Hati Raymond Joshua Wijaya, masih terasa panas. Ia masih merasa kecewa bercampur marah, karena mendengar ucapan dari kakak perempuan. Ngai benar-benar tak habis pikir. Kenapa ada alasan seperti itu yang digunakan? Huh! Tidakkah dia tahu, kalau semua bantuan yang diberikan memang untuk kemajuan mereka berdua? batin si pemuda.
Ia menatap kedua orang tua yang tampak tertidur, Queen Red Dragon dan sang suami, begitupula kakak perempuan kedua, Ching Er. Hm, mereka semua sedang soi muk. Ini kesempatan emas! Wo yao dian hua X, supaya dia tidak mengindahkan ucapan cece yang sedang kacau. Tapi, tidak mungkin meninggalkan mereka yang masih dalam keadaan seperti ini, karena siapa yang akan memastikan, jika tidak ada orang jahat? Ngai akui, di sini memang luar biasa, karena pihak rumah sakit membedakan ruangan untuk anggota klan dan umum. Tapi, kalau papa atau mama bangun, lalu mencari di mana anak bungsu, ternyata ngai tak ada, sudah pasti akan kena marah, gumamnya dalam hati.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com