"Mama, ngai boleh bertanya?" tanya Matthew seusai makan.
"Boleh, tanya lah," Cynthia menjawab.
"Mama, bagaimana bisa memimpin para leader yang terdiri dari berbagai distrik di seluruh dunia? Ngai perhatikan, mereka semua sudah cukup berumur, di atas tiga puluh, bahkan banyak yang lebih dari lima puluh atau enam puluh tahun. Bagaimana sistem ini berjalan, maksudnya bagaimana semua ini bisa mama handle?" Matthew bertanya dengan nada penasaran.
"Matthew. Nyi ingat peribahasa: di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung?" Cynthia memberi pengadaian.
Matthew mengangguk. Sebagai orang Indonesia, tentu saja pemuda itu pernah mendengar kalimat peribahasa tersebut. Cynthia memang sengaja tak mau memberi jawaban. Wanita yang memiliki rambut berwarna hitam dan mata yang indah itu sengaja memberikan peribahasa sebelum menjawab.
"Ya, Mama. Ngai masih ingat." Pemuda yang memiliki wajah seperti Lukas, sang papa, menjawab.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com