webnovel

Hati Yang Kedua

Hati Yang Kedu Berkisah tiga sahabat, Risma, Rido dan Ogi. Ketiganya memulai persahabatan sejak masuk Sekolah Menengah Pertama. Mereka memilih sekolah yang sama saat SMA. Namun ketika di SMA itu Risma malah menyukai Rido. Sedangkan Rido tengah berpacaran dengan Hana. Risma berusaha mengubur perasaannya pada Rido, meski sulit. Rido biasanya tak pernah lama kalau menjalin hubungan. Tapi tidak sekarang, hubungan Rido dan Hana berlanjut hingga mereka selesai SMA. Bahkan Hana dan Rido masuk di universitas yang sama dan jurusan yang sama yaitu ekonomi, begitu juga Ogi ikut masuk di universitas yang sama namun mengambil jurusan hukum. Risma yang hanya tunggal bersama ibunya terpaksa tidak bisa melanjutkan ke jenjang kuliah. Dengan alasan terbentur biaya, Rido menawarkan bantuana agar bisa kuliah, namun Risma menolak, karena saran ibunya juga. Hubungan persahabatn ketiganya berjalan baik meski jarang bertemu, terutama Rido dan Risma, Ogi masih bertemu Risma karena memang temoat tingggal keduanya yang saling berdekatan. Akhirnya Risma memutuskan bekerja, atas bantuan bapaknya Ogi, Risma di terima di sebuah perusahaan kontruksi, sebagai tenaga administrasi. Di tempat kerja itu Risma mengenal Wisnu, rekan kerjanya. Wisnu ternyata menyukai Risma, namun tidak dengan Risma, Risma masih belum bisa Move On dari Rido. Risma hanya bercerita pada Ogi tentang Wisnu. Atas saran Ogi Risma menjauhi Wisnu, namun Wisnu tetap berusaha mengejarnya. Ogi kaget kalau Risma ternyata mencintai Rido sejak SMA. Mak Lis ibunya Risma yang bercerita pada Ogi,Mak Lis meminta Ogi agar menjauhkan Rido dari Risma, karena Mak Lis tahu jika putrinya masih mencintai Rido. Ogi selalu berusaha untuk mencegah pertemuan sahabatnya itu, sampai akhirnya Risma kecelakaan, Rido yang datang bersama Hana ke Rumah sakit untuk menjenguk. Namun kedatangannya di hadang Ogi, Rido tak mengerir sikap Ogi. Ogi menjelaskan perasaan Risma pada Rido, Hana tampak tak menerima jika ternyata Risma mencintai kekasihnya itu. Rido tak peduli tentang perasaan Risma, dia hanya ingin menjenguk, namun Ogi tetap melarang. Hingga perdebatan yang berujung perkelahian keduanya terjadi di halaman parkir Rumah Sakit. Persahabatan ketiganya diambang kehancuran, Rido menyakahkan dirinya, bahkan Hana. Tanpa sepengetahuan Ogi, Rido mendatangi Risma di rumah. Namun tetap saja karena Risma tetanggaan sama Ogi, Ogi tahu ada Rido di rumah Risma. Pertemuan ketiga sahabat yang sudah lama tidak terjadi akhirnya terjadi. Fakta mengejutkan terungkap, Rido yang tengah bimbang dengan Hana menyatakan cinta pada Risma. Tentu ini kebahagiaan bagi Risma. Namun diluar dugaan semuanya, Ogi menentang hubungan keduanya, karena ternyata sejak kecil Ogi telah mencintai Risma. Ogi mampu menyimpan rapat perasaan itu, namun Ogi tak bisa membuktikan cintanya, karena dia hanya menuliskan perasaan itu di sebuah buku kecil yang dimilikinya sejak SMP. Namun buku itu hilang bersama motornya, saat motornya hilang di parkiran pasar, buku itu berada di dalam bagasi motor. Ogi selalu menyembunyikan buku itu di bagasi motor. Namun Risma menolak tetangganya itu, Risma memilih Rido, yang memang telah lama di cintainya. Og seperti menghilang meski temoat tinggak mereka saling berdekatan. Ogi seperti pergi dari kehidupan kedua sahabatnya, dia membenamkan dirinya dalam luka dalam. Dia terjebak menjadi hati yang kedu.

Bummi_Alim · perkotaan
Peringkat tidak cukup
6 Chs

AKU BISA APA

Risma menjalani semua aktivitas hidupnya dengan rasa hampa. Persahabatan dengan Rido kini mulai terasa hambar, bahkan tak jarang Risma mulai menghindar dari Rido. Hanya saja Rido seperti belum peka dengan keadaan itu.

"Ris nongkrong dulu bentaran yuk di tempat biasa" ajak Rido sesaat setelah bel pulang sekolah.

"Balik aja, bentar lagi ujian kelulusan, gue kurangin nongkrong, belajar biar lulus" tolak Risma halus.

"Wuih, ada hidayah rupanya lu" ledek Ogi.

"Gue setuju Sama sikap Risma" sela Hana.

"Yah balik deh" Ogi melenguh.

"Kalau lu mau pada nongkrong nggak apa apa, gue balik duluan" kata Risma, dibalas dengan tatapan Ogi.

"Nggak seru kalau nggak ada lu, ya udah kita balik aja, lain kali kita ke sana" jawab Rido.

Ogi menaiki sepeda motor yang baru dua hari ini dia gunakan sekolah sebagai ganti motornya yang hilang di pasar beberapa hari yang lalu. Akhirnya Ogi yang membonceng Risma berpisah dengan Rido yang berboncengan dengan Hana. Rido mendahului Ogi, sehingga membuat Risma melihat dengan jelas kemesraan keduanya saat berboncengan. Tanpa disadarinya sudut matanya seperti berembun, dan perlahan mengalir di kedua pipinya. Tangisan itu diketahui Ogi dari suara napas nya.

"Woy napa lu Ris kok nangis?" Ogi menoleh sekilas ke arah Risma yang duduk di boncengannya.

"Eh, anu Gi, gue kelilipan" elak Risma sambil menggosok kedua matanya dengan punggung tangan.

"Kirain lu nangis" kata Ogi. Risma hanya terdiam hingga keduanya tiba di halaman rumah. Risma turun dan bergegas menuju rumahnya.

Didalam kamar Risma menumpahkan kesedihannya, batinnya sakit setiap melihat kedekatan Rido dan Hana.

'Ya Allah sampai kapan akan seperti ini, apakah sedalam ini cinta aku Sama Rido. Aku Bisa Apa, sangat berat rasa ini kalau terus kayak gini ya Allah' gumam Risma disela tangisnya. Hingga sore hari Risma hanya mengurung diri di dalam kamar, Mak Lis yang melihat keadaan anak gadisnya itu merasa sedih.

"Ris, Risma, keluar sebentar nak" Mak Lis memanggil sambil mengetuk pintu kamar.

"Iya mak, masuk aja nggak di kunci" jawab Risma tanpa beranjak dari tempat tidurnya. Mak Lis membuka pintu dan duduk di bibir tempat tidur.

"Kenapa kamu nak, apa kamu sakit?" tanya Mak Lis sambil menempelkan telapak tangannya di kening Risma. Risma hanya menggeleng pelan. "Terus kamu ada apa di kamar aja, yuk keluar, kamu belum makan kan?" cecar Mak Lis. Risma bangkit dan duduk menghadap ibunya itu, perlahan air matanya mengalir kembali.

"Istighfar nak, Mak juga pernah muda, pernah jatuh cinta, tapi tidak seperti ini. Kalau jodoh nggak mungkin kemana. Berdoalah yang terbaik buat kamu, sebentar lagi kamu ujian dan lulus, konsen pikirin itu jangan terlalu mikirin cinta, Mak nggak mau kamu makin tersiksa seperti ini" panjang lebar Mak Lis menasehati putrinya itu.

"Risma kenapa bisa seperti ini ya Mak" tanya Risma menahan perih.

"Sabar nak, semua akan ada hikmah dari kejadian ini, kita serahkan pada Allah, kita hanya manusia biasa" lirih Mak Lis.

Mak Lis memeluk putri semata wayangnya itu. Memapahnya untuk keluar dari kamar tersebut. Risma hanya bisa menurutnya, keduanya duduk di meja makan. Mak Lis membujuk agar Risma mau makan.

"Makan lah sedikit, nanti sakit" kata Mak Lis. Risma mengambil nasi dan lauk, meski malas dia perlahan menyuapkan makanan itu ke dalam mulutnya.

"Assalamualaikum" terdengar suara Ogi mengucap salam.

"Waalaikumsalam, sini GI makan, bareng tuh Samma Hana " jawab Mak Lis, yang hanya di balas anggukan Ogi, yang menghampiri keduanya dan turut duduk di kursi meja makan itu.

"Nih piringnya" kata Mak Lis sambil menyodorkan piring ke arah Ogi.

"Makasih mak, Ogi udah makan" kata Ogi. "Lu sakit Ris?" Ogi menatap Risma.

"Enggak, gue bangun tidur" jawab Risma.

Ogi menghela napas panjang, seperti mengetahui situasi hati sahabatnya itu. Mak Lis membereskan bekas makan lalu merapikannya dibelakang, Igi dan Risma masih berada di meja makan.

"Lu tumben diem aja, nggak jelalatan kaya biasa, ada apa sebenernya, kalau ada yang lu pikirin, cerita sama gue" Ogi bicara serius.

"Nggak apa apa Gi, cuma akhir akhir ini gue kaya males aja. Gue kepikiran ujian, abis ujian mau gimana?" jawab Risma beralasan, padahal sebenarnya bukan itu yang dipikirkannya.

"Dipikirin harus toh kita kan mau nilai bagus, tapi biasa aja, santuy aja" Ogi tersenyum, dibalas Risma juga dengan senyuman meski tampak dipaksakan. Lantas keduanya kembali bergurau seperti biasa, Ogi nampaknya mampu mencairkan hati Risma. Kedua sahabat dari kecil ini memang terbiasa untuk berbagi suka dan duka.

"Terus Lu mau kuliah di mana?" tanya Risma.

"Yang penting masuk Fakultas Hukum" jawab Ogi mantap.

"Bagus kalau gitu, gue mau kerja biar bisa cari duit buat bantu Mak" kata Risma.

"Kirain mau kawin" Ogi tertawa lepas.

"Enak aja lu, kawin sama kambing" Jawab Risma asal.

"Ya pacaran Ama orang biar kawin sama orang, tapi kalau maunya ama kambing ya gue cuma bisa berdoa" Ogi tertawa lagi. Risma hanya memonyongkan bibirnya ke arah Ogi.

"Gue mandi dulu" Risma berdiri dan melangkah menuju kamar mandi.

"Gue balik dulu ya" kata Ogi sambil keluar dari rumah yang sudah dianggapnya seperti rumah sendiri.

Mak Lis yang mendengar obrolan Risma dan Ogi merasakan sedikit perih, saat Risma berniat bekerja untuk membantunya. Dalam hatinya berharap Risma juga kuliah dan meraih gelar sarjana, namun kondisi ekonomi membuatnya mengurungkan harapan itu. Dia hanya bisa berdoa semoga anak gadisnya itu menemukan nasib lebih baik dari sekarang.

"Mak, kenapa bengong" tanya Risma yang baru keluar dari kamar mandi.

"Nggak apa apa, Mak cuma mikirin kamu" jawab Mak Lis.

"Kenapa Risma?" tanya Risma sambil duduk di depan perempuan itu.

"Mak nggak bakalan bisa biayain kamu kuliah nak" tiba tiba mata Mak Lis berkaca kaca.

"Mak, jangan nangis, Risma nggak minta kuliah, Risma tahu kondisi kita. Tapi Risma nggak mikirin kuliah, Risma mau cepetan lulus, mau kerja biar dapat uang buat bantu Mak" jawab Risma sambil memeluk wanita paruh baya itu.

"Iya nak, terima kasih kalau kamu mengerti kondisi kita" jawab Mak Lis sambil terisak.

"Mak nggak usah khawatir masalah Kuliah, Risma tahu apa yang harus Risma jalanin" Risma meyakinkan sambil tersenyum. Keduanya saling memeluk erat. Dalam hati Risma bertekad untuk membahagiakan sang ibu. Tak ingin lagi bermimpi terlalu tinggi, karena dirinya merasa bisa apa, semua telah digariskan sang pencipta. Risma hanya berharap, dapat melupakan Ridoserta segera lulus dan mendapatkan pekerjaan.