpindah menuju ruang yang diinginkan Evan. Dan kini si pemuda sudah berbaring di sofa ruang tengah, sementara Lia sedang berada di dapur untuk membuat teh manis hangat. Tentu sja, setelah dia sukses membantu Evan berjalan menuruni tangga agar bisa sampai ke ruangan tersebut.
Sebenarnya, Lia sangat penasaran dan ingin segera menanyakan tentang Berlin kepada Evan. Namun saat melihat kondisi sang kekasih yang masih tidak enak badan, hal itu telah membuat Lia menjadi gamang dengan keputusannya.
Akhirnya, lagi-lagi dia memendamnya lebih dahulu dan memutuskan untuk menanyakan bila waktu dan kesempatannya memungkinkan untuk membahas hal tersebut.
"Evan, diminum dulu ya," kata Lia dengan lembut yang dibalas anggukan setuju oleh Evan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com