"Bagaimana kondisi Anda di sana?" tanya Ardha Candra.
Surya Admaja menelan ludah. "B—baik, aku baik-baik saja."
"Anda yakin?"
"Sudahlah, lupakan tentang aku," kata Surya Admaja namun tatapannya tertuju ke sudut lain. "Bagaimana kalau kau mulai pencarian sarang para iblis itu dengan mencari keberadaan Dokter Arya terlebih dahulu?"
"Dokter Arya?" ulang Ardha Candra dengan kening mengernyit.
Bukan tentang dokter tersebut yang membuat Ardha Candra mengernyitkan keningnya, namun pada sikap Surya Admaja yang jelas terdengar sangat gugup di sambungan komunikasi telepon mereka itu.
Ya, gugup.
Apakah Pak Surya sudah semakin berubah? Pikir Ardha Candra. Jika memang demikian, dia pasti semakin ketakutan, wajar bila dia menjadi lebih gugup. Mungkin pula setelah itu pikirannya bukan lagi pikiran manusia sebagaimana yang ia takutkan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com