"Wei shen me? Sebenarnya nyi oi meai?" tanya ngai yang bingung.
Kenapa dia mendadak berhenti berbicara, apakah ada yang aneh, sehingga tak berani mengatakan apa pun yang mengganjal? Ini seperti bukan kebiasaan didi yang selama ini wo zi tao, pikir ngai keheranan.
Jia Zhen menatap ke arah pintu, lalu ke jendela, seolah mencari seseorang yang mencoba mencuri dengar percakapan kami. Kalau dia khawatir, tentu saja tindakannya untuk berbicara, lalu mengecek keadaan sudah benar, supaya tak ada salah satu dari kami terkena masalah.
Tapi, setelah selesai mengecek keadaan, malahan adik bungsu ini malah tak melanjutkan perkataan yang tertunda. Ngai jadi kesal, karena sudah penasaran setengah mati! Ada apa sebenarnya, sampai dia malah menghentikan niat untuk menyampaikan informasi yang dia tahu kepada cece sendiri? Gerutu ngai dalam hati.
"Jia Zhen," panggil ngai.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com