webnovel

Perlawanan Haya

Brick hanya bisa terngah-engah setelah melihat Clarissa yang diterbangkan oleh tendangan lutut si orang asing. Tidak bisa melakukan apa-apa. Brick tidak berdaya melawannya, tidak peduli serangan apa yang dia gunakan tidak berdampak apa-apa terhadap musuh.

Dia ditunjuk oleh si orang asing. Dengan dia menjadi target selanjutnya, Brick berusaha berdiri untuk melawan, tetapi apa daya dia terlalu banyak menghabiskan sihirnya yang membuatnya kelelahan.

Orang asing itu berjalan perlahan mengetahui Brick tidak bisa bergerak karena lelah. Langkah demi langkah di lewati dan jarak antara mereka yang semakin dekat.

Tiba-tiba orang asing itu melihat belati yang dilempar mengarah padanya. Dia menangkis belati itu dengan pedangnya. Awalnya dia tidak melihat orang yang melemparnya. Namun, tepat di kejauhan, dia melihat Haya yang berjalan dengan pedang di tangannya.

"Jadi kau ya, yang melempar benda ini?" tanya si orang asing.

Haya diam tidak menjawab pertanyaan si orang asing.

"Mengaku saja, aku tidak akan melukaimu." ucap orang asing itu memegang belati yang jatuh di tanah.

Dilemparnya belati yang berada di tangannya. Belati itu terlempar dengan sangat cepat mengarah langsung menuju Haya yang berada di depannya.

Haya dari awal sudah mengaktifkan [Strengthen] menangkis belati yang dilempar kepadanya. Si orang asing mendecakkan lidahnya melihat Haya yang bisa menangkis belati yang dia lempar dengan kuat.

"Kau ini merepotkan!" Si orang asing mulai menembakkan [Fireball] kepada Haya.

Haya yang melihat itu dengan cepat menghindarinya. [Fireball] muncul dalam jumlah banyak, Brick terkejut melihat banyaknya itu. Namun, semua itu tidak ada yang mengenai Haya. Tanpa basa basi Haya berlari dengan kecepatan tinggi menuju langsung ke arah pemimpin musuh. Begitu juga pemimpin musuh yang berlari menuju kepada Haya dengan niat membunuh.

Pedang mereka saling bersilang satu sama lain. Musuh menyerang Haya dari samping, tetapi Haya dapat menahannya. Haya membalas dengan tusukan yang masih dapat dihalau oleh musuh.

Mereka saling bertukar satu sama lain yang membuat Brick tercengang. Masing-masing dari mereka tidak ada yang terkena serangan, tetapi mereka juga tidak dapat mengenai satu sama lain.

Mereka membuat jarak dan mengatur napas. Tidak ada yang melepaskan fokus mereka. Haya dan musuh saling menatap satu sama lain.

"Tidak kusangka kau dapat mengimbangiku, anak kecil." ucap si orang asing.

"Kau benar-benar kuat untuk seorang musuh." balas Haya.

"Begitukah? Terima kasih atas pujianmu. Namun, sayang kau akan kuhabisi di sini sekarang juga." Pemimpin musuh berniat menghabisi Haya di sini.

Haya merasakan sihir dalam jumlah besar dari pemimpin musuh. Haya merasa orang asing itu memang berniat menghabisinya dengan serangan ini. Jumlah sihir ini tidak pernah dia lihat sebelumnya.

Dari sini dia mengetahui setidaknya kapasitas orang ini setidaknya 4 kali lipat dari yang dimiliki Brick. Haya berniat untuk menghabisinya sebelum sihir itu terbuat. Sekali lagi, Haya menyerang musuh yang masih mengumpulkan kekuatan sihir.

Dia melakukan tebasan dari atas, tetapi serangan itu dihalang oleh [Skild] yang kuat. Haya mundur untuk menjaga jarak. Haya tahu bahwa tidak baik jika sihir yang akan digunakan musuh mengenai desa. Jadi dia memilih untuk memancing musuh keluar dari desa.

Orang asing itu mengetahui niat Haya yang sebenarnya, tetapi tetap mengikutinya.

"Kau ingin menghindari korban jiwa lagi? tidak masalah, aku akan tetap mengikutimu." ucap si orang asing.

"Bagus jika kau tau itu." balas Haya.

Musuh menembakkan sihir api yang telah dikumpulkan sebelumnya.

"[Fire Tsunami]" ucap si orang asing menembakkan sihirnya kepada Haya.

Muncul gelombang api yang sangat besar. Lebih tinggi dari rumahnya dan sangat lebar. Gelombang api datang dengan cepat. Haya tidak memiliki waktu untuk menghindarinya, jadi dia bertaruh dengan menahan api itu sendiri.

Dalam gelombang api itu, Haya menahan rasa sakit akibat panas yang ditimbulkan. Walaupun dia sudah menggunakan [Strengthen], tetap saja dia merasakan sakit akibat panasnya api. Pemimpin musuh lega melihat Haya telah dihabisi olehnya.

"Benar-benar menyebalkan. Kalau saja kita bertarung lebih lama, mungkin aku akan kalah. Lagipula aku hampir kehabisan sihir." gumam si orang asing.

Terdengar suara di belakangnya. Ternyata dia melihat Haya yang kembali dengan luka akibat sihirnya. Dia terkejut melihat Haya yang selamat dari sihir yang telah dia kumpulkan dalam jumlah besar. Merasa aneh dengan cara Haya selamat, dia bertanya.

"Kau, bagaimana bisa?" tanya si orang asing.

"Seranganmu itu benar-benar menyakitkan." balas Haya.

Sebelumnya, Haya yang sedang terjebak dalam gelombang api milik pemimpin musuh menemukan sebuah ide. Sambil menahan, dia menggali tanah menggunakan pedangnya. Untungnya dia menggali tanah dengan cepat. Setelah lubang terbentuk, dia masuk dan menutupnya.

Akibatnya, dia berhasil terhindari dari serangan api yang dapat membahayakannya. Setelah gelombang api selesai, dia keluar dari lubang dengan luka yang tidak terlalu banyak.

Mereka berdua tidak berada dalam keadaan baik. Namun, bagian buruk menghampiri Haya. Haya melihat bantuan dari musuh yang tiba.

"Pemimpin, aku melihat api yang sangat besar. Kau tidak apa-apa?" tanya salah satu temannya.

"Aku baik-baik saja. Lebih baik kalian urus dia sekarang." Pemimpin musuh memerintahkan kawanannya untuk menyerang Haya.

Di sisi lain Haya yang terluka tidak dapat bertarung seperti sebelumnya. Pemimpin musuh juga diberikan ramuan untuk menyembuhkan dirinya dan menambah mananya.

Musuh mulai mengarahkan tatapan membunuh ke arah Haya. Haya mengingat dia membawa kubus yang digunakan Virelin untuk menyembuhkan dirinya. Ia lantas mengisi sihirnya ke dalam perangkat itu dan perangkat itu mulai menyembuhkannya.

Perangkat itu memang menyembuhkan lukanya, tetapi tidak dengan mananya. Namun, Haya masih memiliki mana yang cukup untuk bertarung.

"Dia sembuh?" salah satu musuh kebingungan melihat Haya yang sembuh.

"Tidak usah dipedulikan. Kita akan menyerangnya dan aku juga ikut." ucap pemimpin musuh.

"Baik." balas semua bawahannya.

Mereka semua secara bersamaan maju langsung menuju Haya. Haya yang berada di depan mereka meningkatkan kekuatan [Strengthen] miliknya sampai hampir batas maksimal. Sekarang dia sudah lebih kuat daripada sebelumnya.

Di desa, Brick yang sudah lebih baik berjalan menuju Clarissa yang terbaring di tanah. Dia menepuk pipi Clarissa dengan lembut. Harapannya agar Clarissa terbangun. Dan benar saja, Clarissa langsung terbangun.

"Kau baik-baik saja, Clarissa?" tanya Brick.

Clarissa mencoba bangun, tetapi tidak bisa karena sakit akibat tendangan yang dia terima sebelumnya.

"Tidak usah memaksakan diri. Istirahatlah dulu sebentar." ucap Brick.

"Dimana Haya?" tanya Clarissa.

"Dia sedang menghadapi seluruh musuh sendirian. Bisakah kau menunggu di sini? Aku akan membantunya." Brick membebankan semuanya kepada Haya.

"Tidak usah. Dia pasti bisa. Lebih baik kau juga tetap di sini." ucap Clarissa menyuruh Brick untuk tetap diam.

"Hah...baiklah." Brick menghela napasnya mendengar hal itu.