Untung sudah selesai menelepon X, jadi tak perlu khawatir sama sekali. Ngai beruntung, karena dia termasuk laki-laki yang kooperatif, jadi tidak ada kesulitan saat menjelaskan. Semoga papa, mama, ce Ching Er, Queen Red Dragon dan susu' Lukas tidak marah, karena ngai sedikit lambat, pikir Jia Zhen.
Sebelum berdiri, tangan kanan pemuda itu mengetik pesan kepada sang papa, Hans Purnomo Wijaya, "Pa, dui bu qi ngai lama, karena ngai sit fon dulu. Ngai sudah selesai dan sebentar lagi akan memesan makanan. Kamsia."
Setelah mengirimkan pesan tersebut, ia langsung memasukkan ponsel ke dalam kantung celana, supaya tidak terjatuh. Tangan kiri mengambil dompet, lalu mengeluarkan empat lembar uang seratus dollar, yang akan digunakan untuk membeli makanan.
Ngai harus membayar kebaikan ibu tadi. Makanan yang dijual cukup terjangkau, jadi tak ada salahnya memberikan lebih. Wo bu yao hutang budi, karena memang orang berdagang itu untuk mencari keuntungan, batin pemuda cerdas tersebut.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com