webnovel

Episode 3: Kebohongan Kecil

Maghrib sudah hampir di depan mata, Rudi masih saja bersenggama dengan Yani untuk kesekian kalinya. Yani sendiri sudah tidak sanggup untuk melayani nafsu Rudi yang tidak ada hentinya untuk membara.

"Ahhh...ahh.."

Rudi mengerang dan berejakulasi di dalam rahim Yani, aroma tubuh mereka sudah tidak sedap untuk di cium. Rudi tersenyum dan hendak tidur karena sudah kelelahan.

"Mas?" tegur Yani.

"Apa sih?" balik tanya Rudi.

"Bentar lagi mas Iwan pulang, sebaiknya kamu cepat pergi." ujar Yani sembari memakai kerudung serta pakaian yang tercecer di lantai.

Tapi alangkah kagetnya Yani ketika dari arah luar terdengar suara orang memanggil namanya.

"Mbak Yani?" teriak Laras.

Yani jelas panik tak kala mendengar suara Laras yang memanggil namanya.

"I..Iya mbak Laras, tunggu sebentar." jawab Yani.

Pintu di buka dan terlihat Laras sudah cantik dengan jilbab yang selalu dia pakai, sementara Yani belum mandi karena baru selesai berhubungan badan dengan Rudi yang merupakan suami dari Laras.

"Ada apa mbak Laras?" tanya Yani.

"Mbak Yani lihat mas Rudi gak, soalnya dari tadi siang dia belum pulang?" ujar Laras.

"Mas Rudi?" tanya Yani.

Yani masih bungkam akan pertanyaan dari Laras, wajah polos Yani memang sulit untuk menyembunyikan kebohongan yang sedang dia lakukan.

"Sa...saya gak lihat kok mbak, daritadi saya sendiri di rumah. Ini saya mau ke air, tadi ketiduran terus belum mandi juga." jawab Yani

"Oh, ya sudah kalau begitu. Saya permisi dulu ya." ujar Laras.

Usai Laras pergi Yani segera menuju kamar dan Rudi sudah mendengkur keras, Yani emosi akan kelakuan Rudi yang seenaknya. Belum lagi Iwan sebentar lagi akan pulang.

"Plakk"

Yani menampar pipi kanan Rudi, hal itu menyebabkan Rudi terbangun dan melihat wajah cantik Yani. Ketika sudah sadar sepenuhnya dengan rakus Rudi mencium bibir Yani. Yani langsung mendorong tubuh Rudi yang kembali bernafsu.

"Kita akan melakukannya lagi." ujar Rudi.

Rudi kemudian berdiri dan memakai seluruh pakaiannya, tercium aroma tak sedap bukan hanya dari ketiaknya, akan tetapi pakaian Rudi yang merupakan kuli panggul di pasar.

Lantas dengan hati-hati Rudi keluar dari rumah Yani dan pergi menuju kontrakan miliknya, sementara itu Yani segera ke kamar mandi karena badannya sudah lengkap akan keringat persetubuhan.

Sebelum Yani ke kamar mandi, terlebih dahulu dia masuk ke WC yang ada di samping kamar mandi untuk membersihkan kelaminnya yang sudah di sembur banyak air mani Rudi.

Tiba-tiba terdengar suara siulan dari arah kamar mandi, rupanya ada Bagas yang sedang mandi, Yani sedikit tenang karena ada orang di Maghrib itu.

"Siul lagu apa sih mas?" tanya Yani.

"Mbak Yani? Isi waktu pas mandi saja daripada aktivitas yang lain." jawab Rudi.

"Aktivitas apa sih mas?" tanya Yani.

Bagas tidak tahu kalau Yani adalah pengantin baru, dia belum terlalu mengerti tentang hubungan badan yang seharusnya. Apa yang di lakukan oleh Rudi menurutnya bukan sebuah pemerkosaan, karena dia tidak tahu apa yang sebenernya terjadi.

"Masa sudah menikah gak tahu di sih mbak?" goda Bagas.

"Ah mas Bagas, saya baru juga menikah mana tahu soal gituan." jawab Yani.

Jawaban Yani membuat Bagas heran, kalau belum tahu soal hubungan intim. kenapa Yani bisa mendesah menikmati hubungan badan yang dia lakukan tadi sore dengan Iwan pikir Bagas.

"Mas Bagas pulang jam berapa?" tanya Yani.

"Tadi jam 4 sore, karena hujan jadi agak telat pulangnya. Oh iya mbak, mas Iwan gagah juga sampai jam segini baru selesai." ujar Bagas.

Yani bagai tersambar petir, selama 2 jam Bagas mendengarkan desahannya bersama Rudi. Andai tahu kalau itu bukan Iwan, mungkin Bagas akan berpikir lain.

Terdengar suara pintu kamar mandi di buka, rupanya Bagas sudah selesai mandi. Matanya terlihat kaget melihat apa yang ada di depannya.

"Malam mas Bagas." sapa Iwan.

Seketika itu Bagas tahu kalau Yani sudah berselingkuh dengan lelaki lain, ingin rasanya dia melabrak Yani yang hendak masuk untuk mandi melalui pintu samping kamar mandi. Tapi dia urungkan niatnya, dia lebih memilih untuk menanyakannya esok hari kepada Yani seorang saja.

----

Terlihat tatapan tajam dari mata Laras terhadap Rudi yang sedang duduk di ruang tengah.

"Kamu darimana mas?" tanya Laras.

"Aku sudah jajan yang enak, bahkan lebih enak dari kamu." jawab Rudi.

"Memang barang kamu itu cocok untuk wanita murahan." tegas Laras.

Rudi menampar Laras dengan kasar, bau alkohol masih tercium dari mulutnya.

"Asal kamu tahu saja kalau wanita ini tidak murahan, kali ini aku menikmati barang bagus." ujar Rudi dengan wajah licik.

"Hanya wanita bodoh saja yang mau tidur dengan kamu, apa wanita itu tidak muntah mencium bau badan kamu!" bentak Laras.

Rudi kembali menampar pipi kiri Laras sampai mengeluarkan darah, ini adalah yang diinginkan oleh Laras. Dia sudah tidak tahan untuk hidup bersama lagi dengan Rudi, kali ini dia sudah bertekad untuk berpisah dengan Rudi.

Pagi-pagi sekali Laras sudah berjemur di bawah sinar matahari, terlihat Yani menghampirinya karena memang Laras jarang keluar rumah.

Yani begitu kaget ketika melihat adanya luka-luka di sekitar wajah Laras, hal itu membuat Yani iba dan tidak menyangka kalau Rudi bisa sekasar itu terhadap seorang perempuan.

"Ini perbuatan mas Rudi, mbak?" tanya Yani.

Laras menganggukkan kepalanya dan terlihat adanya tetesan air mata, Yani bergidik kalau melihat luka yang dialami oleh Laras karena bisa saja dia juga mengalami hal yang sama.

"Sekarang mas Rudi kemana?" tanya Yani.

"Dia sudah pergi ke pasar dari pagi juga, tidak mandi dan tidak sarapan. Aku sudah gak tahan." ujar Laras.

Sebenarnya Yani tidak tega akan apa terjadi dengan Laras, tapi dia tidak mungkin menceritakan kalau dirinya sudah ditiduri oleh Rudi bahkan mungkin bisa dibilang ikut menikmatinya.

Sampai terlihat Bagas keluar rumah dan melihat Yani dan Laras ada di teras depan rumah Laras, ada senyuman kecil ketika dirinya melihat paras Yani yang sudah dia ketahui kalau dirinya sudah berselingkuh.

Bersambung