"Yaah, kurasa kau benar," kata Surya Admaja. "Kau memang anggotaku yang cerdas."
"Anda terlalu memuji, Pak."
Sang komandan terkekeh. "Pergilah."
Clara Dimitrova pun bangkit dari kursinya dan kemudian beranjak meninggalkan ruangan kerja sang komandan.
Surya Admaja tersenyum memandangi bokong padat itu berlalu, dan sesungguhnya, sedari mereka bicara tadi, pria 45 tahun itu sudah menahan-nahan ereksinya sendiri.
Tidak, bukan dikarenakan luka yang menyebabkan libidonya naik lebih tinggi itu, melainkan bahwa sesungguhnya, Surya Admaja mengingat dengan jelas apa yang ia lakukan terhadap Clara semalam.
Kejadian malam tadi di mana Clara memapahnya ke kamar tidur. Meskipun dalam kondisi yang setengah sadar, meskipun di dalam kepalanya Surya Admaja menyangka gadis itu adalah mendiang istrinya, namun sedikit kesadaran juga hadir di sana malam itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com